Ternyata draf-nya selesai lebih cepat guys! Jadi saya bisa up, yuhu! Senang kan kalian, hm?!
So, enjoy your read!
***
Bulu mata lentik itu bergerak saat kelopaknya hendak terbuka menampakan manik biru indah dengan binar berair yang membiaskan cahaya dari lampu ruangan tempat dirinya berada. Lenguhan terdengar kala rasa sakit samar terasa di perutnya hingga ia secara insting mengelusnya.
"Sudah bangun?"
M/N menolehkan kepala menatap Jinwoo yang tersenyum kearahnya, "bayinya, apa dia baik-baik saja?"
"Iya. Tapi dokter bilang kau harus banyak istirahat karena si kecil masihlah rentan." Jawab Jinwoo.
M/N menutup mata menikmati elusan tangan Jinwoo diwajahnya sampai sebuah sentilan mendarat di keningnya. "Dasar ceroboh." Ujar Jinwoo.
Si cantik mengusap keningnya, "maaf."
Hening. M/N menikmati setiap usapan lembut yang Jinwoo bubuhkan di kepalanya. Itu terasa sangat menenangkan dan nyaman meskipun tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Jinwoo-san, apa kau mau menemani ku tidur disini?" Ujarnya menepuk bagian sisi kosong ranjangnya.
Jinwoo tersenyum, "tentu."
Dirinya lantas naik keatas ranjang, membaringkan tubuhnya dalam posisi menyamping. Tangannya ia posisikan untuk menjadi bantalan bagi M/N yang meringsut masuk dalam pelukannya, melingkarkan tangan di sekeliling pinggangnya. Senyuman lebar di bibir itu membuat Jinwoo gemas hingga mendekatkan wajah untuk bisa mencium keningnya.
"Kau membuatku khawatir, sayang." Jinwoo mengusap pipi M/N menyingkirkan helaian rambut yang sekiranya mengganggu pandangan untuk bisa melihat lebih jelas setiap sudut wajah itu.
"Aku tahu. Tapi aku tidak bisa diam saja melihat adikku dalam bahaya." Jawab M/N sambil memainkan tangannya diatas dada bidang itu.
"Terimakasih."
M/N berdehem, "sama-sama."
Hening kembali, M/N larut dalam permainan tangannya sendiri di dada Jinwoo. Dengan usil ia meremas dada keras itu membuat Jinwoo langsung mendesis dan berjengit menjauhkan tubuhnya.
Manik abu Jinwoo mengarah tajam pada si cantik yang tersenyum polos, "aku gemas." Ujar M/N tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Jinwoo menghela nafas, sebelum sebuah seringaian timbul di bibirnya, "kau tahu? Itulah yang aku rasakan saat melihat tubuh mu."
Tangan Jinwoo mulai menggerayangi tubuh M/N. Dimulai menyapu bahu hingga pinggang dan turun menuju panggulnya menghantarkan perasaan merinding bagi si cantik yang kini diam terpaku.
Tatapan matanya yang dalam membuat M/N gugup bukan main. "Ji-Jinwoo-san? Eugh!" Ia melenguh saat pria itu meremas pinggangnya.
Menahan tangannya, manik biru itu bergetar menimbulkan kesenangan dibalik mata Jinwoo yang menyorot tanpa emosi, "ada apa sayang?"
"Jangan ditekan. Perut ku masih terasa sakit." Lirihnya lemah.
Jinwoo sontak menghentikan tingkah jahilnya, beralih mengusap perut M/N dan mendekatkan tubuh mereka, "maaf. Aku tidak tahan untuk menggoda mu." Sesalnya.
M/N mengangguk menyembunyikan wajahnya didada Jinwoo, "bagaimana dengan Jinah? Dia baik-baik saja kan? Apa dia masih ketakutan?"
Jinwoo kembali aktif mengusap punggung dan kepalanya, "hm. Ibu juga sedang menemaninya sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerly (Sung Jinwoo x M. Reader)
RandomIa bangkit kembali dalam tubuh berbeda setelah kematian yang menyakitkan. Seolah diberikan kesempatan untuk melakukan apapun yang ia inginkan, perintah yang didapatkannya saat terbangun adalah untuk tetap hidup bagaimana pun caranya. Hanya saja yang...