"Tak perlu kata-kata untuk tahu,
bahwa dalam tiap napasmu yang tenang,
tersimpan kisah tentang bertahan untuk seseorang yang kau sayangi."
Lanny membuka pintu posko perlahan, berusaha tidak membuat suara berisik. Matanya langsung menangkap sosok Kimmy yang duduk sendirian di ruang tengah, bersandar santai di sofa lusuh sambil memutar-mutar rubik kecil di tangannya.
Kimmy mengangkat kepala sekilas. "Oh, udah balik?" sapanya singkat, senyumnya samar.
"Iya" Lanny melepas sepatu, berdiri canggung di dekat pintu. "Kamu ngapain?"
Kimmy memutar rubik di tangannya, jari-jarinya bergerak cepat. "Iseng aja. Bosen."
Lanny mengangguk kecil, lalu berjalan mendekat, ragu-ragu seperti takut mengganggu. Ada jeda canggung di antara mereka, hanya diisi suara klik-klik rubik yang diputar Kimmy.
"Kamu jago ya" kata Lanny akhirnya, suaranya agak pelan.
Kimmy terkekeh kecil, matanya melirik ke arahnya. "Nggak juga. Ini aja belum kelar-kelar dari tadi."
Lanny duduk di ujung sofa, menjaga jarak sopan. "Boleh lihat?"
Kimmy mengulurkan rubik itu tanpa banyak bicara, ujung jarinya sengaja bersentuhan dengan tangan Lanny sebentar. Lanny merasa pipinya menghangat.
"Dipegang aja, nggak usah disusun," canda Kimmy, nadanya ringan.
Lanny menunduk, berpura-pura fokus pada rubik di tangannya. "Aku kayaknya butuh sehari penuh buat nyelesain ini."
Kimmy tertawa pelan. "Gapapa, yang penting niat."
Untuk beberapa saat, mereka terdiam dalam keheningan yang anehnya terasa nyaman.
Sampai akhirnya, dengan suara ragu, Lanny membuka suara, "Kim..."
"Hmm?"
"Kamu... beneran nggak apa-apa?" tanyanya, hati-hati. "Maksudku... setelah kemarin itu."
Kimmy berhenti sejenak, jemarinya yang semula santai kini mengepal pelan di pangkuannya.
"Jujur," Kimmy menghela napas, suaranya lebih berat. "Aku masih marah, sih."
Lanny mengangkat wajah, menatapnya penuh perhatian.
"Sama Sofie, Angie, anak-anak posko yang lain juga" lanjut Kimmy, matanya menatap kosong ke arah rubik di tangan Lanny. "Kadang pengen aja, ninggalin semua ini. Pergi."
Lanny menggigit bibir bawahnya, merasa dadanya ikut sesak.
"Tapi..." Kimmy menggeser pandangannya, akhirnya menatap Lanny langsung. Ada ketulusan yang berat dalam sorot matanya. "Aku juga nggak bisa ninggalin KKN gitu aja. Dan..."
Kimmy menunduk sedikit, suaranya makin pelan, nyaris berbisik,
"Sebenernya alasan utama aku balik ke posko juga karena aku khawatir sama kamu."Deg.
Lanny merasa jantungnya berhenti sepersekian detik. Ia membuka mulut, ingin membalas sesuatu, tapi tak ada kata-kata yang cukup.
Setelah beberapa detik, Lanny akhirnya berhasil bersuara, meski terdengar pelan dan ragu,
"Tapi harusnya aku yang khawatir sama kamu, Kim. Kamu yang paling dirugiin, disakitin. Aku-" Lanny menggenggam rubik di tangannya lebih erat. "Kenapa malah aku yang kamu pikirin?"Kimmy tersenyum kecil, nyaris miris. Ia menyandarkan kepalanya ke sofa, menatap langit-langit posko sejenak sebelum kembali menoleh pada Lanny.
"Karena aku tau," katanya perlahan. "Sekarang kamu juga pasti lagi disudutkan, kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED (GxG)
Romance??WRITTEN BASED ON A TRUE STORY FROM THE AUTHOR?? Saat mengikuti program KKN di desa, Lanny dan Kimmy, dua mahasiswa dengan kepribadian berbeda, saling jatuh cinta. Namun, hubungan mereka menjadi toxic karena kebohongan yang disembunyikan keduanya...