Kereta bawah tanah berhenti sekitar setengah jalan melewati jembatan Dongho.
Beberapa orang yang selamat berdiri dan melihat pemandangan yang terjadi di luar. Seoul yang hancur dan gedung-gedung yang runtuh. Monster yang menyerupai ular raksasa sedang memakan reruntuhan jet tempur yang jatuh ke Sungai Han.
"Apa-apaan ini...!"
Itu seekor Ichthyosaurus. Monster yang biasa disebut ular laut. Monster ini nantinya akan diklasifikasikan sebagai monster kelas 7 di dunia WOS.
Kim Dokja akan menjadi orang pertama yang membunuhnya dan akan mendapat 10.000 koin sebagai hadiah. Aku juga mau... Tapi aku tidak mau masuk kedalam tubuh Ichthyosaurus, apalagi kalau dijatuhkan oleh 'orang itu'... Bulu kuduk ku seketika merinding karena membayangkannya.
Salah satu Ichthyosaurus melihat ke arah ini. "U-Uwaaah! Dia datang!"
Orang-orang berteriak ketakutan. Ichthyosaurus itu berputar-putar di sekitar bagian bawah jembatan Dongho dan menghilang ke dalam gelembung udara, makhluk itu tidak akan bisa masuk kesini. Selama dilindungi oleh skenario, tidak perlu berurusan langsung dengan monster seperti itu.
[Kompensasi penyelesaian tertunda karena pemeriksaan skenario yang tidak terduga. Mohon tunggu.]
Kompensasinya tertunda, hal ini dikarenakan Kim Dokja sudah membunuh Kim Namwoon dan berujung membuat dirinya tidak disukai oleh beberapa konstelasi.
[Beberapa Konstelasi mengagumi skenarionya.]
[Para Konstelasi telah mensponsori mu 500 koin.]
Kim Dokja mengambil pisau Swiss milik Kim Namwoon di tanah dan berpikir. Jangan ragu untuk menonton. Kalian akan membayar tiket masuk dengan nyawa kalian.
"Dokja-ssi? Apa kau baik-baik saja?"
Yoo Sangah terlihat berbeda sekarang, darah membasahi wajah putihnya dan ada noda juga di beberapa tempat.
Kemudian Kim Dokja memegang tangan Yoo Sangah dan berkata, "maafkan aku. Aku tidak bisa menyelamatkan nenek itu."
Yoo Sangah menatap dengan tatapan yang rumit.
"Bagaimana Dokja-ssi bisa begitu..."
"Ya?"
"Ah, bukan apa-apa. Sebaliknya... Terima kasih."
Aku yang melihat percakapan ini tidak terlalu jauh, namun aku tidak akan ikut dalam percakapan seperti itu sekarang. Dan lebih memilih untuk menarik perhatian konstelasi seperti Kim Dokja pada Lee Gilyoung.
Kakiku berlutut dengan satu kaki didepan Lee Gilyoung. Tanganku memegangi kedua tangan Lee Gilyoung yang kotor akibat cairan dari belalang dan kemudian mengelapnya dengan sapu tangan.
"Kau tidak apa-apa, 'kan? Apa ada yang sakit? Kalau ada beritahu padaku ya, tidak perlu sungkan."
"Huhm, aku tidak apa-apa, Noona. Lalu aku sangat berterimakasih padamu karena sudah melindungiku dari pria tadi..."
"Tidak masalah. Lagipula itu bukan apa-apa untukku." Aku tersenyum pada Lee Gilyoung.
[Beberapa Konstelasi terkesan dengan perbuatan baikmu.]
[Para Konstelasi telah mensponsori 500 koin.]
"Baiklah sudah selesai, tanganmu sudah bersih sekarang. Oh iya, omong-omong siapa namamu?" Aku bertanya walaupun sudah tahu nama anak laki-laki ini, dan membuang sapu tangan kotor itu ke sembarang arah.
"Gilyoung. Lee Gilyoung."
"Senang bertemu denganmu Gilyoung-ah. Namaku Amakame Troyacella, bisa tolong kemarin jari telunjukmu? Dan diterima ya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Brings Another Ending || Omniscient Reader's Viewpoint x Reader ||
Fanfiction[Omniscient Reader's Viewpoint x F!Reader.] "Dari kebanyakan ending mengapa endingnya harus seperti ini...? Mengapa Kim Dokja harus..." "Apa kau juga pembaca novel TWSA seperti ku atau seorang Prophet? Kenapa terkadang kata yang kau keluarkan selalu...