Jangan lupa vote dan komen
Terima kasih 🌚
____________________________________Mata yang selama ini terpejam, perlahan membuka menampilkan iris hazel, bulu mata yang lentik itu mengerjap pelan menyesuaikan cahaya.
Pandangannya mengedar menelisik setiap sudut ruangan, Anin selamat? Padahal tubuhnya terseok seok terbawa arus, kepalanya berulang kali terkantuk bebatuan, kakinya terluka terkena tajamnya ranting pohon, dadanya sesak terlalu banyak menelan air.
Super hero manakah yang mampu menolongnya keluar dari aliran deras itu?
Apakah dia punya ilmu kanuraga? Sehingga tidak ikut terbawa arus ketika menolongnya ?
Siapapun orang itu dan bagaimanapun cara menyelamatkannya, anin sangat berterima kasih. Sosok itu akan masuk kedalam part favorit hidupnya.
Dinding yang bercat putih, bau obat obatan menyeruak, serta terdapat alat kesehatan. 'Rumah sakit' pikir anin.
Anin sadar dia ditempatkan diruangan yang harga per-malamnya bisa mencukupi kebutuhan selama satu bulan. Siapa yang membawanya ke rumah sakit? Lalu dimana orang tuanya? Apa mereka sedang menjual sawah untuk biaya pengobatannya?
Jangan sampai pulang dari sini ia jadi gembel, anin segera bangkit dia harus keluar dari sini, dia mendadak sudah sembuh.
Ketika akan turun dari brankar, kedua kakinya terasa kebas anin yakin ia akan kesulitan berjalan. Selama itu kah ia tidak sadarkan diri? Padahal anin jelas mengingat bahwa kejadian itu baru saja terjadi tapi kenapa kakinya seolah tidak digunakan selama satu bulan.
Menghela nafas pelan sepertinya ia akan istirahat sebentar, setelah melakukan pergerakan kecil mungkin kakinya akan normal lagi.
Anin berniat mengambil segelas air disampingnya, namun sebuah tangan lebih dulu menggapai dan memberikan gelas itu padanya.
Sontak anin menolehkan kepala, tepat didepannya ini terdapat dua orang dewasa berbeda gender yang menatapnya penuh haru.
" Zerrin sayang kamu udah sadar nak? " tanya wanita itu dengan mata berkaca kaca dia sempat memeluk anin sebentar.
Anin yang sedang meminum air tersedak ketika wanita itu memanggil dia dengan nama orang lain.
Siapa Zerrin?
" Maaf tantenya mungkin salah orang, say.. "
" Dad cepat panggil dokter " sela wanita itu cepat dengan air mata yang sebentar lagi akan mengalir deras.
Tak lama seorang pria berjas putih memasuki ruangan, anin menurut saja ketika dokter itu memeriksa dirinya.
" Kondisinya sudah membaik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tetapi pasien mengalami amnesia akibat dari benturan dikepalanya. " jelas dokter itu membuat tangis wanita itu pecah.
" Kedua kakinya perlu berlatih berjalan lagi untuk mengaktifkan kembali saraf motorik yang tidak bekerja selama satu bulan, selebihnya semua aman. Saya permisi " lanjut dokter itu kemudian pergi dari sana
Kedua orang dewasa berbeda gender itu menghampiri anin yang tengah kebingungan dan memeluknya erat.
Anin ikut menangis, dia tidak mengerti apa yang terjadi padanya? Siapa dua orang asing ini? Dimana orang tuanya? Emakk Anin takut.
Apa mungkin kedua orangtuanya menjual anin karena tidak sanggup membayar biaya pengobatannya? Jangan jangan itulah alasan kenapa mereka tidak ada disini saat ini?
" Sayang jangan nangis, mommy disini kamu sekarang aman nak. Maaf nak maaf mommy menyesal, Jangan takut mommy janji akan selalu melindungimu sekarang " wanita itu salah mengartikan tangisan anin
" Saya daddy kamu yadgar, wanita yang memeluk mu ini mommy kamu mara dan kamu adalah zerrin putri kami " terang pria itu yang sedari tadi diam sambil mengelus kepala anin
Jawaban pria itu semakin membuat anin menangis kencang jadi benar dirinya telah dijual? Bahkan namanya saja sudah diganti.
Wanita yang diduga ibu barunya semakin mengetatkan pelukan, dia mengira kalo anaknya truma karena kejadian satu bulan yang lalu. Dia bisa melihat jelas raut ketakutan dan bingung dari wajah anaknya.
Anin akhirnya tertidur dalam pelukan mara, mungkin karena lelah terlalu banyak menangis. Kedua orang dewasa itu pun pergi meninggalkan anin, digantikan oleh seorang wanita dengan berpakaian pelayan duduk disampingnya menatap anin yang lelap tertidur dengan sendu.
Anin masih mengira jika dirinya dijual oleh orang tuanya, namun faktanya jiwanya masuk ke raga yang berbeda.
Satu bulan yang lalu, awal penyebab dari zerrin tubuh yang ditempati anin saat ini harus dirawat di rumah sakit karena insiden pembullyan.
Zerrin tipikal orang yang pendiam dan pemalu, sehingga dia tidak memiliki teman dan akhirnya menjadi sasaran bullying. Bully fisik maupun mental sudah menjadi makanan sehari hari zerrin, dia selalu diam saja sehingga orang tuanya mengira jika putrinya itu baik baik saja disekolah.
Namun puncaknya ketika satu bulan yang lalu, ketika pulang sekolah zerrin dibully hampir oleh satu kelas. Dia diseret masuk kedalam gudang dengan kedua tangan terikat dan mulut yang dilakban.
Badannya penuh dengan memar, kedua pipinya lebam, hidungnya tak berhenti mengeluarkan darah namun orang orang biadab itu terus menyiksanya kepala gadis itu terus dibenturkan ke tembok dengan sadis, tidak ada yang membantunya mereka malah menertawakan gadis malang itu.
Zerrin sendiri, setelah menyiksanya dengan begitu kejam mereka pergi meninggalkan gadis itu yang meraung kesakitan. Gadis itu menangis dalam diam hingga pada akhirnya kesadaran merenggutnya.
Zerrin menyerah dia tidak sanggup lagi, dia memang tidak kekurangan ekonomi hidupnya berkecukupan. Namun dia kekurangan kasih sayang, semenjak kedua orang tuanya membawa dia pindah ke AS mereka menjadi gila kerja hingga mengabaikan putrinya itu.
Zerrin menjadi pendiam, dia tidak tau harus bercerita pada siapa. Tidak ada tempat untuk ia bersandar, tidak ada tempat untuk ia berkeluh kesah.
Hingga pada akhirnya Zerrin Enfleda Kiral memilih pergi dengan rasa sakit yang ia bawa sampai mati.
______________________________________
~TBC~
Jangan lupa vote dan komen
Terima kasih19 Agustus 2022

KAMU SEDANG MEMBACA
Important Figuran (END)
Teen Fiction[END] [LENGKAP] Support author dengan tidak mengcopy cerita!!! [ Follow dulu sebelum membaca ] Apakah kau percaya dengan adanya kehidupan kedua? Apakah kau percaya dengan adanya terlahir kembali? Anindita Manda Darmani. Seorang gadis remaja yang ti...