"Hati yang beku akan mencair ketika menemukan cinta yang tepat."
—Dheira Ravinza
Getaran bintang larinya laksana busur lepas dari panah, kecepatannya bak mesin, tidak pernah merasa lelah, malam selalu menemaniku dalam kehangatan.
Perlahan aku mengambil secarik kertas dan pena, suasana malam beserta laptop menjadi saksi bisu jalanku menuju kesuksesan.
Aku memulai menggores pena di kertas tersebut, atas namamu yang akan selalu menjadi penyelamat kehidupan yang kejam di dunia ini.
Untukmu, Nanta Dalvian. Manusia yang menyadarkanku bahwa kalau aku hidup dunia akan sangat terasa berguna, katanya. Aku juga pernah bertanya.
"Kenapa gitu?"
"Agar aku bisa mencintai kamu, Dheira," jawabannya membuat aku terharu sekaligus senang.
Aku tersenyum menatapnya, setelah itu mataku terpejam dengan damai. Bahkan bintang disana seperti akan menghilang juga. Terima kasih semesta, sudah hadirkan Nanta untukku.
Tulisan ini untukmu Nanta, bagaimanapun nanti kamu, bersama siapa kamu membacanya, atau bahkan suasananya menjadi sedih atau senang, inilah tulisanku yang kubuat untukmu, Nanta Dalvian.
Dari,
Dheira Ravinza
🦋🦋🦋

KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
RandomMungkin kita pernah sedekat mata kiri dan mata kanan, hanya saja tak pernah saling menatap. -Dheira Ravinza