✨ Happy Reading ✨
.
.
.
.
.
.
.
Seorang gadis berumur 17 tahun, baru saja pulang dari sekolahnya. Ia terlebih dahulu membuka sepatu nya tepat di depan pintu masuk rumahnya.
Sebelum membuka pintu rumah, ia baru menyadari, ternyata ada beberapa mobil yang ia kenal terparkir.
"Ada mobil bang Jay, bang Damar, sama bang Gibran, ngapain pake kesini sih? Lagian kalau kesini kenapa gak ngomong-ngomong dulu aihh." gumamnya frustasi sendiri.
Ting!
Akhirnya ia mendapatkan sebuah ide. Helm yang ia tenteng kembali ia pakai.
Cklek
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Gadis itu berusaha terus berjalan dan mengabaikan ketiga orang yang tengah menatapnya penuh tajam.
"Eh jajanan gue, ah elah pake ketinggalan." Batinnya mengingat beberapa jajanan yang masih tergantung di motornya.
Gadis itupun berbalik dan berlari keluar rumah. Hal itu membuat ketiga lelaki yang tadi menatapnya tajam menjadi bingung sekaligus khawatir. Apa telah terjadi sesuatu?
Tak butuh waktu lama gadis itu kembali dengan helm yang masih tertera di kepalanya.dan kali ini kedua tangannya menenteng plastik berukuran besar.
Ia langsung saja buru-buru menaiki tangga. Tapi baru sampai anak tangga ke 10, tiba-tiba...
Sret
"Eh eh jatoh..." Latahnya terkejut merasakan tasnya di tarik secara tiba-tiba.
"Dimana sopan santun mu Aeleasha Fakhirah De Steward?" Ucap lelaki bernama Ananda Jafyan Mahardika. Atau kerap di panggil "Jay"
"Kak, plis jangan bikin melayang aih." Pinta gadis itu ketika merasa kakinya mulai tidak menyentuh tanah.
Grep
"Saya gak peduli." Akhirnya gadis itu pasrah di gendong ala bridal style oleh Jay. Kakak sepupu keduanya itu selalu saja begitu.
Bruk
Gadis yang bernama Aeleasha Fakhirah De Steward, itu langsung memilih duduk di sofa single. Ia tau ketiga kakak sepupunya datang setelah 3 bulan tidak mengunjungi nya karena ingin memeriksanya.
Ael masih saja duduk diam, tak lupa helmnya masih melekat di kepala cantiknya itu. Ia tidak mau melepaskannya. Karena bisa terjadi keributan jika ketiga kakak sepupunya ini tau apa yang telah terjadi pada wajahnya.
"Ish ngomong kek gitu. Aku capek tau. Mau mandi. Mau makan. Mau istirahat. Mau turu." Kesal Ael pasalnya ketiga kakak sepupunya itu sudah setengah jam hanya diam memperhatikannya.
"Buka helm sendiri atau tangan saya yang membukanya?" Ucap Jay.
Ael mengerucutkan bibirnya di balik helm tersebut. Ia tau bagaimana cara kakak sepupu kedua itu membukakan helm.
"Enakan begini kak." Alasan Ael agar tidak di buka helmnya.
"Yakin enak? Nafas lo naik turun cepet dari tadi." Kakak sepupu keempatnya itu bersmirk. Dia adalah Mikhail Gibran Mahardika

KAMU SEDANG MEMBACA
AELEASHA (OG)
Non-Fiction{YUK BOLEH DI FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} Bagaimana jadinya jika kalian yang berada di posisi seorang Ael? Anak pertama perempuan, tapi ia bukanlah cucu pertama perempuan. Harapan keluarga kandungnya. Dituntut agar bisa menjadi yang terbaik. Orangt...