"Yah, itu tidak salah sih." Takeomi tertawa melihat sahabatnya yang kalah.
"Di lebih baik darimu yang ditolak oleh banyak gadis, Shin."
"Brengsek! Diam kau, Takeomi." Shinichiro mengumpat pada sahabatnya sementara Takeomi kembali tertawa.
"Oke-oke... Ayo lanjut, teman-teman." Hime menyela perdebatan mereka.
Mikey segera berlari menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya, meninggalkan Takemichi yang masih mematung dengan wajah memerah.
'I-ini tidak baik untuk jantung.' Takemichi berusaha menetralkan detak jantungnya yang semakin kencang.
"Haha... Wajah Takemichi merah sekali." Emma tertawa, diikuti oleh gadis-gadis lainnya. Hina bahkan sudah tak terlihat sedih sama sekali.
Mansaku terlihat di layar, lalu memperlihatkan sosok Shinichiro bersama kedua adiknya dan juga Takemichi.
"Hati-hati, Shin. Jangan mengebut." Mansaku berpesan pada si sulung sebelum mereka berangkat. Emma juga ikut karena anak itu memaksa.
"Ya, Kakek. Kami pergi."
Emma melambai pada kakeknya sebagai perpisahan sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Shiniciro sebagai supir, dengan Emma di sampingnya. Mikey dan Takemichi sendiri berada di belakang. Shiniciro segera menyalakan mobilnya dan pergi dari kediaman Sano.
Mereka sampai di rumah sakit setelah lima belas menit perjalanan. Shiniciro pergi untuk mendapatkan nomor antrian, sedangkan ketiga anak lainnya duduk menunggu. Takemichi entah kenapa terlihat gugup. Dia khawatir jika hasilnya tidak baik. Jika itu terjadi, dia akan merasa tidak pantas bersama Mikey yang hebat, seorang Alpha Dominan.
"Selalu berpikir buruk seperti biasa," Chifuyu mendengus pelan. "Padahal dia belum tau hasilnya."
Mikey yang melihat Takemichi tampak khawatir pun berusaha menenangkannya. "Tidak apa-apa, Takemitchy. Jangan khawatir, sudah kubilang apapun hasilnya aku hanya ingin kau yang menjadi pasanganku."
Takemichi sedikit tenang, namun dia masih gugup. Dia hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan untuk menenangkan diri. "Aku tahu. Terimakasih, Mikey-kun."
Emma yang duduk di sebelah Takemichi ikut menyahut. "Jangan khawatir, Michi. Jika kakakku yang bodoh ini berani meninggalkanmu, aku akan menyuruh Shin-nii untuk memukulnya!"
"Benar, Michi! Ah! Sekarang juga ada Iza-nii yang akan kusuruh untuk memukul Mikey juga!" ucap Emma.
Mikey yang mendengar hal itu memasang wajah kesal. "Apa-apaan, Emma! Aku tidak akan meninggalkanmu dia!"
"Tapi kau membunuhnya sebelumnya."
Suasana tiba-tiba menjadi hening setelah kalimat itu keluar dari mulut Hanma. Kisaki di sebelahnya menyikut pria tinggi itu, menyuruhnya untuk tidak membuat kekacauan.
"Masa lalu itu lebih baik dilupakan, Hanma." Hime menyahut saat merasakan suasana yang mulai tidak kondusif.
"Tolong jaga anjingmu, Kisaki. Jangan sampai dia menggigit orang lain, ya?"
Kisaki mendengus pelan tanpa menjawab. Hanma bahkan tidak peduli dengan panggilan itu dan hanya tertawa.
Takemichi terkekeh kecil sementara Mikey mendengus kesal. "Aku tidak akan meninggalkannya, Emma. Jangan bicara macam-macam!"
"Siapa yang tahu."
Keduanya melanjutkan perdebatan mereka sampai Shiniciro kembali. "Ayo, anak-anak. Kita bisa langsung masuk. Kebetulan saat ini pasien yang ingin tes tidak terlalu banyak." Shiniciro menggoyangkan selembar kertas milik Takemichi di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Watching; Restart
RandomSemua orang dibuat bingung saat mereka tiba-tiba berada di sebuah ruangan luas dengan puluhan kursi berjejer menghadap ke sebuah layar yang sangat lebar. ?Reaction to my fanfict; Restart (Omegaverse) ?Karakter diambil dari Arc Tiga Dewa(saat per...
6.Restart: Because He's Takemitchy
Mulai dari awal