抖阴社区

Chapter XVII " A Witness in the Shadows "

1 0 0
                                        

Di sebuah ruang rahasia di lantai bawah gedung tua yang telah direnovasi menjadi markas rahasia mereka, Faelina, Sebastian, Manthis, Caelan, Luca, dan Maëlle duduk berhadapan dengan seseorang yang wajahnya sebagian tertutup bayangan.

Pria itu berusia akhir tiga puluhan, dengan sorot mata tajam namun penuh luka masa lalu. Ia menatap mereka satu per satu, hingga akhirnya membuka suara.

"Nama saya Adrien Morel. Aku pernah jadi bagian dari Baemont Group... sampai mereka menghancurkan keluargaku karena aku tahu terlalu banyak."

Manthis mencondongkan tubuhnya. "Adrien is the one I told you about. He's ready to talk. And he brought everything with him."

Adrien mengeluarkan satu koper kecil dan membukanya. Di dalamnya terdapat tumpukan dokumen, foto-foto, salinan transaksi ilegal, hingga rekaman suara Evaline dan ayahnya-semuanya bukti kuat.

Faelina membuka satu dokumen dan matanya menyipit. "Ini... semua ini bisa menjatuhkan Baemont Group di pengadilan."

Adrien mengangguk. "Aku bersedia jadi saksi. Tapi aku punya satu syarat-keluarga dan aku harus mendapat jaminan perlindungan dari ancaman mereka."

Caelan langsung menimpali. "You'll get it. Kami akan siapkan pengacara terbaik dan pengamanan pribadi."

Sebastian menambahkan, "Once this is over, no one from Baemont will ever touch you again."

Adrien tersenyum tipis, seolah merasa lega untuk pertama kalinya setelah sekian tahun dalam pelarian. "Kalau begitu, kita mulai. I want them to fall... slowly and painfully."

---

Di kediaman keluarga De Viremont, pagi yang damai tiba-tiba terganggu oleh suara mobil yang berhenti di depan rumah. Seraphina yang sedang membaca surat kabar di ruang tamu bersama Alaric sontak berdiri ketika seorang wanita berpenampilan elegan turun dari mobil.

"Vivianne?" Seraphina menutup mulutnya dengan tangan, hampir tak percaya.

Vivianne Vivaldi, kakak tertua Seraphina, ibu dari Luca, menatap langsung adiknya. "Aku dapat kabar dari staf De Viremont Corp... bahwa anakku nyaris tewas semalam? Apa kalian semua sudah gila?!"

Seraphina segera menghampiri sang kakak dan memegang tangannya. "Viv, Luca baik-baik saja. Dia selamat. Kami tidak berniat menyembunyikan apa pun-kami hanya tidak ingin kamu panik."

Alaric ikut bicara. "Kami pastikan dia dijaga ketat. Tidak ada yang menyentuh keponakanku tanpa harus berurusan dengan kami dulu."

Saat suasana makin memanas, pintu masuk terbuka. Faelina, Caelan, Luca, dan Maëlle masuk bersama-sama, dan Luca langsung menghampiri ibunya.

"Mamma?" katanya pelan.

Vivianne langsung memeluk anaknya erat. "Luca Vivaldi, seandainya kamu terluka, Milan akan terbakar dalam sehari!"

Luca tersenyum lemah. "I'm fine, Mamma. Really. Aku di sini, utuh dan sehat."

Faelina dan Caelan menatap Vivianne dengan hormat. "Bonjour, Bibi Vivianne," sapa Faelina lembut.

Vivianne tersenyum ke arah mereka. "Kalian sudah dewasa... dan gila kalau berani lawan keluarga Baemont."

Sementara itu, Maëlle berdiri di samping Caelan, agak gugup. Caelan segera memperkenalkannya.

"Aunt, ini Maëlle... pacarku."

Vivianne mengamati Maëlle dari atas ke bawah, lalu tersenyum kecil. "Hm... at least you have good taste, Caelan."

Maëlle membalas senyum, sedikit lega. "Senang bertemu dengan Anda, Madame Vivianne."

Vivianne melirik ke arah Alaric dan Seraphina. "Kita semua harus duduk dan bicara serius. Karena perang ini baru saja dimulai."

---

We were Just a Season " Bound by Destiny ' s "Where stories live. Discover now