抖阴社区

04.

601 181 229
                                    

"tuan bisa kah kau ambilkan yang itu!" Jinie menunjuk ke rak atas yang di penuhi jejeran kripik kentang berbagai rasa.

"susu pisang mu benar benar tidak berguna, bukannya menambah kalsium di tubuh mu malah hanya jadi buntalan lemak di pipi kiri dan kanan!" gerutu seorang Yoongi yang sedang mendorong troli berisikan bahan makanan juga camilan, meski menggerutu namun ia tetap mengambil apa yang Jinie minta.

"aku ingin tau bagaimana sikapmu jika mengatakan hal barusan di depan Soobin" jawab Jinie enteng sedikit sarkas karena jika dibandingkan dengan Soobin maka Yoongi pun kalah tinggi

Yoongi hanya menghela nafas panjang, tak menimpali ocehan Jinie karena ia yakin jika di lanjutkan perdebatan ini tak akan pernah selesai. Setelah acara belanja bulanan selesai Yoongi memutuskan untuk mampir sejenak ke kedai ramyun yang terletak di samping toko untuk mengisi kembali tenaga yang terkuras karena berjalan berdua dengan Jinie adalah aktifitas yang luar biasa menguras emosi untuknya, sudah kah aku katankan jika Yoongi sedikit menyesal telah setuju bermain kartu dengan Jinie semalam, dia sangat menyesal karena ia jadi harus menemani nya hari ini karena kalah dalam permainan.

"kau pesan apa?" tanya Yoongi

"sama kan saja denganmu, minum nya aku ingin jus jeruk!"

Seorang waiter pun pergi meninggalkan mereka setelah ia mencatat semua pesanan nya, mereka duduk saling berhadapan tanpa sepatah kata, hanya larut dalam fikiran masing masing.

"tuan maafkan aku!" ucap Jinie tiba tiba memecah keheningan diantara keduanya.

"untuk?"

"dan terima kasih untuk semuanya" jawab Jinie cepat.

"aku malas mengulang pertanyaan!" Yoongi memutar bola matanya malas dan bersandar pada sandaran kursi

"aku merasa egois, seakan hanya aku yang paling menderita di muka bumi ini"

"apa kau sedang mengasihani diriku? Ingin mengatakan jika masalahku lebih berat dari masalahmu, dan kau merasa tidak enak dengan sikapmu padaku?"

Jinie hanya mengangguk mendengar penuturan Yoongi, kemarin Jinie sedikit hilang kendali ia marah marah tak jelas sampai hampir menghajar Yoongi jika saja kakek nya tidak menenangkannya, Jinie bukannya ada masalah dengan Yoongi ia hanya kalap dan ingin melampiaskan kemarahan nya pada siapapun yang ada di dekatnya dan sialnya saat itu hanya Yoongi yang ada disana memasang wajah menjengkelkan sambil berkata jika Jinie sangat kekanakan, emosinya makin naik hingga ia secara tak sadar menampar pipi mulus Yoongi.

Emosi Jinie yang meluap luap di sebabkan oleh chat yang ia terima pagi nya dari teman kampusnya, ia mendapat kabar jika mantan pacar yang sudah menghianatinya itu akan melangsungkan pernikahaan dalam waktu dekat dan di ketahui juga si perempuan selingkuhannya sudah berbadan dua.

"semua orang punya masalah sesuai dengan porsinya masing masing, tidak lebih berat atau lebih ringan. Bagaimana kau menanggapinya saja, mau di bilang berat atau ringan itu hak mu, dan jangan banyak mengeluh di depan ku, itu menyebalkan!"

