Rating: 17+
Warning || violence, harsh language and disturbing scenes sometimes
"Jangan jadi kuat, tetapi jadilah pemberani. Hidup yang hanya sekali ini, buatlah berguna, minimal untuk diri sendiri," kata mereka.
Memang mudah mengatakannya.
Saat m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sabtu sore, pukul enam belas sepuluh, di kawasan fakultas Ilmu Budaya, Yuuhi University. Reka singkat: adegan penangkapan Lyma.
Langit gelap dengan deru angin kencang menerpa dahan. Tiap jajaran stan masih ramai pengunjung, yang sebagian mereka berdiri mematung dan memusatkan atensi pada salah satu mahasiswi yang tangannya diborgol polisi.
Saat matamu beradu pandang dengan mata Lyma, dari sana kau mengikuti insting untuk melepas pelukan Bakugou dan mengejar gadis itu. Kau berteriak pada petugas, membombardir pertanyaan 'kenapa kau menangkap gadis ini? Apa yang telah dia lakukan?' Seketika kekacauan terjadi, mengundang ricuh hingga orang-orang berkerumun untuk menonton. Bisik-bisik muncul beruntun bak kumpulan lebah, layar ponsel diangkat merekam celah.
Bakugou mencoba menarikmu menjauh, dia menjelaskan dengan kesal betapa bodohnya tindakan impulsifmu saat itu. Dan kau, dengan sungguh menggenggam tangannya.
"Kau ... sudah selesai magang, 'kan?" Melihat raut wajah kalut dan bingung pemuda itu, kau semakin mendekatkan diri padanya. Kau menoleh ke arah Midoriya dan Todoroki yang tidak jauh dari sana, untuk kemudian kembali lagi pada Bakugou. "Pulanglah ke asrama, Katsuki, bersama teman-temanmu. Gurumu juga pasti menunggu konfirmasi kalian di UA."
Bakugou berdecak sebal. "Lantas kau? Kau mau menangani semua ini sendirian?"
Kau yang terpancing emosi, menarik kerah baju pemuda itu. "Bisakah sekali ini saja kau mempercayaiku?" Dengan sengaja kau mengaktifkan quirkmu saat itu juga. "Aku bisa mengatasinya sendirian, jadi ... tolonglah."
"Kau—"
Dekapan erat yang kau berikan pada lelaki lebih muda berhasil membungkamnya. Bersamaan dengan itu, kau susupi bisikan halus pada jiwanya untuk menurutimu. "Apa kau tidak muak berbagi jiwa denganku?" Kalimat itu menggantung di udara, Bakugou tidak menjawabnya. Saat tubuhmu perlahan menjauh dari tubuhnya, kau tersenyum getir, hampir seperti berbisik, "Aku ... merepotkanmu, 'kan?"
Tangan pemuda itu tetap mengepal di sisi tubuhnya, seakan menahan keinginan untuk menarikmu kembali. Di matanya, ada campuran kemarahan, kebingungan, dan sesuatu yang sulit diuraikan. Pelukanmu terasa dingin dan hangat bersamaan, seperti salam perpisahan yang tidak diucapkan. Ketika kau mundur, kau sempat melihatnya menggigit bibirnya keras-keras, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Bakugou tidak bisa mengatakan apa-apa.
Kau memberikan isyarat pada Midoriya dan Todoroki untuk membawa pergi Bakugou dari sana. Sementara dirimu, ikut ke kantor polisi menemani Lyma. Lampu merah biru dari mobil polisi menerangi wajahnya yang masih mematung di tempat. Bayangan tubuhnya perlahan tenggelam di balik kaca jendela, semakin jauh dari pandanganmu. Ketika akhirnya dia benar-benar menghilang sebab mobil petugas melaju, perasaan berat itu mulai menekan dadamu lebih keras.
.
.
.
Sabtu senja, pukul tujuh belas empat lima, di kantor polisi distrik Higashi, distrik yang menaungi kawasan Yuuhi University dan sekitarnya. Reka singkat: adegan interogasi Lyma.