"Aku hanya akan mati di dalam dekapanmu."
🥀🥀🥀
Sejak kecil Fredric tumbuh dalam keluarga yang dipenuhi dengan cinta. Duke Chadwick telah membekalinya banyak ilmu sejak dini. Baik itu mengenai pengetahuan sejarah, sastra, matematika, astronomi, hingga perang.
Fredric kecil selalu kagum saat melihat ayahnya yang berlatih dengan sangat gagahnya. Menunggangi kuda sembari menebas pedangnya ke arah lawan adalah pemandangan yang sangat menarik di matanya saat itu. Ia tumbuh dengan semua tugas peperangan yang tidak pernah menjadi beban baginya. Fredric mencintai semua hal yang harus ia lakukan untuk menjadi hebat seperti ayahnya.
Seperti itulah pada awalnya. Hingga Fredric jatuh cinta pada putri Duke Dominic. Wanita yang berhasil menggoyahkan semua minat di hidupnya. Membuatnya membenci sebuah peperangan.
"Gretta, dia mencintai putra mahkota."
Hari itu, perkataan Leonord berhasil meruntuhkan impiannya. Membuatnya bersedih dalam waktu yang panjang. Merelakan cinta pertama bukanlah perkara yang mudah bagi seorang Fredric.
"Ayah tidak merestui hubungan mereka."
Tidak pernah terbayang sedetik pun untuk Fredric jika putra mahkota yang menjadi kebanggaan kekaisaran tidak berhasil membuat hati Duke Dominic luluh. Pria yang memiliki wilayah luas dan kekayaan berlimpah seperti Egbert adalah impian semua gadis. Lantas, penolakan Duke Dominic membuat pertanyaan besar di benak Duke muda itu. Ia penasaran pria mana yang berhasil mendapatkan restu keluarga Morwenna.
"Anda mencintai putri saya, Duke ?"
Fredric yang saat itu mendapatkan pertanyaan dari Duke Dominic tentu saja merasa takut dan cemas. Bahkan komandan militer yang selalu berdiri gagah di hadapan lawannya akan bergetar di hadapan orang tua sang wanita yang dicintai.
"Leonord. Anak itu yang menceritakannya." Duke Dominic tersenyum. "Umurku sudah tidak lama lagi. Suatu saat putriku akan kehilangan pelindungnya."
"Tentu saja. Lady Gretta harus bersama pria terbaik. Perasaan saya tidak akan bisa mengalahkan rasa cinta anda kepada Lady Gretta."
Duke Dominic mengetuk jemarinya di atas pegangan kursi. Tampak berpikir sejenak. Wajahnya terlihat tidak baik-baik saja. Dari tempat duduknya Fredric bisa melihat dengan jelas bahwa pria tersebut sedang berpikir keras.
"Duke.." jeda sejenak. "Jaga putri saya. Dia adalah hal paling berharga di hidup saya."
Takut dan bahagia bercampur dalam satu waktu. Fredric takut jika perasaannya hanya akan memberatkan Gretta. Namun, jauh di dalam hatinya ia bersyukur dengan sangat hebatnya. Ini adalah kebahagiaan yang selama ini ia nantikan. Kebahagiaan yang tidak akan pernah Fredric tukar dengan apapun.
"Saya berjanji."
Duke Dominic tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Sialnya pria yang selalu terlihat tegas itu menunjukkan sisi lemahnya untuk pertama kali di hadapan orang lain. Dengan
perasaan dan keyakinan penuh, ia mengucapkan kata yang tidak akan pernah dilupakan Fredric."Saya telah memperhatikan anda sejak lama, Duke. Anda mengingatkan pada diri saya di beberapa tahun lalu."
Fredric tersenyum. Ia tahu dari ayahnya bahwa Duke Dominic saat berada di umur yang sama dengan dirinya, pria itu jatuh cinta dalam diam dengan Lady Aerith yang terkenal cerdas di akademik. Bahkan, dahulu ayahnya juga pernah menjadi salah satu pengagum Lady Aerith. Hanya saja rasa cinta Duke Dominic tidak akan pernah bisa disetarakan dengan pria-pria yang memuja Lady Aerith.

KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess of Valtor
Historical FictionGretta Quinley harus menyandang gelar Duchess of Valtor atas paksaan kakaknya. Mengubur semua impiannya untuk menjadi Ratu di masa depan bersama sang kekasih, Putra Mahkota Kekaisaran Douglas. Gretta pikir menikah dengan Duke Fredric Caradoc of Val...