Ryujin mengigit bibirnya bertindak seolah Jungwoo telah menuduh dan memfitnahnya, "maaf tuan Jungwoo saya tidak berniat menuduh nona Dongsook yang menyakiti saya, hanya saja saya merasa ada orang yang menjegal langkah kaki saya dan nona Dongsook lah yang paling dekat dengan saya, jadi tanpa berpikir saya mengatakan hal tadi" jelas Ryujin dengan nada menyesal.
Haechan yang ekspresinya tampak keras tadinya kini mulai sedikit melunak, "lainkali jangan menyalahkan anak-anak dengan cara seperti itu" tegur Haechan dengan nada datar, Ryujin yang ditegur langsung oleh Haechan menundukkan kepalanya dan menatap Haechan dengan sedih.
Ia tidak menyangka Haechan akan bereaksi sekeras ini, "maafkan saya tuan Haechan" ujar Ryujin sungguh-sungguh.
Haechan mengangguk, "tidak perlu mengerjakan tugas Yumi, untuk hari ini kau juga bisa pulang cepat" ucap Haechan.
Ryujin mengangkat kepalanya dan menatap pada Haechan, "tapi tuan saya berencana membantu agar anda berlatih berjalan" jelas Ryujin mencoba mencegah agar ia pulang awal lagi, ia masih ingin disini menatap Haechan.
Namun Haechan menggelengkan kepalanya, "tidak perlu, ada suami-suami ku disini aku lebih nyaman berlatih dengan mereka daripada dirimu" ucapan Haechan langsung saja membuat Ryujin terdiam, "kau tidak nyaman bersamaku" batin Ryujin sedih.
"Tapi mereka belum paham caranya tuan" bujuk Ryujin lagi.
Haechan mengangguk membuat Ryujin tersenyum kecil, "kau benar mereka belum paham, tenang saja ada sepupu ku yang seorang dokter kebetulan ia akan datang bersama kakak ku hari ini" ucapan Haechan benar-benar melunturkan senyum di wajah Ryujin, dengan berat hati ia pergi dari sana dengan tangan terkepal.
Jungwoo melihatnya dengan jelas saat Ryujin mengepalkan tangannya, awal ia melihat wanita itu dulu ia tidak merasakan firasat apapun namun kini entah kenapa Jungwoo merasa was-was dengan wanita itu.
"Lebih baik kita pecat dia saat kondisimu lebih sehat" usul Jungwoo.
"Ya itu memang ide yang bagus, caranya langsung menyalahkan Dongsook tadi membuat ku emosi" ucap Ten menyetujui ide Jungwoo.
"Tumben kau bersikap begitu hyung, biasanya kau cukup acuh pada lima balita itu sampai mereka sering menangis karena kau tidak mau menyahuti ucapan mereka" celetuk Renjun tanpa sadar yang membuat semua orang diruangan itu menatapnya dengan tatapan horor.
"Apa maksudmu?" Satu kalimat dari Haechan langsung membuat Renjun sadar ia telah salah bicara, ia menatap yang lain meminta tolong namun mereka hanya menggeleng lemah akan permintaan tolong Renjun.
Haechan yang tidak mendapatkan jawaban dari Renjun berusaha menatap pada Jungwoo, "seperti apa kau bersikap pada anak-anak ku?" Tanya Haechan dingin.
Namun Jungwoo tetap diam, dulu mungkin ia tidak merasa tindakannya salah namun kini melihat tatapan tajam yang Haechan beri padanya, ia tahu kesalahannya bukan hal yang mudah dimaafkan.
"KIM JUNGWOO..UHUK..UHUK" Jungwoo langsung berlutut didepan Haechan, "Sayang" panggil Jungwoo dengan nada khawatir namun Haechan langsung mendorong tubuh Jungwoo menjauh.
"Jangannn....men..yentuhhh...ku" Ujar Haechan putus-putus, membuat Jungwoo dan yang lain tertegun akan sikap Haechan.
"Haechan dengarkan dulu penjelasanku" mohon Jungwoo, namun Haechan yang dadanya memang sedikit sesak akibat berteriak tadi langsung mengalihkan pandangannya dari Jungwoo.
"Siapa lagi diantara kalian yang bersikap seperti itu pada anak-anak ku?" Tanya Haechan lirih membuat semuanya hanya dapat terdiam.
"SIAPA LAGI...UHUK ...UHUK...." jerit Haechan, yang langsung terbatuk-batuk selepas ia menjerit membuat semuanya langsung menatap Haechan dengan pandangan khawatir. "Kalian tidak mau jujur padaku?" Tanya Haechan lirih pada mereka semua yang tetap saja memilih diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Is About Haechan story III
FanfictionKebahagiaan Haechan bersama suami dan anak-anaknya harus terusik ketika seorang wanita terobsesi padanya. satu persatu kekasih hatinya di celakai hanya demi keinginan gila wanita itu...