抖阴社区

TIGA PULUH DUA

601 119 412
                                        

Dira saat ini duduk di bangku taman belakang sekolah di temani Carla dan Elly.

"Ngapain sih kita di sini? Enak di perpustakaan tau," protes Elly.

Dira hanya meneguk minumannya sambil mendengarkan sahabatnya protes.

"Kita jarang bahkan ga pernah istirahat ke sini," balas Carla.

Dira menggelengkan kepalanya. "Udah ga usah ribut," tukasnya.

"Tau tuh Elly," ketus Carla.

Elly memutar bola matanya malas.

"Marah nih?" tanya Dira menyenggol lengan Elly.

Elly tak menghiraukan pertanyaan sahabatnya. Ia memilih meminum milkshake nya. Melihat hal itu, Dira dan Carla segera menghampiri Elly dan memeluknya.

"Jangan marah dong," ucap Dira.

"Kenapa sih ga mau di sini? Padahal sejuk tau," timpal Carla.

Elly langsung merangkul lengan kedua sahabatnya. Ia mulai menceritakan kejadian sepuluh tahun lalu, siswa kelas XI IPA 3 yang di risak oleh teman sekelasnya.

Siswa ini siswa terpintar di kelasnya. Ia juga pendiam dan dari keluarga yang berada. Tetapi, nasibnya tak berujung baik. Ia melakukan gantung diri di pohon besar taman belakang sekolah.

Karena pohon ini membuat banyak siswa SMA Permata Elang mengenang kejadian seram itu, tukang kebun akhirnya memotongnya.

Dira dan Carla menghela napasnya dengan kasar. Keduanya kembali duduk.

"Itu kan cuma mitos Ly," papar Dira yang sedari tadi serius mendengarkan Elly bercerita.

"Tau tuh, bikin gue merinding aja," timpal Carla lalu kembali memakan snack nya.

Elly menepuk pundak keduanya sahabatnya. "Kata pak Tamrin beneran itu," elaknya.

Dira tersenyum kecut mendengar penuturan Elly.

Ia menepuk-nepuk kepala Elly. "Jangan percaya sama pak Tamrin oke, itu cuma mitos."

"Beneran?" tanya Elly yang tidak percaya.

Carla menepuk jidatnya. "Zaman gini lo masih percaya sama cerita kayak gitu? Parah."

Elly hanya menggaruk tengkuknya.

Ketiganya beranjak dari tempat duduknya dan memutuskan untuk kembali ke kelas. Tetapi baru beberapa langkah, ketiganya menghentikan langkahnya karena seseorang memanggil nama Dira.

Setelah Veo melihat Dira menyuruh kedua sahabatnya untuk kembali ke kelas, ia segera menyuruh Dira untuk mengikutinya.

"Ada apa lagi sih?" tanya Dira menatap punggung pemuda itu.

Veo menoleh ke belakang. "Ikutin gue," suruhnya.

Keduanya saat ini berada di gudang belakang sekolah.

Veo menatap Dira yang juga menatapnya. Sudut bibir Veo terangkat melihat gadis itu bersendekap dengan angkuhnya.

Veo berjalan mendekat. "Lo liat kita waktu itu?" tanyanya langsung ke inti.

Dira menyeringai. Ia memang sudah tau jika hal ini akan terjadi. Karena waktu itu, salah satu dari AlkalinZe menatap ke arahnya.

"Kalo iya kenapa dan kalo ngga kenapa?" tanya Dira santai.

"Bener ternyata."

Dira berjalan memutari Veo dengan tangan yang masih bersendekap. "Bukannya bagus ya cowo kaya lo jadi anak motor."

Secret & Truth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang