*Author Pov*
"Saint kau darimana saja? Kami mencarimu sedari tadi tapi tidak menemukanmu dimanapun? Kau yakin tidak apa-apa, sekarang wajahmu sangat merah" Gun berucap dengan khawatir. Sembari memegang kening Saint dengan cepat.
Saint baru saja menginjakkan kakinya di gedung seni dan dia sudah di banjiri pertanyaan-pertanyaan oleh sahabat barunya.
Tadi setelah Saint menerima penawaran Perth yang akan menjemputnya mulai besok pagi, Perth mengantarnya dengan tangan mereka yang saling bertautan.
Sebenarnya Saint ingin melepaskannya karena ia merasa sedikit risih dan juga gugup. Tapi semakin lama Saint merasa jika genggaman tangan mereka terasa sangat pas satu sama lain dan memberikan kehangatan tersendiri untuk hatinya.
Tidak sampai disitu saja, sesaat sebelum Perth membuka pintu tangga darurat yang membawanya dari atap gedung tersebut Perth langsung membalikkan wajahnya dan dengan gerakan cepat mengecup bibir Saint pelan.
Cup~
Saint terkejut. Jantungnya kembali berdetak tidak normal dan perutnya seakan digelitik.
"Kau keluarlah dulu. Aku tidak ingin ada yang melihat kita keluar secara bersamaan. Bukan aku tidak ingin. Tentu aku sangat ingin menggandeng tanganmu dan menunjukkan pada semua orang kalau kau adalah milikku. Tidak untuk sekarang. Tapi segera. Aku hanya tidak ingin orang lain beranggapan yang aneh-aneh tentangmu. Kau hanya tidak tau pemikiran-pemikiran sampah dari orang yang ada di sekitarmu"
Saint hanya diam mendengarkan. Dan mengangguk sebagai jawaban. Membenarkan ucapan Perth.
"Dan bibirmu sangat manis" Ucap Perth disertai dengan senyum menawannya yang mungkin hanya Saint yang bisa melihatnya.
Hal itu lah yang membuat wajah Saint memerah hingga ia sampai di gedung seni dan teman-temannya mengira ia sakit.
"Tidak apa-apa Gun. Aku baik-baik saja" ~Saint
"Apa kau yakin?" Kali ini Earth yang berbicara
"Ya, aku sangat yakin" ~Saint
"Baguslah, rencananya aku dan Earth akan pergi jalan-jalan besok sore dan kau harus ikut" Ucap Gun seakan melupakan kekhawatiran nya tadi.
"Apa? Kenapa tiba-tiba sekali?" ~Saint
"Apanya yang tiba-tiba, kami sudah membicarakannya sedari tadi saat kau menghilang" ~Gun
"Oh iya kah? Hm.. Baiklah akan aku pikirkan" ~Saint
"Aku tidak ingin mendengar penolakan Ai Saint. Kan ada bagusnya juga kita jalan-jalan jadi kita bisa lebih mengenal satu sama lain lebih jauh" ~Gun
"Hm.. Baiklah. Kita bertemu dimana?" ~Saint
"Kau tunggu saja di rumahmu. Aku akan menjemput mu disana. Kebetulan sekali tempat tinggal ku dan Earth ada di arah yang sama jadi kami hanya tinggal menjemputmu. Bagaimana?" ~Gun
"Krab~" ~Saint
"Bagus.. Kalo begitu ayo kita ke kantin. Aku sangat lapar" ~Gun
Dan ketiganya pria cantik itupun melangkah dengan riang menuju kantin.
"Berhentilah menatap pria itu seakan-akan kau ingin memakannya Perth, lihatlah matamu seakan ingin keluar dari tempatnya" Ucap Mark memutar kedua bola matanya malas.
"Diamlah, ini bukan urusanmu" ~Perth
"Yap, benar sekali. Ini bukan urusan ku, lalu kenapa kau menyuruh kami ikut bersamamu hanya untuk memata-matai kekasihmu itu? Buang-buang waktu saja" ~Mark

KAMU SEDANG MEMBACA
?Vampire Destiny
Vampire[08.05.20] #1 MagusMG? [02.07.20] #1 PerthSaint? Hanya kisah cinta biasa antara Vampire dan Takdir mereka masing-masing?? Dan dimana ada Vampire disitu pasti ada Werewolf ? . . . Ga suka konflik yang berat jadi bikinnya yg easy-easy aja? And This...