抖阴社区

Chapter 39

1.1K 260 9
                                    

"Ibu, apa Jinah membawa payungnya?"

M/N memandang pada langit yang terlihat mendung dibalik jendela. Dia berada di apartemen milik Jinwoo bersama dengan Kyung Hye yang menemaninya.

"Sepertinya tidak. Ibu melihat payungnya ditempat penyimpanan." Jawab Kyung Hye turut melihat pada arah jendela yang menunjukkan langit dihiasi awan gelap, "mendung sekali." Ujarnya terdengar khawatir.

"Kalau begitu aku akan pergi untuk membawakan payungnya." M/N kemudian beranjak dari posisinya, mengambil jaket sebelum akhirnya keluar menenteng payung menuju ke sekolah Jinah.

Ngomong-ngomong Jinwoo pergi untuk mengurus dungeon bersama dengan guild Knight. Tadinya M/N ingin ikut, tetapi Jinwoo melarangnya khawatir mengingat kekasihnya tengah mengandung muda dan dokter sendiri melarang untuk terjun ke dungeon karena bisa membahayakan janinnya. 

Dia juga mengatakan bahwa hunter Cha tidak ikut dalam raid kali ini, namun Jinwoo memintanya untuk meninggalkan jejak ditubuhnya sebagai upaya perlindungan diri meskipun pria itu sudah bertekad tidak akan lagi memancing murka si cantik. Cukup sudah, dia tidak mau jika nantinya apa yang M/N katakan soal meninggalkannya menjadi kenyataan.

Kyung Hye mengantar sampai pintu masuk, "tidak apa-apa?"

"Tentu, ibu. Aku akan berangkat sekarang." Pamitnya.

"Hati-hati."

Ia menatap pada langit yang gelap karena tertutupi oleh awan hitam, mempercepat langkah kakinya takut jika malah dia kehujanan ditengah jalan. Untung saja jarak sekolah Jinah cukup dekat untuk bisa ditempuh berjalan kaki mungkin hanya sekitar 20 menit saja ia sudah bisa sampai.

Tetapi keributan apa ini saa ia sampai hingga membuat banyak sekali murid-murid berlarian tidak tentu arah?

Menarik tangan salah satu murid yang melewatinya, ia lantas bertanya cepat. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian berlarian seperti ini?"

"Dungeon. Ada dungeon yang terbuka di sekolah dan membuat monster-monster yang keluar menyerang kami." Jawab murid itu ketakutan.

Genggamannya terlepas membiarkan murid itu untuk pergi mengungsi ke tempat yang lebih aman sedang perasaan cemas mulai menyergap hatinya. Jinah, apa dia masih didalam?

Mengeluarkan ponselnya, ia mencari nomor Jinah dan men-dial-nya, "M/N-san?" Panggilan itu terdengar saat telepon terangkat.

"Jinah, kau dimana?"

"Sekolah. Aku ada disekolah. Tolong aku M/N-san. Ada monster disini." Nada bicara gadis itu terdengar bergetar yang membuat M/N semakin tidak tenang.

"Katakan posisi mu."

"Lantai 3, kelas 3-1, gedung dekat lapangan."

Sambungan telepon dimatikan dan tanpa menunggu lama M/N langsung berlari masuk menerobos area sekolah. Mata birunya meliar kesana kemari mencari gedung yang dimaksud. Pintu masuk sudah diblokir oleh sihir namun M/N yang sudah terlampau khawatir menggunakan kekuatannya untuk menghancurkan sihir itu dalam satu serangan fatal.

Suara gaduh dari ledakan yang dihasilkan mengundang para orc untuk mencari tahu siapa yang sudah menghancurkan sihir penyegel yang telah dipasang. M/N tertegun melihat tiga orc berdiri menghadang jalannya.

Membuat segel tangan, M/N meng-summon pedang tipis yang terbuat dari sihir cahaya miliknya. Pedang itu bersinar keemasan dengan aura mana yang kuat disekitarnya. Dalam satu tarikan nafas dalam, kakinya bergerak gesit melancarkan serangan dan membunuh para orc itu dalam sekejap.

Pelajaran pertama dari hasil pengamatannya terhadap pertarungan Jinwoo dan para hunter lainnya berhasil ia terapkan dengan sempurna. Daya serap yang dia miliki memang luar biasa. Meskipun dia masih tidak kuat untuk menatap darah dan tubuh orc yang berserakan karena terpotong oleh pedangnya.

Sincerly (Sung Jinwoo x M. Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang