Sepulang sekolah, Yoongi kembali mengunjungi columbarium. Sesampainya ia disana, ia melihat Donghyuk sedang berdiri di depan guci tempat menyimpan abu ibunya, Nara.
Meski tidak terdengar jelas, tetapi Yoongi mendengarkan ucapan Donghyuk dari sisi samping rak.
"Nara-ya... maaf... aku begitu bodoh dan terlalu mengejar karir." Donghyuk menatap foto Nara dan tanpa sadar air matanya menetes. "Memiliki materi dan karir yang cemerlang membuatku serakah sampai mengabaikan orang-orang yang seharusnya ku sayangi."
"Baru-baru ini aku bertemu dengan seorang wanita... dia sedikit mirip denganmu, aku berpikir untuk menikah dengannya untuk menebus kesalahanku..." Donghyuk tersenyum pahit. "Tetapi yang kulakukan hanya hal bodoh. Bahkan aku menyakiti perasaan putra kita. Nara, maafkan aku..."
Yoongi yang mendengar itu cukup terkejut. Kini ia tahu mengapa ayahnya ingin menikah untuk kedua kalinya. Tetapi apapun alasannya, Yoongi tidak sanggup jika posisi ibunya digantikan oleh orang lain.
"Nara, maaf..." ucap Donghyuk sekali lagi sebelum ia menghapus air matanya lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah kepergian Donghyuk, barulah Yoongi mendatangi tempat ibunya. "Eomoni..."
"Apakah aku salah jika melarang abeoji untuk menikah dengan wanita lain?"
Yoongi tersenyum. "Mengenai itu, aku tidak mau membahasnya lagi, tetapi aku kesini untuk bercerita...
Eomoni, aku tidak tahu bagaimana perasaanku sebenarnya. Terkadang aku menunggu pesan darinya, aku juga selalu memikirkannya setiap ada yang menyebutkan tteokbokki... apakah aku menyukainya?"
Ia terdiam sejenak. "Eomoni, hanya itu yang ingin ku katakan. Ah dan tentu saja aku sangat merindukan eomoni. Aku akan sangat senang jika eomoni mau datang ke mimpiku." Ucap Yoongi sambil tertawa kecil. "Eomoni, aku pergi."
Tanpa Yoongi ketahui, sebenarnya Haneul berada di belakangnya sejak tadi. Tetapi, sebelum Yoongi benar-benar selesai, gadis itu memilih untuk keluar dari columbarium dan masuk kembali seolah ia baru saja datang.
"Oh, Yoongi-ya?"
"Haneul? Ada apa kesini?"
"Mengunjungi seseorang yang sangat ku rindukan. Mau ikut?" Haneul menawarkan. Yoongi pun mengangguk sambil tersenyum lalu mengikuti gadis itu.
Disinilah mereka. Berdiri di depan sebuah guci abu yang bernama Kim Jeonghoon.
"Appa, aku datang. Kali ini aku membawa teman. Dia Yoongi, orang yang sangat menyukai Sungai Han." Haneul tersenyum sambil menatap Yoongi, sedangkan Yoongi membungkukkan sedikit untuk memberi hormat.
"Jadi, ini adalah ayahmu."
"Eoh... appa meninggalkan kami saat aku masih berada di sekolah dasar. Hampir 10 tahun yang lalu."
"Kau pasti sangat kuat selama ini." Ucap Yoongi. Haneul menanggapi ucapan Yoongi dengan tersenyum.
)(
"Jagi-ya," panggil Yerim.
"Hm?"
"Apa ibumu baru saja membeli mobil?"
"Ani.. hanya ada satu mobil di rumah dan sekarang kita menaiki mobilnya." Ucap Seokjin. "Eoh, mobil siapa itu?" Katanya setelah menyadari ada mobil yang terparkir di depan rumah.
Seokjin pun menghentikan mobil milik ibunya-yang terkadang ia bawa ke kampus-di dekat rumah.
"Kau tunggu disini, aku tidak akan lama." Ucap Seokjin dan Yerim mengangguk sebagai jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
only then
Fanfiction[ COMPLETED ] Tidak ada yang selalu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kim Haneul, ia dihadapkan pada situasi yang sulit. Ia harus memilih antara kebahagiaan ibunya atau sebuah rasa yang baru datang pertama kali seumur hidupnya. Min Yoongi...