"Baiklah semuanya sudah siap."
Aku menatap dengan mantap pada barang-barang diatas kasur yang sudah disiapkan selama 5 hari terakhir.
Saat aku pertama kali melihat Kim Dokja di stasiun kereta. Aku memutuskan untuk tinggal di apartemen kecil, toh dunia ini tidak akan bertahan lama lagi jadi untuk apa tinggal di rumah besar?
Sebuah kemeja hitam, celana panjang berwarna coklat tua, dan juga setelan jasnya. Terlebih lagi...
Manik berwarna kuning keemasan ku menoleh pada sebuah kotak bening yang berada di meja dekat jendela kini berisi 2 siput berukuran cukup besar, siput itu bernama "Lissachatina Fulica". Siput ini bisa bertelur sebanyak 1.000 pertahun, dan aku sangat beruntung saat ini. Karena 2 siput itu sudah bertelur masing-masing 500 telur, totalnya jadi 1.000 telur.
Tidak mudah menemukan siput jenis itu, bahkan butuh 4 hari untuk menemukannya di Korea Selatan. Di tambah langsung menemukan 2 ekor dan sedang bertelur.
Hehehe, koin ku pastinya yang paling banyak saat skenario pertama terjadi. Pastinya lebih banyak dari Kim Dokja... Aku kaya.
[Nona, waktu sudah menunjukkan pukul 12:08 Saat ini Kim Dokja sedang istirahat makan siang di tempat kerjanya, apa Anda ingin keluar jalan-jalan dulu?]
"Hmm... Boleh juga. Sebelum skenario pertama dimulai aku harus mengisi perut, lalu membeli banyak makanan."
Sambil berkata begitu, Aku mulai menyisir rambut dan mengikatnya dengan gaya half-ponytail. Penampilanku yang terpantul didepan cermin sudah sangat bagus sekarang ini.
Aku segera mengambil kotak bening itu, memasukkannya kedalam koper milikku dan membawanya. Langkahku menuju pintu keluar sangat ringan tanpa ada beban, meninggalkan isi apartemen kecil itu yang sekarang sepi.
Tentunya aku menemui pemilik apartemen terlebih dahulu, aku pamit pada pemilik dengan sopan. Sedari awal memang hanya berniat untuk tinggal selama 5 hari saja.
────୨ৎ────
Pukul 12:44
Sekitar 6 jam sebelum skenario pertamaKota di Korea Selatan terlihat begitu ramai, banyak kendaraan berlalu lalang dijalan, orang-orang juga sedang melakukan aktivitas seperti biasa sebelum apokaliptik.
Di dalam cafe, aku duduk sendirian dekat jendela kaca. Sedang menikmati makan siang dengan sandwich, salad, dan teh.
[Nona, saya mohon untuk tidak makan terlalu banyak...]
Dari pesan Aiz yang disampaikan, dapat disimpulkan kalau dia tidak ingin aku makan banyak. Itu karena kemarin-kemarin aku memang selalu memakan banyak jenis makanan di Korea Selatan, bisa dibayangkan berapa banyak uang yang telah dikeluarkan dari koper.
"Iya, iya. Aku tahu, tenang saja aku tidak makan banyak kok."
"Lagipula aku bisa makan tenang hanya siang ini saja. Besoknya pasti tidak akan bisa aku makan tenang." Lanjutku sambil meminum teh dengan nikmat dan tenang.
15 menit setelah sarapan, aku akhirnya keluar dari cafe setelah makan siang. Tidak perlu menunggu apa-apa lagi, dan aku langsung menuju supermarket dan inilah saatnya untuk membeli banyak makanan ataupun minuman sebanyak-banyaknya.
Setibanya di supermarket yang masih bisa dikunjungi sebelum apokaliptik, kedua tanganku dengan cepat mengambil banyak belanjaan, membuat pembeli lain menatap ku dalam diam dan heran.
Ah, iya. Hampir saja lupa, aku harus beli coklat dan susu coklat untuk Lee Gilyoung saat berada di stasiun Geumho nantinya. Lalu juga nantinya bertemu dengan... Akhh! Sudahlah aku tidak suka dengan karakter itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brings Another Ending || Omniscient Reader's Viewpoint x Reader ||
Fanfiction[Omniscient Reader's Viewpoint x F!Reader.] "Dari kebanyakan ending mengapa endingnya harus seperti ini...? Mengapa Kim Dokja harus..." "Apa kau juga pembaca novel TWSA seperti ku atau seorang Prophet? Kenapa terkadang kata yang kau keluarkan selalu...