Veo yang melihat hal itu langsung mencekal pergelangan tangan Dira lalu ia dorong ke dinding di depannya.
"Arrrgh."
Veo tersenyum tipis. "Bagus kalo lo udah tau."
Dira menahan sakit di pergelangan tangan kanannya yang di cekal ke dinding oleh Veo.
"Kenapa? Lo takut kalo gue laporin ke Kepsek?" tanya Dira dengan menatap tajam Veo.
"Ga sama sekali!" jawab Veo menatap lekat Dira dengan sorot mata yang tajam dan penuh kebencian.
"Jadi gini ya sifat asli Galveo Yohan, putra direktur sekolah SMA Permata Elang," ucap Dira penuh penekanan.
Veo semakin mengeratkan cekalannya. Ini membuat Dira meringis menahan sakit.
Melihat Dira menahan sakit, Veo segera melepaskan cekalan tangannya. Ia tidak menyangka bahwa Veo akan bertindak kasar kepadanya.
"Siapa ketuanya? Lo?" tanya Dira penasaran.
Veo hanya diam tak menjawab.
"Kenapa lo dan kedua sahabat lo gabung AlkalinZe?"
Veo tetap diam memperhatikan Dira berbicara.
"Gimana kalo papa lo tau?" tanya Dira lagi menatap Veo.
Veo menatap tajam Dira. "Gue ketua AlkalinZe kita pengen mengungkap siapa pembunuh Bondan sebenernya. Dan satu lagi, gue ga peduli walaupun papa tau ntar," paparnya.
Dira hanya melongo mendengar penuturan Veo. Ia tidak menyangka bahwa cowo terpintar, famous dan sedingin Veo bergabung dengan AlkalinZe, menjadi ketuanya lagi.
"Satu lagi, kalo lo pikir Arlan itu ngerokok, false. Karena gue ga ngebolehin anggota gue ngerokok sama sekali," tukas Veo.
Dira hanya diam mendengar penjelasan Veo. Jadi yang ia pikirkan bahwa Arlan merokok itu tidak benar.
"Gue pengen lo bantu kita," ucap Veo memohon.
Veo bisa melihat raut wajah Dira yang tampak kebingungan. Raut wajahnya juga berubah serius, tidak seperti sebelumnya yang di penuhi amarah.
Veo memegang kedua pundak Dira. Ia menatap Dira lekat-lekat. "Bantu gue nemuin pembunuh Bondan."
Setelah mengucapkan hal itu, Veo meninggalkan Dira yang masih berusaha mencerna semua perkataan Veo.
Leo keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju ruang tengah. Ia juga melihat Dira duduk disana dengan novel di tangannya.
Ia melihat Dira fokus ke buku yang di bacanya. Leo mengambil remot di atas meja dan menyalakan tv dengan volume sedang.
Menurutnya tidak ada siaran yang menarik. Jadi ia hanya asal menekan angka-angka di remot itu."Ibu kemana?"
"Di kamar," jawab Dira lalu beranjak dari duduknya menuju kamar.
BRAKK
Leo terkejut saat Dira menutup pintunya dengan keras. Ia juga melihat Dira semenjak pulang sekolah tadi siang berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari berbicara dengannya.
Sungguh bosan ia berdiam diri seperti ini. Dalam hitungan detik, Leo mematikan tv dan berjalan masuk ke dalam kamarnya, berganti baju dan memakai sepatunya.
Leo keluar dari kamarnya, tak lupa ia mengunci pintunya.
"Mau kemana, nak?" tanya Mirah yang baru keluar kamar melihat Leo di ambang pintu depan.
"Ke rumah Jake," jawabnya lalu keluar dan melajukan motornya.
Mirah sangat mengenal Jake dengan baik. Bagaimana tidak, Jake merupakan sahabat putranya dari TK. Bedanya, Jake anak orang yang berada. Sedangkan Leo terlahir dari keluarga yang sederhana.
Mirah duduk di sofa ruang tengah dan menyalakan tv.
"Mau di bikinin teh bu?" tanya Dira yang tiba-tiba duduk di samping Mirah.
Mirah terkejut lalu tersenyum. "Ngga ganggu kamu belajar?" tanyanya.
Dira menggeleng. Ia berjalan menuju dapur. Selang beberapa detik, Dira kembali ke ruang tengah dengan membawa secangkir teh kepada ibunya.
Dira meletakkan di atas meja lalu duduk di samping ibunya.
"Makasih ya, nak."
Dira tersenyum. "Sama-sama bu."
Dira tampak berpikir sambil melihat ibunya menyeduh teh.
Mirah menoleh ke Dira. "Kenapa liatin ibu kayak gitu?" tanyanya.
Dira menatap teduh ibunya. "Ibu sehat-sehat terus ya. Dira seneng bisa liat ibu senyum lagi seperti tanpa beban apapun."
Mirah tersenyum lalu memeluk Dira erat. Ia mencium puncak kepala putrinya.
"Ibu akan sehat terus selama Dira ada di sisi ibu. Makasih ya, nak," ucap Mirah menahan tangisnya.
🗝️

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret & Truth [END]
Teen FictionSebuah rahasia akan terungkap oleh kebenaran yang sesungguhnya. Tidak mungkin rahasia akan terkubur selamanya. Baik buruknya rahasia, senang sedihnya rahasia akan terbongkar di kemudian hari. Cerita ini bukanlah tentang kisah cinta yang menyedihkan...
TIGA PULUH DUA
Mulai dari awal