抖阴社区

Chapt 14

145 17 11
                                        

Pagi ini, ketika Yushi membuka mata, ia dihadapkan dengan tatapan lembut dari seorang wanita. Wanita itu tersenyum dan mengelus kepalanya. Namun, dengan segera, Yushi menepis tangannya.

Ia menyibak selimut, turun dari ranjang, dan menatap wanita itu penuh kebencian.

“Sayang, kau berkeringat sekali. Ibu panggilkan dokter, ya,” ucap wanita itu seraya mendekati Yushi.

“Berhentilah berpura-pura!” Yushi bergerak menjauh.

“Yushi, Ibu sangat tulus menyayangimu. Ibu juga sangat khawatir karena tadi malam kau kambuh lagi.”

Yushi berdecak. Ia melipat tangan di dada dan tersenyum sinis. “Sayang? Kau pikir aku percaya, sementara kau membunuh putramu sendiri?”

“Keluar dari kamarku sekarang juga, wanita jalang!” Yushi membuka pintu kamarnya lebar-lebar.

Tatapan wanita yang semula lembut itu kini menajam. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

“Tak apa, aku sudah tak membutuhkan simpatimu lagi.”

Yushi melebarkan matanya. Wanita itu menunjukkan alat tes kehamilan dengan dua garis merah.

“Ka-kau...” ucapnya terbata.

Wanita itu tersenyum penuh kemenangan. “Ya, aku hamil dan akan melahirkan generasi Tokuno yang baru. Bersiaplah! Sebentar lagi kau akan tersingkir.”

Yushi mengepalkan tangannya erat. Ia tidak bisa menerima kenyataan itu. Meski begitu, ia bukanlah orang yang terbiasa menunjukkan kelemahannya, terutama setelah kakaknya meninggal.

“Baguslah!” ucapnya santai saat wanita itu hendak keluar.

Wanita itu mengernyitkan dahinya, bingung.

Yushi mendekati wanita itu dan berbisik, “Seperti Beomgyu Hyung, anak itu akan membuat ayahku semakin berkuasa, benar, kan?”

Ia menatap perut ibu tirinya yang masih terlihat datar, kemudian tersenyum menyeringai. “Buatlah anak sebanyak mungkin! Agar setelah ayahku mati, aku tak perlu repot-repot mencari sekutu.”

Wanita itu menggeram marah. Ingin sekali ia menampar anak tirinya itu. Namun, ia tak mungkin melakukannya di saat sang suami ada di rumah itu.

---

Seperti biasa, Yeonjun memarkir sepedanya di halaman sekolah. Yushi langsung menghampirinya dengan wajah ceria. Ia menggandeng tangan Yeonjun, dan mereka berjalan beriringan menuju koridor.

“Hyung, hari ini aku tidak membuatkanmu bekal. Soalnya kemarin Hyung membuangnya,” ucap Yushi dengan wajah sedih.

Yeonjun terkejut. Ia melepaskan gandengan tangan mereka. "Benar kah?"

Yushi mengangguk cepat, lalu menunjuk tempat sampah. "Hyung membuangnya ke sana."

Yeonjun menghela napas dan menatap Yushi penuh penyesalan. “Maaf, ya. Mungkin kemarin Hyung sedang pusing, jadi tidak bisa mengendalikan diri. Tapi Hyung tidak melakukan hal aneh, kan?"

"Tidak, Hyung."

Mereka kembali bergandengan, tapi tak lama Yeonjun kembali melepaskan genggamannya.

"Kenapa melaporkanku padanya?" protes Yeonjun yang kini dirasuki hantu yang selalu mengikutinya.

"Siapa suruh membuang makanan yang susah payah kubuat?" balas Yushi dengan kesal.

"Jadi kau membuatnya sendiri? Memangnya kau bisa memasak?"

"Tentu. Aku berbakat dalam segala hal, tak seperti hyung-ku yang sudah mati," sahut Yushi sambil menyilangkan tangan di dada.

"Kau punya hyung? Ck, hyung-mu pasti lebih baik dalam segala hal."

Shadow (Devil Beside Me) YeonGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang