"Ah .... Dingin sekali. Aku tak bisa melihat apa-apa. Apa aku sudah mati? Apakah surga sedingin dan segelap ini? Ataukah inilah bentuk sesungguhnya dari Neraka?
"-Tidak. Sejak awal, apakah orang seperti diriku pantas berada di salah satunya? Inilah tempatku seharusnya. Tidak berada dimana-mana. Tidak dilahirkan sejak awal." Namun di saat dingin dan kegelapan melahap jiwa Êrsta, ada sesuatu yang muncul. Sesuatu yang hangat. Ia sendiri bahkan tidak tahu apa itu.
Tanpa sadar Êrsta meneteskan air mata. Matanya terbuka namun ia masih tidak berada dimana-mana. Ia berpijak di kegelapan tiada akhir, lalu matanya tertuju pada rentetan cahaya yang datang ke arahnya, secara lembut menghampiri dan membelainya.
Ersta pun teringat sesuatu. "Percaya kepada cahaya, huh?"
Bersamaan dengan itu aliran dari kenangan miliknya mengalir perlahan.
"Bukankah ini yang akan terjadi sesaat sebelum kau mati? Ingatan akan masa lalumu. Kematian mencoba membuatmu menyesalkan apa yang telah kau perbuat di masa lalu.
"Dan dalam konteks ini, sepertinya itu adalah apa yang telah kuperbuat. Penyesalan terbesarku di kala aku hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora:Polaris (Prototype)
Fantasy?rsta adalah seorang gadis yang sangat menyukai bintang dan buku lebih dari apapun. Hari itu disaat ?rsta yang berumur tujuh belas tahun, berencana pergi ke perpustakaan ia menabrak seorang laki-laki misterius yang ternyata adalah teman kelasnya yan...
