🌑 : Flashback
🌕 : Non Flashback🌑
"Avalle aaaaaa pecawat datanggg." Arvie memutar-mutar sendok di depan Avalle.
Arvie kini sedang menyuapi Avalle dengan makanan yang dia beli. Arvie membeli 2 ekor fried chicken dan dia membaginya menjadi 3, untuknya, untuk Arvie, dan untuk Askara.
Avalle dengan senang hati membuka mulut, dan sendok berisi nasi juga daging ayam itupun masuk ke dalam mulutnya. Dia mengunyah makanannya sembari tersenyum dengan pipi merona, dan mata yang tertutup, menunjukkan seberapa senangnya dia saat ini. Makan dengan ayam itu benar-benar memberikannya perasaan bahagia, lalu makan disuapi Arvie membuat hidupnya terasa sangat sempurna.
Berbeda dengan Avalle yang tengah merasakan kesempurnaan hidup, di sisi lain ada Askara yang kini sedang menahan tangisannya.
Askara duduk bersimpuh, dengan kedua tangan terkepal di atas pahanya, dia menggigit bibirnya menahan tangisan, matanya memerah dan berkaca-kaca.
Askara juga ingin disuapi, tapi sedari tadi Arvie hanya menyuapi Avalle. Merasa tidak tahan lagi, dia akhirnya sedikit menarik baju Arvie untuk menarik perhatiannya.
Arvie akhirnya menoleh dan melihat Askara yang sedari tadi dia abaikan.
"Vie sudah tidak sayang Askar lagi ya?" Nada suara Askara bergetar, bibirnya cemberut, dan keningnya berkerut sedih.
Arvie menahan gemas melihat itu. Hal yang cukup langka melihat Askar menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Dia lalu mengecup pipi Askara, membuat ekspresinya seketika berubah melongo karena terkejut.
"Sabar yaaa, Ava dulu yang disuapi. Ava kan yang paling kecil diantara kita. Nanti giliran Askar." Arvie kembali menoleh ke arah Avalle, tapi kini malah Avalle yang gantian cemberut.
"Kok cuma diasih yang Vie cup cup?" Avalle menunjuk Askara dengan kesal.
Askara yang tersadar dari keterkejutan, langsung menyingkirkan tangan Avalle yang menunjuk dirinya, "Kamu udah disuapi pertama, sekarang mau dicup cup juga? Serakah sekali."
"Ya suka-suka aku dong." Avalle mengangkat wajahnya dengan angkuh menantang Askara.
Askara yang terpancing hendak maju untuk meremat wajah menyebalkan itu, wajah yang sialnya mirip sekali dengan wajahnya.
Tapi, Arvie lebih dulu menahan tubuhnya dan mendorong wajah Avalle, "Sudah sudah, kenapa kalian jadi bertengkarsih?" Arvie merengut kesal, padahal tadi momennya sudah indah sekali.
"Askar, nanti kamu bakal Vie suapi juga kok, jadi jangan iri pada Avalle. Ava, nanti kamu juga bakal dapat cup cup jadi jangan iri." Arvie menatap kesal kedua saudaranya itu.
Melihat suasana hati Arvie yang berubah, Askara dan Avalle seketika langsung terdiam.
Askara lalu memeluk Arvie dan mendusel-duselkan kepalanya di bahu Arvie, "Maaf... Aku gak bermaksud berantem sama dia."
Avallepun ikut menenangkan Arvie dengan menggenggam tangannya, "Maaf ya Vie... Nggak lagi-lagi deh, ayo suapi lagi."
Arvie menghela napas berat, entah mengapa hari ini dia merasa sangat lelah, padahal dia kerjanya hanya berjualan bunga. Dia juga merasa badannya agak kurang enak.
Arvie mencairkan kembali ekspresi wajahnya, dia tersenyum lembut dan mengelus kepala Avalle juga Askara, membuat keduanya terkekeh senang sembari menutup mata menikmati elusan.
"Iya... Vie juga minta maaf karena udah marah-marah."
Mereka bertiga kembali melanjutkan kegiatan suap menyuap, hingga Arvie giliran menyuapi Askara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arvie : My World
Teen FictionBukan BL Arvie, melakukan pengorbanan yang sangat besar demi kedua saudara kembarnya. Setelah melakukan pengorbanan itu, karena merasa keberadaannya hanya akan memberatkan mereka berdua, Arvie memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka. Tanpa dia sa...