抖阴社区

Part 1

4K 192 2
                                        

Na Jaemin, lelaki manis nyerempet cantik yang kini duduk di bangku kelas akhir senior high school sudah menjadi incaran para lelaki dominan sejak dirinya pindah ke Seoul enam tahun yang lalu– tepatnya sejak ia memasuki junior high school. Tidak hanya membuat para lelaki dominan tergila-gila, nyatanya lelaki itu juga membuat para wanita iri akan kecantikan dan keimutan yang dimiliki lelaki Na. Namun sayangnya, si empunya tidak mengakui hal tersebut dan membenarkan perkataan kedua orang tuanya yang mengatakan jika dirinya manly.

Dari sekian banyaknya lelaki yang bersaing memperebutkan Na Jaemin, dua lelaki yang terkenal menjadi rival pun ikut bersaing– bahkan secara jantan. Maksudnya, mereka sering baku hantam saat membahas pasal Na Jaemin.

Seperti saat ini, kedua lelaki dominan tengah menjadi tontonan gratis para siswa/i yang berkumpul di pinggir lapangan. Saling memukul dan menendang hanya karena berebut tempat kosong di samping lelaki Na yang sialnya tersisa satu tempat. Sementara Jaemin hanya acuh akan keduanya dan memilih menghabiskan makan siangnya bersama teman-temannya yang memandang dirinya dengan helaan napas pasrah.

"Na, apa lu gak ada niatan buat ngelerai mereka?"

Jaemin mendongak, menatap salah temannya yang sering dipanggil pacarnya dengan sebutan 'beruang madu/ bear'. "Untuk apa? Aku sudah jengah, Chanie. Ini hampir tiga tahun dan mereka tidak mau berhenti sama sekali!"

"Jaemin, apa lu gak punya rasa sedikit pun sama mereka? Maksud gue, salah satu dari mereka gitu. Mereka udah sering nembak lu, apalagi ngasih banyak cokelat dan bunga pas Valentine." celetuk sosok di sebelah Haechan.

"Mark hyung, aku masih menyukai gadis ber-melon, oke?" tekan Jaemin yang seketika membuat Haechan membelalakkan matanya.

"Tunggu! Diajarin siapa lu bisa nyebut 'gadis ber-melon', Na?" tanyanya yang mendapat acungan jari mengarah ke Mark Lee.

"Anying! Lu ajarin apa aja Nana, hah? Dasar mesum!"

"Aw,, aw,, ampun, beruang madu." Mark meringis merasakan cubitan sang pacar yang tidak jauh dari kata 'sangat menyakitkan'. Ia lantas mengusap-usap lengannya yang seketika memerah setelah di cubit tanpa ampun itu.

"Awas aja lu ngajari Nana gue aneh-aneh lagi." ancamnya pada Mark yang hanya bisa menelan saliva-nya gugup.

"Chanie~ sudah. Kasihan Mark hyung. Nanti kalau semakin kurus tinggal tulang saja bagaimana?" Jaemin mempoutkan bibirnya.

"Jaemin, sadarlah kalo elu itu lebih tipis dari selembar kertas. Jadi, makan yang banyak biar berisi kayak gue." ujar Haechan dengan bangganya.

"Tapi, kata Mark hyung kau itu semok, bukan berisi." celetuk Jaemin dengan tangan yang mengetuk-ngetuk dagunya, mencoba mengingat. Sementara itu, si bule Kanada menelan saliva-nya susah payah dan memberikan Haechan senyuman manisnya saat tangan si pacar hendak melayang lagi. Namun dengan cepat ia berlari keluar dari kantin dan terdengarlah teriakan menggelegar dari Lee Haechan.

"MARK LEE! AWAS AJA LU YA!"

.•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•.

"Na, mau pulang bareng gak?"

Kening Jaemin mengernyit, "Biasanya kau pulang dengan Mark hyung, Chanie. Ada apa?" tanya Jaemin, yang rupanya melupakan kejadian di kantin siang tadi.

Dengusan kasar terdengar dari Haechan. "Biarin aja dia. Dasar nyebelin! Bisa-bisanya si bule itu ngajari elu yang enggak-enggak." gerutunya.

Jaemin terkekeh, lalu ekor matanya tak sengaja menangkap siluet sosok yang tengah di bicarakan sedang berlari sembari menunjuk-nunjuk Haechan. Ia pun menggeleng sembari berkata tanpa suara "Chanie kesal padamu" yang bisa Mark pahami karena jarak yang semakin dekat.

[2] My First And Last || Nominren ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang