抖阴社区

012

27 17 23
                                    

"APA!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA!!!!. "

Kedua pria yang tengah berhadapan dengan saling melempar tatapan tajamnya, menoleh kebelakang saat suara keras nyaring masuk ke telinga keduanya.

"Arsya. " Ucap mereka dengan bersamaan.

Pada detik itu juga, kaki Arsya terasa semakin lemas. Seketika tubuhnya merosot ke bawah, dengan air mata yang semakin tidak bisa ia bendung. Rasanya malam ini akan ada Kejutan lain yang bisa membuat harinya semakin syok. rasa tidak percaya dengan rasa sakit yang seolah meremas hatinya begitu kuat, rasanya ia kembali jatuh di jurang yang selanjutnya.

Arsya memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Penghilatannya semakin kabur hingga di detik selanjutnya.......

Brakk

Tubuhnya pingsan di tempat Membuat kedua pria itu sangat kaget. Dan saat Bastian akan bangkit, tubuh itu segera di jatuhkan kembali oleh James, hingga Bastian kembali terhuyung ke belakang. James segera membawa dan mengendong tubuh kecil Arsya memasuki unit apartemen nya.

Pintu yang di tutup dengan sangat keras membuat Bastian cengo, pria itu mendekat dan hanya diam di tempat samping pintu apartemen dengan raut wajah yang bengap terlihat begitu gelisah. Bastian hanya mengusap wajah yang terasa perih, walau sesekali senyuman miring begitu terlukis di wajah nya.

"Se cinta itu lo sama Arsya wiliam, tapi gue gak akan biarin Arsya jatuh di tangan lo!!!. " Gumamnya dengan tangan terkepal.

•••••

Kembali ke James dan Arsya.....

Pria itu membawa Arsya masuk menuju kamarnya. Dengan sangat hati hati ia merebahkan tubuh Arsya di kasur kamar apartemen miliknya. Pipi yang sudah sangat basah perlahan James usap dengan tisue yang selalu ada di samping kasur.

Setelah itu James berjalan meraih ponsel, menghubungi nomber yang tertera dengan nama Ayah.

Beberapa detik berdering, akhirnya panggilan itu tersambung.

"Ha-."

"Ayah , suruh dokter Alana untuk datang ke apartemen ku. " Potong James

" Untuk apa boy? Apa kau sakit? "

" Tidak ayah, bukan willy, tapi teman ku sakit dan aku membutuhkan nya sekrang. "

" Teman?. Sepertinya kau sangat khawatir dengan dia boy? "

" Cukup lah ayah, kamu hanya cukup mengirimkan dokter Alana sekarang tanpa banyak berbicara. "

" Apa dia perempuan boy?. "

" Ayah cukup lah. "

" Hahahahah, Baiklah boy tunggu . "

Tut..

Pangilan pun di matikan. James melirik pada Arsya yang masih memejamkan matanyaa. Ia menaruh ponsel lalu berjalan menuju dapur hanya untuk sekedar mengambil air minum. Setelah itu ia kembali masuk ke kamar dan duduk di ujung kasur, sambil mengusap pelan surai rambut Arsya.

Hidup Setelah RuntuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang