抖阴社区

19

1.2K 100 25
                                        

Bab ini sedikit sensitif, yang dibawah umur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab ini sedikit sensitif, yang dibawah umur. Mohon skip. Tapi kalau masih ngotot gak tanggung jawab yaa😑

Pagi itu, seperti biasanya, ketiganya akan kembali disibukkan dengan rutinitas mereka masing masing. Namun, hari ini Felix tampak lebih cemberut dari biasanya. Wajahnya terlihat tidak senang sejak mendengar kabar bahwa Minho akan pergi keluar negeri untuk menghadiri sebuah pertemuan penting yang bisa berlangsung cukup lama.

"Sayang, sudah dong, aku juga pergi untuk bekerja. Kan ada Hyunjin disini," ucap Minho, mencoba membujuk Felix yang masih dengan wajah tertekuk.

"Tapi kan lama, pasti..." Felix menjawab dengan nada rengekan, matanya menatap wajah Minho penuh harap.

Minho menghela nafas panjang dan melangkah mendekat, lalu memeluk Felix yang tengah duduk di meja pantry.
"Hyung usahakan pulang cepat yaa," ucap minho pada Felix.

Hyunjin, yang baru saja turun masih menggunakan piyamanya pun, memutar matanya jengah.
"Hyung belum berangkat," tanyanya, berdiri di samping Felix yang masih memeluk Minho.

"Kau lihat sendiri," jawab Minho dengan sedikit tersenyum.

Hyunjin lalu menatap Felix, berharap Felix mengerti.
"Lix, biarkan hyung pergi, nanti dia terlambat. Itu jugakan penting untuknya."

Mendengar penuturan itu, Felix pun melepaskan pelukannya, namun jelas masih dengan wajah cemberut.

"Dasar manja," Ucap hyunjin, sembari berlalu menuju dapur, meninggalkan Felix dan Minho.

"Hyung berangkat yaa, lixie tinggal dengan hyunnie dulu." Ucap Minho, melepaskan diri dari pelukan Felix.

Felix menatap Minho dengan ekspresi yang belum bisa menyembunyikan kekesalannya, lalu mendekatkan wajahnya.
"Cium dulu," pintanya, membuat Minho tersenyum.

Minho mendekat, memegang pipi Felix dengan lembut, dan menyatukan bibir mereka dalam ciuman yang cukup lama. Felix, yang tidak bisa menahan perasaannya pun berdiri , dan melingkarkan tangannya di leher Minho, merapatkan tubuhnya. Minho, yang merasakan itu, otomatis melingkarkan tangannya di pinggang Felix, menekan pinggangnya untuk lebih mendekat lagi. Ciuman mereka, yang awalnya lembut, mulai berubah menjadi lebih menuntut. Bahkan tangan Minho sudah mencengkeram kuat bokong Felix, membuat Felix tersentak dan menggigit bibir bawah Minho.

"Enghhh."

Saat pasokan udara keduanya menipis, felix langsung menjauhkan wajahnya lalu memeluk Minho dengan erat, masih dengan perasaan cemas yang tidak bisa disembunyikan.

"Jangan membuatku berpikir untuk memakanmu sekarang, sayang," Minho berbisik, sedikit terengah-engah.

"Makanya cepat pulang nanti boleh makan Lixie," jawab Felix, dengan nada sedikit menggoda.

Minho tersentak, lalu menjauhkan dirinya dari Felix dan menatap wajahnya dengan tatapan intens.
"Kau yakin?" tanyanya dengan suara rendah, berusaha menahan diri.

No One Else But Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang