抖阴社区

Omake Pt.3a

108 14 1
                                        

Kumpulan adegan perandaian: "jika saja ...."

Note: dialog (dan mungkin narasi) menggunakan bahasa non-baku.

What if - Kau dan Bakugou di dunia normal without quirk and hero-villain stuff

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

What if - Kau dan Bakugou di dunia normal without quirk and hero-villain stuff.

(Note: kalian satu kampus)

Langit senja di kampus membentang oranye keemasan, mengiringi derap langkah dua mahasiswa yang berjalan berdampingan; pria dan wanita. Si pria dengan bola basket mengapit antara ketiak, menyesap minumannya dengan malas hingga tandas. Pasalnya, dia sudah selesai latihan sedari jam empat sore, tetapi para senior yang ingin unjuk muka berdatangan tanpa henti.

Bakugou Katsuki namanya, anak teknik mesin kemarin sore-mahasiswa baru-yang namanya dikenal seantero kampus hanya dalam waktu 3 bulan pertama semester ganjil. Bak bintang lapangan, berjalan di sampingnya buat kalah saing, kalah terang.

Bakugou usai dengan kegiatan minumnya, teh kotak dilempar tepat ke tong sampah. Langkahnya masih belum berhenti. Sesekali mencuri pandang ke arah wanita di kanan yang terlihat tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Oi, kau kenapa?" tanyanya akhirnya, nada suaranya seperti biasa-sedikit ketus.

Kau, wanita itu, berhenti melangkah sejenak, memandangnya, lalu mendesah pelan. "Sudah kubilang, enggak sopan manggil aku-kau dengan senior."

Bakugou berdecih. Kau mendengus.

"Kau selalu panggil senior lain abang atau kakak. Kenapa samaku enggak gitu?"

Pria bongsor surai abu pirang itu memutar bola matanya. "Amit-amit."

Kau mengernyitkan dahi. Lanjut mengambil langkah buru-buru, membawa tubuhmu entah ke mana. Asalkan tidak diekori.

Sayangnya, kau lupa dia pemain basket. Mengejar bola saja lihai, apalagi mengejarmu.

"Kau enggak ada kerjaan lain selain ngikutin aku terus?"

"Dih? Amit-amit."

Kau tidak habis pikir. Bocah itu sudah mengulangi kata 'amit-amit' dua kali. Bocah semester baru yang bersikap seenaknya dengan senior semester tujuh. Meski gedung fakultas kalian berhadapan, bukan berarti prodi kalian berteman dekat.

Dia melepas apitan bola basket, memantulkannya sambil tetap berjalan seirama denganmu. "Jangan ge'er. Aku mau ke kantin. Kebetulan searah aja."

"Nongkrong sama Izuku?"

"Izuku, eh? Sudah sedekat apa kau dengan Deku?" Dia menyudahi main basket dadakannya. Kau menelan kembali kalimat yang hendak keluar kala melihat Bakugou mendesah panjang; tanda dia sedang tidak senang.

"Aku jadi malas ke kantin," ungkapnya. Mata merah alami itu melirik padamu. "Kau mau ke mana?"

Terkadang kau berpikir, apakah penggemarnya tidak mengetahui betapa bawel dan menyebalkannya idola mereka ini? Walaupun sikapnya di lapangan tidak ada bedanya dengan sekarang, tetap saja Bakugou terasa lebih ekspresif.

Derana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang