Jinwoo pun mulai bercerita pada M/N tentang apa yang sebenarnya ia alami sebelum dan sesudah terjadinya awakening. Dari mulai ia yang sempat mati dan kemudian di hidupkan kembali dengan sebuah sistem yang beroperasi mengaturnya sampai ia bisa menjadi sekuat sekarang.
"Tunggu Jinwoo-san. Jadi maksud mu, yang membuat mu kuat sekarang adalah pengaturan sistem itu?" Tanya M/N memastikan dengan ragu karena jujur ia sama sekali belum paham benar apa yang diceritakan oleh Jinwoo ini.
Jinwoo mengangguk, "benar. Dan aku menduga jika dibalik semua ini ada orang yang mengendalikannya."
"Oh." Itu adalah jawaban yang keluar dari mulut M/N. Dia nampaknya masih bingung harus bereaksi seperti apa akan hal tersebut.
"Lalu, kenapa kau mengatakan hal sebesar ini padaku? Bukannya kau menyembunyikannya dari orang lain bahkan ibu dan Jinah tidak mengetahuinya?"
"Karena kita sudah berjanji untuk saling membuka diri, yakan? Dan aku percaya pada mu."
"Kau percaya padaku, atau kau sengaja mengatakannya pada ku karena ingin mengali informasi lain dari ku?"
Tebakan M/N tepat sasaran, Jinwoo menghela nafas tidak mengelaknya. Pemikiran M/N memang tajam. "Benar. Kau mengatakan soal sosok yang mengirim mu kemari. Jadi aku berasumsi jika apa yang terjadi padaku mungkin berhubungan dengan mu."
Sendok ditangannya ia mainkan mengaduk sup di mangkuk dengan tatapan mengarah kesana. "Jika memang demikian, apa kau akan membuangku?" Suaranya mengalun pelan.
Nafsu makannya sudah tidak ada semenjak obrolannya dengan Jinwoo dimulai, beruntung karena hanya tersisa sedikit jadi tidak terlalu masalah. Namun tetap saja, rasanya ketakutan akan kesepian itu mulai kembali menghampiri membuat M/N tidak berani untuk mengangkat pandangannya.
Tangan yang tengah meremat sisi meja Jinwoo bawa dalam balutan kehangatan tangan besarnya. Ia menggenggamnya erat, "tidak pernah sekali pun aku pernah berpikir untuk melepaskan mu."
M/N mendengus, "kau mengatakan itu karena belum mengetahuinya."
Jinwoo terdiam. Benar, karena tidak dipungkiri jika memang dirinya kini mulai menaruh ragu dan curiga, dengan mengatakan suatu hal itu justru akan terdengar seperti sebuah kebohongan dan bukankah ini terlalu menakutkan bagi M/N?
"Tetapi menyembunyikan kebohongan terlalu lama juga bukan hal yang bagus, iya kan? Meskipun aku tidak begitu ingat tapi aku akan menceritakannya pada mu, Jinwoo-san. Semoga ini bisa sedikit membantu mu."
Dan malam itu, mereka habiskan dengan saling berbicara satu sama lain tentang sebuah rahasia yang mereka sembunyikan rapat-rapat sebelum akhirnya M/N tertidur lebih dulu karena rasa kantuk menyerang lebih kuat.
Memandang wajah tenang dari sosok yang kini tertidur berbantalkan tangannya, Jinwoo merapatkan tubuh mereka hingga tidak ada jarak sedikit pun. Membelai pipi dan mengecup keningnya sebelum ikut menyusul ke alam mimpi.
.
.
.Pagi hari setelah percakapan, tidak ada apapun yang terjadi antara Jinwoo dan M/N. Hubungan mereka masih baik-baik saja, tanpa masalah dan gangguan meskipun masih tersisa sedikit ketakutan disudut hati M/N tentang kebenaran yang ia katakan semalam.
"Tapi tidak kah kau memikirkannya? Bagaimana hunter Min bisa memberitahukan soal itu pada hunter Cha?"
Jinwoo yang tengah bersiap untuk Raid hari ini pun menghentikan aktivitasnya. "Benar juga. Kenapa aku tidak berpikir begitu, ya? Aku tidak pernah ingat menggunakan kekuatan ku pada hunter Cha atau hunter Min."
"Ini aneh, seperti ada kepingan puzzel yang kita lewatkan namun tanpa kita sadari sudah terisi."
Helaan nafas keluar dari mulutnya, ada lagi hal lain yang harus ia cari tahu bahkan sebelum satu lainnya belum terselesaikan. Jinwoo menenteng tasnya lalu menghampiri M/N diatas kasur. Kerutan yang tercetak samar didahi itu memperlihatkan bila otaknya tengah berpikir keras tentang keanehan yang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerly (Sung Jinwoo x M. Reader)
RandomIa bangkit kembali dalam tubuh berbeda setelah kematian yang menyakitkan. Seolah diberikan kesempatan untuk melakukan apapun yang ia inginkan, perintah yang didapatkannya saat terbangun adalah untuk tetap hidup bagaimana pun caranya. Hanya saja yang...