Sudah seminggu berlalu sejak Jaemin dinyatakan menerima dua oknum yang sama-sama tidak mau mengalah dan sempat memiliki status orang asing. Ketiganya hidup damai dan tentram, dari sudut pandang Jaemin yang tidak pernah melihat adanya perkelahian lagi.
Semua aktivitas pun berjalan normal; seperti Renjun yang bekerja pada sebuah rumah sakit dengan mengambil dokter umum serta psikiater, juga Jeno yang sudah bekerja di perusahaan sebagai CEO.
Awalnya, Renjun dan Jaemin terkejut saat Jeno mengatakan jika perusahaan di Perancis ini miliknya seutuhnya. Karena pasalnya, Jeno pernah berkata kepada mereka bahwa ia mendapatkan salah satu anak cabang perusahaan dari orang tuanya setelah ia lulus dalam semua ujian yang diberikan kedua orang tuanya kala itu. Namun nyatanya, perusahaan itu benar-benar milik Jeno dan dengan di atas namakan 'Lee Jeno' sebagai pemimpin sekaligus pendiri.
Lalu untuk Jaemin sendiri, ia sudah pernah mengungkapkan keinginannya pada dua kekasihnya, tetapi masih belum ada konfirmasi sampai saat ini; terhitung sudah tiga hari lamanya.
/Ceklek/
Pintu terbuka, dan Jaemin langsung sigap berdiri dari sofa. Ia hendak menghampiri kekasih-kekasihnya, tetapi langkahnya terhenti di tengah jalan saat dilihatnya sosok lain berdiri di antara keduanya.
Ia menatap mereka dengan pandangan bingung. Jelas saja, selama ini Renjun maupun Jeno tidak pernah membawa orang lain untuk menginjakkan kaki di mansion ini, dan ini untuk pertama kalinya. Jadi Jaemin berpikir, siapa wanita ini sehingga bisa menyambah tanah di sini dengan kedua pacarnya?
Orang penting 'kah? Atau—
"Nana, kenalin ini Taeyeon." kata Jeno dengan menunjuk wanita di sampingnya; dan sepertinya Jeno agak kesal, terdengar dari nada bicaranya.
"Dia yang bakal bantu kamu buat jadi model. Dia juga dari Korea, jadi bisa gampang komunikasinya ntar." jelas Renjun dengan dehaman di awal.
Di sana Jaemin terdiam, tengah mencerna apa yang dikatakan Renjun juga Jeno barusan. Oke, sepertinya ia paham sekarang. Jadi kesimpulannya, mereka setuju kalau dirinya menjadi model? Dan langsung mencarikannya seorang guru?
Jaemin yang awalnya bermuka masam kini langsung tersenyum lebar menatap ketiganya. Ia dengan semangat mengangguk seperti anak kecil yang ditawari lolipop.
"Ugh... Lucunya... Aku jadi ingin punya anak sepertimu!" Taeyeon memekik gemas dengan tangan yang mencubit pipi berisi Jaemin. Ah, ia sudah menahan diri sedari tadi karena ia harus terlihat berwibawa di hadapan anak didiknya kelak. Tapi lihatlah sekarang, hanya dengan anggukan semangat dari Jaemin saja sudah bisa melunturkan wibawanya. Ugh!
"Ya! Jauhin tangan lu dari Nana, mak lampir!" Jeno hendak maju memisahkan Taeyeon dari Jaemin, namun Jaemin sudah dibawa menjauh darinya oleh si wanita yang ia bawa tadi.
"Taeyeon Hwang!" alhasil Jeno berteriak kencang hingga membuat Renjun yang berada di sampingnya menutup telinga.
"Margaku masih Kim, bodoh!" Taeyeon berkacak pinggang menatap Jeno dengan perasaan dongkol. Hei, apa-apaan itu mengganti marganya sembarangan! Ia masih lajang, tahu!
Kini Jeno ikut-ikutan berkacak pinggang dan menatap Taeyeon menantang. "Ohh.. Jadi Tiffany bukan tunangan lu ya? Hmm apa gue yang salah terima informasi ya? Coba pastiin dulu lah, kan ada nomernya." katanya dengan alis naik turun menggoda.
"Ya! Kau!"
"Hello? What's wrong, Jeno?"
Taeyeon melotot mendengar suara seseorang yang dikenalnya. Ia menatap Jeno dengan delikan mata tajam. Ada beribu pertanyaan di dalam otaknya sekarang; seperti bagaimana Jeno bisa mendapatkan nomor—

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My First And Last || Nominren ?
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan Na Jaemin sebelum dan sesudah musibah itu datang. Serta awal bertemunya Nominren dengan sosok gadis bernama Park Chaeyoung, yang mana kemudian mengubah hidup mereka.....