抖阴社区

                                        

Haechan mengusap air matanya dengan kasar, "bilang pada Koeun noona aku ingin tinggal bersamanya untuk sementara waktu, dan anak-anak akan ikut denganku semuanya" putus Haechan yang membuat mereka semua membelakan mata mereka karena kaget mendengar ucapan Haechan, namun Johnny tiba-tiba maju dan berlutut.

Melihat raut penuh sesal dari Johnny,  Haechan tahu bahwa salah satu suaminya ini juga bersikap sama seperti yang dilakukan oleh Jungwoo. "Kyujin putri kandung kita, darah dagingmu tapi sampai hati kau melukainya sedangkan aku berjuang dengan nyawaku untuk membawanya melihat dunia ini" ujar Haechan lirih dengan berderai air mata.

"Sayang tenangkan dirimu, kita bicarakan semua ini baik-baik ya" bujuk Sungchan seraya menghapus air mata Haechan dengan lembut.

Lucas pun ikut maju dan menggenggam tangan Haechan, "jangan berbicara dengan suasana hati yang panas, kau bisa saja melukai dirimu sendiri, mereka punya alasan untuk sikap mereka" ucap Lucas ikut membujuk.

"Alasan?" Tanya Haechan, "alasan apa?" Lanjut Haechan menuntut.

"Mereka menyakiti anak-anak ku itu sama saja dengan menyakiti perasaan ku, apa janji mereka dulu semuanya hanya bohong. Jika mereka tidak bisa mencintai anak-anak ku maka aku juga tidak akan percaya bahwa mereka mencintai ku" ujar Haechan dingin membuat Jungwoo dan Johnny menatap Haechan dengan tidak percaya.

"HAECHAN" ucap Jungwoo sendu.

Haechan memandang Jungwoo dengan tatapan terluka, "kau tahu aku pernah kecewa dengan appa kandungku karena membuatku merasakan menjadi anak yang tidak diharapkan, dan alasanku pergi dulu juga agar anak-anak ku tidak merasakan apa yang kurasakan. Tapi setelah aku percaya padamu dan bersedia menjalani ikatan pernikahan diantara kita bagaimana bisa kau berani menyakiti buah hati ku dengan cara seperti itu, kau siapa sampai berani melukai mereka seperti itu" ujar Haechan pelan, air matanya semakin deras kala mengingat duka di masa kecilnya.

Jungwoo mengepalkan tangannya dan menangis, ia tidak pernah berniat melukai Haechan bukan itu alasan dari sikap dinginnya. "Maafkan aku Haechan aku hanya tidak bisa menerima kondisimu yang sempat koma, aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan jika kau akan pergi dariku" ujar Jungwoo pelan.

"Dan kau menyalahkan anak-anak ku akan keadaanku saat ini" tuduh Haechan yang tepat sasaran, Haechan tersenyum sinis, "pernahkah kau berpikir ketika nanti mereka sudah dewasa, mereka akan mengutuk diri mereka sendiri karena lahir kedunia ini hanya karena sikap kekanakan mu" ujar Haechan, "dan sebagai ibu mereka pernahkah kau memikirkan perasaan ku, jika anak ku sendiri merasa tidak pantas dilahirkan" tuntut Haechan, "Uhuk...uhuk..."

"Berhenti Haechan, berhenti" ujar Jeno menghentikan ucapan Haechan, Haechan memandang Jeno dengan air matanya yang terus mengalir deras.

"Sakit, hiks" rintih Haechan seraya memegang dadanya dengan erat. "Aku ibu yang tidak berguna hiks,..... Aku memberikan mereka kehidupan buruk seperti ini, harusnya mereka punya kehidupan bahagia dan jauh lebih baik dari pada menjadi anak-anak ku" ujar Haechan menatap pada Jeno.

Jeno menggeleng tanda ia tidak setuju dengan ucapan Haechan, "apa yang kau ucapkan sayang, jika anak-anak mendengar kata-kata ini mereka pasti akan bersedih" ucap Jeno menasehati.

"Jungwoo hyung dan Johnny hyung mungkin menjauhi mereka, tapi apa kau lupa mereka masih punya dua puluh orang ayah yang bersedia membahagiakan mereka" ujar Jeno.

"Benar hyungku sayang, kau lupa masih ada aku" sahut Chenle sombong, "aku sangat rajin membawa mereka berlibur tiap minggu" ujar Chenle menyombongkan diri.

"Gomawo" bisik Haechan seraya menatap Chenle.

"Terima kasihmu bisa diganti dengan malam panas bersama ku tidak" ujar Chenle malu-malu.

Plak/plak/plak/plak/plak/plak

Yuta, Jaemin, Renjun, Ten, Yangyang dan Jaehyun memukul kepala Chenle dengan amat keras. Membuat Chenle balas menatap tajam pada mereka namun saat menoleh bukan hanya keenam orang itu yang menatapnya tajam, namun Yuta, Taeyong, Xiaojun, Kun, Jisung dan Doyoung ikut mendelik menatap kearahnya yang langsung menunduk takut.

"Bersihkan otakmu Zhong, Haechan bahkan baru sadar" omel Jaemin yang membuat Haechan menatap Jaemin aneh, "Kau pun punya otak kotor" batin Haechan.

"Sungchan, aku ingin ke kamar" ujar Haechan lemah saat melihat Johnny ingin mendekatinya, Sungchan dengan sigap langsung mengangkat tubuh Haechan dan menggendongnya menuju kamar.

Melihat kepergian Haechan, Jungwoo pin beranjak dari duduknya. "Kau mau kemana?" Tanya Taeil seraya menahan pergelangan tangan Jungwoo.

"Aku ingin keluar sebentar" jawab Jungwoo lemah, Taeil yang paham bahwa Jungwoo membutuhkan waktu untuk sendiri pun akhirnya melepaskan pegangannya.

"Hyung maafkan aku" bisik Renjun merasa bersalah.

Jungwoo menatap Renjun, "bukan salahmu, lagipula cepat atau lambat Haechan juga akan tahu" ujar Jungwoo sebelum benar-benar pergi. Sedangkan Johnny hanya duduk diam di tempatnya, Jaehyun yang kasihan pun akhirnya duduk disebelahnya lalu memegang pundaknya dengan pelan berharap itu dapat menguatkan Johnny yang tengah kalut.

Ryujin menatap pertunjukan dihadapannya dengan senyum senang, awalnya ia sudah akan pulang sebelum mendengar keributan di ruang makan. Dengan sedikit takut ia akhirnya mendekat untuk mencuri dengar apa yang terjadi. Dan ia tidak menyesal karena sudah menguping, Ryujin akui ia salah langka jika ingin menjauhkan Haechan dari para suaminya yang harus dilakukannya ialah menyudutkan para suaminya bukan mengkambinghitamkan anak-anak kesayangan Haechan.

"Kalian lihat apa yang akan kulakukan pada kalian semua" bisik Ryujin penuh tekad sebelum benar-benar menuju pintu keluar.

T.B.C

Sedih aku ketik part ini....
Tapi kalian jangan sedih juga ya...
Harap chap ini bisa dinikmati ya...

Vote dan Comment ya dtunggu

Is About Haechan story IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang