抖阴社区

53.

847 31 37
                                        

Jam berapa waktu kalian baca part ini?

Sebelum baca part ini pencet ⭐ (vote) yang ada di pojok kiri bawah sana dulu bisa? 👀

Komen kalau ada typo! 🙈

Happy reading guys 👀

♣♣♣

Brak!

Tubuh Daffa di lempar begitu saja ke arah kasur dengan sangat keras oleh si pria berkepala botak tersebut.

“Kurang ajar!” Desis Daffa pelan seraya menahan rasa sakit di lengan kanannya.

“Awas lo kalau sampai berani kabur lagi! Gue gak bakal segan-segan untuk ngebunuh lo!”

“Bos-bos, tapi kata bos besar kita gak boleh ngebunuh dia kan bos?” Kata Toto dengan raut wajah ketakutan.

“Halah bacot lo!” Pria berkepala botak itu memukul kepala Toto dengan cukup keras, “Otak lo kemana hah?! Bisa-bisanya lo di tipu sama dia!”

“ya ma-maap bos! Tenaga dia ternyata lebih kuat daripada dugaan kita bos.” Jawab Toto seraya menundukkan kepalanya.

“Gue gak bisa bayangin kalau dia sampai berhasil kabur dari sini.” Ucap pria berkepala botak itu seraya menatap Daffa tajam.

“E-emangnya kenapa bos?” Tanya Toto.

Pria berkepala botak itu mengusap wajahnya kasar, “Lo bego atau gimana sih?!” Entah sudah ke berapa kali pria itu menoyor kepala Toto. “Kalau dia kabur, kita berdua pasti bakal di jadiin santapan buaya nya si bos goblok!”

Toto meneguk saliva nya dengan susah payah. “Yaampun boss, pokoknya bos besar jangan sampai tahu ya bos kalau tadi nih orang berniat kabur.” Toto ketakutan setengah mati saat ini.

Pria berkepala botak itu menghela nafasnya kasar, “kita bicarain ini di luar. Gue sekalian mau nelfon si bos.” Tandas pria berkepala botak itu seraya keluar dari dalam kamar.

“Bos, dia gak perlu kita ikat? Nanti kalau dia kabur gimana???” Teriak Toto.

“Udah biarin aja, dia gak bakal bisa keluar dari sini. Kita kunci aja pintunya dari luar.” Teriak pria berkepala botak itu dari luar kamar.

Toto melihat ke arah Daffa yang sudah terlihat babak belur. “Awas aje lo kalau nyoba kabur lagi dari sini!” Ujar Toto seraya keluar kamar.

Sepeninggal mereka berdua, Daffa hanya bisa terdiam seraya menahan rasa sakit di wajahnya.

♣♣♣

“BUNDAAAA!!”

“Astaga Daren, ada apa sih sayang? Kenapa kamu teriak-teriak kayak gitu?” Kaget Rena saat mendengar suara teriakan Daren dari arah kamar mandi.

Tadinya Rena tengah membantu bik Aulia yang sedang membuat sarapan pagi.
Namun setelah mendengar teriakan Daren dari arah kamar mandi, Rena langsung saja meninggalkan masakannya kemudian menghampiri putranya itu dengan cepat.

Jujur saja Rena sangat panik kala mendengar jeritan Daren. Ia takut kalau sesuatu terjadi kepada putranya itu. Seperti terpeleset misalnya.

“Bunda shampoo Daren habis bun, tolong ambilin shampoo Tayo Daren yang baru dong bunn.” Daren menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi seraya menyengir lebar.

Rena memegang pelipisnya seraya menggelengkan kepalanya pelan, “sayang, lain kali bisa kan kamu manggilnya gak usah pakai teriak kayak gitu? Bunda kaget lho sayang.”

DAREN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang