抖阴社区

Delapan Puluh Lima : Ada Disini

3.4K 315 53
                                        

Setelah satu jam lamanya Shani menunggu sambil duduk diujung kasur, akhirnya Angel keluar dari kamar mandi. Lantas ia berdiri menghampiri anaknya.

Namun Angel tidak memperdulikan itu, bahkan tangan Shani yang sudah memegang lengannya dihempaskan begitu saja. Ia terus berjalan menuju walk in closet untuk memilih dan memakai baju.

Setelah selesai Angel keluar dengan setelan yang sudah rapih. Penampilannya terlihat simple dan elegan mampu membuat auranya memancar.

Menyambar handphone nya yang tergeletak dinakas, tak lupa juga mengambil kunci motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyambar handphone nya yang tergeletak dinakas, tak lupa juga mengambil kunci motornya.

"Kamu mau kemana?" Lirih Shani menahan isak tangisnya

"Kemanapun asal ga disini" Jawab Angel cuek

"Sarapan dulu ya? Sekalian minum obat biar demamnya turun" Sejujurnya Shani ingin melarang Angel untuk tidak pergi tapi jika ia melakukan itu pasti akan membuat Angel semakin marah padanya.

Angel yang sudah akan meraih gagang pintu pun menoleh sedikit "Gausa" Setelahnya ia langsung pergi.

"Hati-hati de" Gumam Shani menatap punggung Angel yang sudah hilang

"Maafin bunda, maaf" Entahlah Shani jadi terus menyalahkan dirinya sendiri. Padahal apa yang terjadi bukan sepenuhnya salah dia.

Arsen melihat Angel yang menuruni tangga dengan cepat di depan kamarnya. Menghela nafas berat, ia melangkah ke kamar Angel.

Anak semata wayangnya terlihat menunduk dengan bahu yang bergetar. Sudah pasti dia sedang menangis.

Melangkah masuk, Arsen menghampiri Shani lalu mengusap bahunya. Shani pun mengangkat wajahnya perlahan menatap sang ayah.

Pria paruh baya itu melempar senyum hangatnya dan berkata, "Dia pasti akan maafin kamu Shan, mungkin sekarang dia masih kecewa karna merasa dibohongi. Tapi papa yakin secepatnya Angel bisa memaafkan kita" Ujar Arsen dengan tenang.

"Dia benci sama Shani pah. Dia gamau ngomong sama Shani, dia gamau disentuh, dia ngejauhin Shani kayak dulu lagi" Ucap Shani parau.

Papanya tidak membalas itu, ia hanya memberikan pelukan dan usapan lembut dipunggungnya.

~○~

Disinilah Angel sekarang, diatas bukit yang jauh dari keramaian. Diam membisu menatap lurus kedepan, pertahanannya untuk tidak meneteskan air mata runtuh begitu saja.

Setetes air matanya jatuh dari sebelah kiri dan disusul air mata dari sebelah kanan.

Dunia ini sangat hebat dalam mempermainkan hidupnya. Selalu membawa kejutan yang tidak pernah ia duga sama sekali.

"Gue beneran capek" Gumam Angel pelan, sangat pelan.

Ketika sedang merenungi sekaligus menenangkan dirinya, handphone Angel berdering. Ia langsung merogoh saku celananya mengambil ponsel.

Angel's Rebelians [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang