抖阴社区

Bagian dua

545 48 5
                                    

Happy reading
Don't forget Vomment 😋

🦋🦋🦋

Bel sudah berbunyi dari satu menit yang lalu, semua siswi SMA Jakarta Raya mulai dari kelas sepuluh, sebelas, dan duabelas langsung menuju ke area lapangan untuk mengikuti pembiasaan setiap hari selasa sampai kamis. Dimana pembiasaan tersebut di isi oleh anak-anak kelas sepuluh dan sebelas secara bergiliran.

Kali ini kelas Dheira sedang tidak bertugas, begitupun juga kelasnya Nanta, mulai berhenti bertugas di karenakan sudah kelas duabelas.

Pembiasaan pagi kali ini, barisnya agak acak. Dheira ternyata samping-sampingan barisnya sama Nanta. Dheira baru menyadari, kedua matanya tidak sengaja ketemu mata milik Nanta. Tatapan dingin Nanta membuat Dheira hampir terhipnotis. Cakep banget, cuy. Rasanya kayak mau teriak tapi, malu.

Pembiasaan di mulai, di buka dengan pembacaan susunan acara oleh pembawa acara di podium depan sana. Barisan kelas Dheira sama Reisya memang selalu ramai, apalagi si Azhar kalo udah ketemu Nanta. Bacotnya itu bikin geleng-geleng kepala, deh.

Satu persatu susunan acara sudah terlewati semua, kegiatan pembiasaan hari ini adalah penampilan seni budaya kreasi siswa. Acara selanjutnya yang di tunggu-tunggu oleh semua kamu Adam dan Hawa SMA Jakarta Raya adalah kuis.

Dimana semua pertanyaannya di siapkan oleh kelas yang sedang bertugas, kemudian mempersiapkan sebuah hadiah untuk pemenangnya nanti.

"Kuis untuk kelas sepuluh, sudah terjawab," ujarnya sambil membaca teks yang di pegangnya.

"Selanjutnya, kuis untuk kelas sebelas dan duabelas secara bersamaan untuk mempersingkat waktu,"

Bel jam pertama sebentar lagi akan berbunyi, para pembawa acara membuat strategi agar kuis untuk kelas sebelas dan duabelas bisa terlaksana, yaitu dengan cara di lakukan bersamaan.

"... yaitu menyanyikan kembali lagu yang dibawakan oleh anak kelas sepuluh IPS, serta menyebutkan judulnya!" ucap si pembawa acara dengan sangat antusias.

Mendadak suasana riuh di lapangan menjadi diam, tidak ada satupun yang mau menjawab dari kuis tersebut. Satu dari mereka semua hanyalah penyanyi kamar mandi, bagusnya tidak ada yang mengetahui, begitu juga sebaliknya dengan kejelekannya tidak ada yang menandingi.

1 menit kemudian.

2 menit kemudian.

3 menit kemudian.

Suara pukulan mic terdengar kembali. Kini yang berbicara bukanlah siswa maupun siswi dari SMA Jakarta Raya. Melainkan, guru dari salah satu mata pelajaran.

"Cek, satu, dua, tiga!" ucapnya sambil mengetuk-ngetuk mic yang dipegangnya pelan.

"Baik, tidak ada yang mau maju?" tanyanya dengan nada yang bisa di bilang horor.

Hening.

Masing hening, tidak ada yang mau menjawab.

"Hallo?" sapanya lagi.

"Okay, kalau begitu ibu akan panggil acak untuk kuis kelas sebelas dan duabelas,"

Semua siswa dan siswi saling tatap satu sama lain, seraya sambil berdoa di dalam hati semoga nama mereka bukanlah dari salah satu nama yang akan di sebut dari pengeras suara tersebut.

"Untuk kelas sebelas terlebih dulu,"

"Sial!" ucap Azhar terdengar sangat kesal.

"Ibu akan panggil dari kelas sebelas MIPA 3,"

"What?!" Semua siswa-siswi kelas yang disebut barusan langsung memasang muka tidak terima. Sial sekali.

Deg. Itu kelas Dheira. Ya MIPA 3. Dheira terus memohon supaya bukan dia yang dipanggil. Suasana semakin tegang bagi kelas MIPA 3, semua menunduk agar mukanya tidak dikenali oleh guru yang ingin memanggil.

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang