抖阴社区

Chapter 15

27 5 2
                                        

Seperti biasa jangan lupa vote & commentnya ya,

.

.

.

Langkah Wonwoo terhenti begitu suara Tuan Choi memanggilnya dari ruang baca. Pria paruh baya itu duduk di kursinya yang megah, seperti seorang raja yang siap menghakimi. Wajahnya terlihat dingin, penuh dengan aura otoritas yang membuat siapa pun merasa kecil di hadapannya. Namun Wonwoo sudah terbiasa. Ia bahkan tidak repot-repot untuk menyembunyikan ketidaksukaannya.

"Ayah dengar kau dekat dengan seorang gadis. Siapa dia?" Tuan Choi memulai dengan nada yang terdengar tenang, namun tatapannya tajam, penuh arti. Wonwoo berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkahnya, mengabaikan pertanyaan itu. Ia tidak ingin Ji Yeon menjadi topik pembicaraan di ruangan yang dingin dan penuh dengan penilaian ini.

Namun, suara itu kembali terdengar, lebih tajam dari sebelumnya. "Gadis itu putrinya Kim Ji Sung, bukan?" Kalimat itu seperti palu yang menghantam dadanya. Langkahnya terhenti, punggungnya kini tegang.

"Jangan kira Ayah tidak tahu apa yang kau lakukan belakangan ini," Tuan Choi melanjutkan, kini nadanya berubah menjadi perintah yang tak bisa dibantah. "Ayah peringatkan kepadamu, Wonwoo. Jangan pernah buat kesalahan yang sama seperti kakakmu. Dia sudah cukup mempermalukan Ayah, dengan menikahi wanita pengkhianat yang membuat aib keluarga ini."

Wonwoo mengepalkan tangannya begitu keras hingga jari-jarinya memutih. Hatinya memberontak, namun ia tahu, melawan ayah tirinya di sini sama saja dengan melawan dinding batu. Kata-kata itu terus menusuknya. Kesalahan kakakmu. Kalimat itu selalu menjadi momok dalam hidupnya. Bukan hanya nama Seungcheol yang tercoreng, tapi hidup Wonwoo juga terpenjara oleh bayang-bayang itu.

"Ayah jamin dia aman jika kau mau menjauhi putri Kim Ji Sung itu," kata Tuan Choi, kali ini suaranya lebih dingin, lebih kejam. Wonwoo mendongak, menatap ayah tirinya dengan sorot mata yang tak bisa disembunyikan. Hatinya seolah ditusuk ribuan jarum ketika mendengar sosok yang ia jaga dalam hati, disebut dengan dingin seolah hanya pion di permainan catur Tuan Choi.

"Kau mendengar Ayah, Wonwoo?" Tuan Choi kembali bertanya. Suara itu memecah keheningan, dan Wonwoo baru sadar bahwa ia mengepalkan tangan terlalu kuat hingga kuku-kukunya nyaris melukai telapak tangannya sendiri. Napasnya tertahan, dadanya terasa sesak.

"Iya, aku mengerti..." jawabnya akhirnya, meskipun suaranya terdengar seperti keluar dari kerongkongan yang tercekat. Ia menundukkan kepalanya, bukan untuk menunjukkan hormat, tapi untuk menyembunyikan kemarahan yang membakar di balik ekspresinya.

***

Wonwoo menundukkan kepala, suaranya nyaris tenggelam dalam suasana yang tegang. "Aku tidak ingin memberitahu Ji Yeon..." ucapnya dengan nada yang begitu lirih, hampir seperti sebuah pengakuan yang berat.

Seungcheol, yang bersandar pada meja dengan lengan terlipat, mendengus sinis. "Lalu apa? Kau akan meninggalkannya begitu saja?" Nada suaranya mencerminkan ketidakpercayaannya, bahkan sedikit cemoohan. "Kau pikir dia tidak akan menyadari? Atau kau ingin dia mencari tahu sendiri setelah kau menghilang?"

Wonwoo menatapnya tajam, rahangnya mengeras. "Aku melakukannya untuk melindunginya, hyung. Kalau dia tahu, itu hanya akan membuat semuanya lebih sulit."

Seungcheol memutar mata, berdiri tegak dan mendekat dengan tatapan yang tak kalah tajam. "Melindunginya? Jangan jadi pengecut, Wonwoo. Apa kau bahkan mendengar dirimu sendiri? Ini bukan soal dia, ini soal kau yang terlalu takut menghadapi kenyataan."

Past Ending || OC x Jeon Wonwoo x Choi SeungcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang