Pemeran utama belum tentu bahagia, karena takdirnya hanya bisa ditentukan oleh Tuhan lewat si penulis
Seorang gadis yang menyembunyikan laranya ,tetap tersenyum meski Atma yang sebenarnya hancur, tidak peduli mimpi yang harus dikubur ,karena kebahag...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . <•••••>
Seorang gadis terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal, wajahnya dipenuhi dengan banyak keringat, "astaga!, aku bermimpi buruk"
gadis itu kemudian beranjak dari kasur dan membersihkan dirinya agar terlihat lebih segar, ia memakai pakaian dengan rapi dan segera keluar dari bangunan hotel yang sudah ia tempati selama 1 hari ini
"hari ini adalah hari ulangtahun nya, aku akan mengajak nya berkeliling seharian", gadis itu mampir ke toko bunga untuk membeli se bucket bunga indah berwarna putih
ting!
bu CEO
kau dimana? ayo bertemu
aku dirumah datanglah!
gadis itu tersenyum setelah mendapat balasan dari sahabat yang sudah beberapa tahun ini tak berjumpa, kemudian ia segera pergi menuju kediaman rumah keluarga Cavano itu
yera menatap haru melihat rumah besar yang masih tak ada perubahan, namun tampaknya sepi seperti tak ada pemilik, "apa semua orang dirumah ini sibuk?", gumam nya yang kini mulai keluar namun ia tidak lupa mengenakan jas dokternya sebagai bentuk permintaan Lisa saat di bandara
ia hendak mulai menekan bel rumah tersebut namun tak jadi saat melihat sebuah mobil baru saja sampai di depan rumah Cavano
"hai yera!"
gadis itu tersenyum saat melihat ternyata seseorang itu adalah kakak ketiganya Lisa, "hai kak!"
"apa kau lama menunggu?"
"aku baru saja sampai kak, oh iya dimana Lisa?, sepertinya dirumah tidak ada orang"
rose terdiam sejenak sebelum kembali bersuara, "Lisa tidak tinggal dirumah ini lagi, bahkan kami semua juga tidak, rumah ini sedang menunggu pembeli"
"kalian menjualnya?, apa itu artinya kalian pindah?"
rose tertawa, "tidak juga, hanya saja kami sudah hidup masing masing dengan keluarga kami sendiri"
yera menganga mendengar itu, "apa Lisa juga sudah menikah?", rose menggeleng
"dia belum menikah tapi dia punya rumah baru untuk ditinggali", yera masih bingung dengan ucapan rose, "kalau begitu ayo!, aku akan mengantarmu kerumahnya",yera hanya mengangguk saja dan mengikuti kemana rose akan pergi
setelah kedua mobil itu berhenti, keduanya pun turun dan melihat sebuah taman yang sangat indah, "apa dia tinggal disini?"
rose tak menjawab dan mulai masuk ke area taman tersebut, yera masih tak mengerti dan dia mulai masuk dengan membawa bucket bunga nya
