抖阴社区

006

76 42 69
                                    

Hari perlahan mulai gelap, satu persatu orang mulai turun dan membuat suasana kantor lebih hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari perlahan mulai gelap, satu persatu orang mulai turun dan membuat suasana kantor lebih hening. Semua orang mulai berpulang, Kecuali satu wanita yang kini masih berdiam dengan mata lurus pada layar komputernya. Tepat Di jam 7 malam, Arsya baru saja selesai dengan kerjaan nya. Kini Ia tengah mematikan layar komputer, dan mengemasi beberapa barang kecil yang sempat ia keluarkan di dalam tasnya. Pandangan yang mengedar,  melirik pada sekeliling kantor yang sudah kosong. Bu kim telah pulang sekitar 3 jam yang lalu karna dia telah ada janji dengan calon suaminya untuk fithing baju pengantin. Jadilah Arsya yang menghendle semua, untung saja Arsya bisa sedikit lebih paham walau ini masih di hari pertamanya. Ia segera bangkit, meraih tas slempang, perlahan menjauh dari meja. pergerakan mata Arsya berhenti lurus pada ruangan bos yang masih cerah dengan cahaya lampu yang menyala.

"Apa di jam segini bos masih belum pulang?" batin Arsya menggeleng.

Tak ingin banyak berpikir, Arsya segera berjalan menuju lift untuk memudahkan lebih cepat sampai  lobby. Begitu pintu lift terbuka di lobby, Arsya masih melihat banyak orang yang berlalu lalang, sepertinya Beberapa orang memang masih ada yang ingin stay di perusahaan.

Arsya mengeluarkan ponsel berniat untuk memesan taksi, sambil bergumam, " Semoga masih ada taksi, apalagi Jarak perusahaan ini ke apartemen ku lumayan jauh. " katanya.

langkah nya sudah berhenti di depan kantor. Ia berniat berjalan lebih dulu pada jalanan raya di depan. Namun langkah nya berhenti bersamaan dengan seseorang yang meneriaki namanya dengan kencang.

"Arsya."

Teriak yang berasal dari suara pria, begitu nyaring masuk ke telinganya. Wanita itu menoleh, tubuhnya seketika diam, Mematung. rasa dingin menyeruak sampai pada bulu kuduk nya, mata itu
Membulat sempurna, tatapan lurus pada pria yang tengah berjalan mendekat kearah nya. Senyuman yang dia pancarkan seolah memberi ejekan untuk harga diri Arsya. Tubuh nya terasa remuk, lemah, bersamaan dengan jantung yang mendadak seperti berhenti.

"Hai apa kabar?, aku tau kamu bekerja disini dari salah satu staff albe. " pria itu mengulurkan tangan di saat jarak keduanya sudah lebih dekat.

Arsya masih berdiam, menatap tak percaya pada pria di depannya. Pria itu masih bisa muncul di hadapannya setelah luka besar yang ia berikan. Tapi mengapa baru muncul sekarang?.

"Arsya, hellow." pria itu kembali membuka suara dengan tangan yang melambai cepat. "Kamu gak mungkin lupain aku kan?" lanjut pria itu.

"B-bastian." Lirih Arsya bergetar.

" Yes, ternyata kau masih ingat dengan ku? " ucap nya dengan kedikan jari.

Bersamaan dengan itu, Septian baru saja turun dari mobilnya. Ia memang berniat akan menjemput Arsya walau tidak membuat janji terlebih dahulu. Namun hal yang tidak di sangka sangka membuat nya mendidih, saat melihat tubuh wanita yang perlahan mundur dengan di hadirkan sosok pria yang tidak asing baginya.

Hidup Setelah RuntuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang