Haris sudah tersadar dari alam bawah sadarnya sejak beberapa waktu yang lalu. Hanya saja, lelaki itu terlalu malas untuk angkat kaki dari sofa di studio tempatnya tidur semalaman.
Sayup-sayup dia mendengar derap langkah kaki yang memasuki lorong, hingga pintu perlahan terbuka. Dia bahkan sudah siap dengan semua sumpah serapah yang akan ditujukan untuknya. Matanya masih terpejam, ketika terdengar helaan napas kasar dari pintu studionya.
"Ini sofa lama-lama gue jual juga. Bangun!"
Haris merasa bahunya ditepuk cukup keras hingga membuatnya menggeliat. Dia masih enggan beralih, melainkan mengubah posisinya jadi menghadap punggung sofa. Membelakangi sang manajer yang pagi ini terlihat sudah rapi.
Orang itu adalah manajer Haris yang tak pernah absen memaki artisnya setiap saat Haris berulah. Seperti saat ini, alih-alih tidur di apartemennya, penyanyi muda itu memilih bermalam di studio rekamannya. Kebiasaan itu memang sering Haris lakukan ketika sedang menggarap lagu atau bahkan sedang senggang. Hal itu tak jarang membuat Bintang—manajernya—meradang.
Lelaki jakung itu beralih duduk di sofa single sembari memerhatikan tulisan-tulisan di kertas yang berserakan di atas meja. Syair-syair yang sempat Haris buat beberapa hari belakangan. Yang buat penyanyi muda itu sering mendesah kesal. Entah kehilangan inspirasi atau memang tak puas dengan karyanya sendiri. Bintang juga temukan kertas yang diremat hingga lusuh. Terdapat syair yang buatnya cukup tersentuh. Hingga urungkan niatnya untuk melempar omelan pada artisnya itu.
"Lo mau rilis single lagi, Ris?" Tanya Bintang. Tak mendapat jawaban dari penyanyi muda itu, lantas dia mendecih pelan. "Album lo rilis bentar lagi, santai dulu kenapa, sih? Gue dukung lagu untitled ini kalau mau jadi single. Liriknya bagus kok. Kayak orang lagi jatuh cinta."
Mata Haris terbelalak, lantas menghentakkan kakinya ke udara hingga selimut yang membalut tubuhnya jatuh ke karpet. Lelaki itu merebut kertas di tangan sang manajer, lalu memasukkannya ke dalam saku celana. Dia menghindari tatapan dari Bintang dengan menggosok matanya pelan. Kemudian, Haris berjalan menuju wastafel untuk mencuci wajahnya. Setelah itu, dia kembali mendudukkan bokongnya di atas sofa.
Bintang masih mengamati gerak-gerik penyanyi muda itu tanpa mengatakan sepatah kata pun. Matanya masih memicing ke arah Haris.
"Apa?" Tanya Haris sanksi.
"Lo lagi jatuh cinta beneran, ya? Udah lupa sama yang itu?"
Haris mendecih, "lo nggak naik ke atas?"
"Siapa bunga yang dimaksud lagu itu, Ris?" Bintang masih mempertahankan keingintahuannya perihal syair romantis yang ditulis oleh artisnya. "Yang baru, ya?"
"Nggak ada. Udah lo naik sana!"
"Eh bentar deh," tiba-tiba Bintang teringat pada sesuatu tepatnya ketika dirinya memarkikan mobil, "gue tadi lihat mobil lo ada di basement, tumben lo keluar, biasanya bertelur di studio. Abis dari mana semalem? Atau jangan-jangan ketemuan sama cewek lo, ya?"
Bintang mulai berasumsi karena memang kendaraan milik Haris itu jarang sekali terlihat di basement agensi. Selalu mengendap di apartemennya. Haris juga jarang keluar karena terlalu lama di studio. Lebih tepatnya tak memberi kesempatan dirinya untuk keluar berkendara sendirian. Dia hanya terlalu malas.
"Nggak ada gue begitu, Bang. Cuma lagi pengin keluar aja." Jawabnya singkat, sebisa mungkin Haris menghindari sorot mata sang manajer.
"Udah lah ngaku aja. Biar gue mempersiapkan diri dari sekarang."
Haris hanya memutar bola matanya, lalu beranjak dari sofa menuju kursi di depan komputer. Dia raih gitar akustiknya, lalu dipetik, dan ciptakan nada-nada abstrak yang menggema di ruang studio. Sampai akhirnya, jemari Haris berhenti selama beberapa saat. Ada banyak hal yang mengganggu pikirannya sejak beberapa hari belakangan. Namun dia ragu untuk membicarakannya pada orang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unwritten Chapter
RomanceMereka kira ceritanya sudah selesai. Ternyata masih ada bab yang belum diurai. --- Haris Yasa Yudhistira, penyanyi muda yang tiba-tiba naik daun dan jadi idola para kawula muda. Seperti musisi pada umumnya, Haris memiliki jadwal yang cukup padat. Ad...