Lalu percakapan mereka mengalir begitu saja, Jinie jadi semakin mengenal Yoongi yang tak banyak di ketahui orang lain, saat ini mereka banyak membicarakan soal kehidupan mereka masing masing lebih tepat nya kehidupan Jinie saat berada di Seoul, ia menceritakan kembali bagaimana tersiksa dirinya saat mendapati sang kekasih yang begitu ia cintai sedang asik bermesraan di apartemennya, padahal jika di ingat lebih dalam betapa Jinie mencintai kekasih nya itu. Bertemu saat ospek dan saling mengenal lebih jauh berbagi suka duka bahkan pernah mereka membeli satu buah roti dan di bagi dua untuk mereka makan malam, sama sama perantau membuat keduanya paham bagaimana sulitnya kuliah di kota dengan segala kebutuhan mahalnya, apalagi mereka bukan berasal dari keluarga kaya, setelah mereka memutuskan untuk berpacaran hingga menyewa apartemen untuk di tinggali berdua bukan ide yang buruk untuk mereka menghemat biaya bulanan meski sederhana namun bahagia,

menyesap kopi panas di pagi hari sambil memandangi wajah sang kekasih yang masih terlelap terlihat begitu romantis bukan, namun ternyata bukan suatu hal romantis bila didapati juga seorang perempuan di balik selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya, menyesakkan.

Begitulah sedikitnya cerita yang Jinie suguhkan di tengah kepulan asap panas dari mangkuk ramyun di depan nya, Yoongi mendengarkannya dengan seksama, ia pun sambil menyantap makanan nya, di hiasi beberapa senyum terukir di bibir tipis nya, bukan senyum terpukau akan betapa cantik atau imut nya Jinie melainkan ejekan betapa bodoh nya wanita yang berada di depan nya saat ini.

"dan bodohnya kau hanya menangis lalu pergi meninggalkan mereka!"

"lalu aku harus apa? Memutilasi keduanya dan aku menjadi seorang kriminal patah hati yang membusuk dalam penjara!"

"itu bukan ide yang buruk!" jawab Yoongi enteng

"iya setelah itu aku menyeretmu kedalam penjara juga karena kau otak dari pembunuhan sadis ini!"

"kau terlalu banyak menonton film thriller rupanya!"

"sudahlah lupakan dulu masalahku ayo habiskan makanan ini lalu aku akan mengajak mu pergi ke suatu tempat!"

Jinie segera melahap habis makanan yang tersisa di mangkuk nya juga menenggak sisa jus jeruk yang tinggal setengah gelas dengan sekali teguk, setelah itu ia memainkan ponsel nya sambil menunggu Yoongi menghabiskan makan siang nya.

"sepertinya kita harus pulang dulu, bawaan kita terlalu banyak" ujar Jinie sambil mengangkat dua kantong besar belanjaan mereka.

"memang nya kita mau kemana, jika jauh dan melelahkan aku tak mau ikut, aku mengantuk!" Yoongi pun menguap dan mengucek mata kecil nya, sungguh menggemaskan seperti anak kecil yang kekenyangan setelah menghabiskan satu botol penuh susu hangat di malam hari kemudian mengantuk dan merengek untuk di bacakan cerita tidur oleh ibunya.

"kau pasti menyukai tempatnya, ayo berangkat! Dan ini satu untuk mu" Jinie menyodorkan satu kantong belanjaan yang paling berat menurut nya untuk Yoongi bawa, cukup adil sekarang mereka menenteng masing masing satu kantong belanjaan.

Langkah kaki keduanya menyusuri jalanan pedesaan, pemandangan yang sungguh memanjakan mata bagi mereka yang biasa hanya melihat gedung menjulang di perkotaan, disini hamparan sawah yang di penuhi padi siap panen juga pepohonan pinggir jalan dengan semilir angin sejuk yang menerpa kulit mereka.

Tak berapa lama kemudian akhirnya mereka sampai di sebuah danau dengan air yang jernih hingga nampak beberapa ikan sedang asik berenang kesana kemari, rindang nya pohon menutupi tempat duduk mereka kini dari sinar matahari.

"kau suka tempat ini ?"

"cukup nyaman untuk tidur siang" jawab Yoongi sambil merebahkan badan nya di atas rerumputan, tidur terlentang dengan kaki di pangku di salah satu kaki lain nya, ia juga menutup mata nya dengan sebelah lengan.

"aku senang jika kau suka, tidur lah aku akan menunggumu sampai kau bangun" ucap Jinie sambil memandang ke arah Yoongi.

"apa kau mau bilang ini adalah tempat favoritmu, dan kau akan datang kesini jika sedang butuh ketenangan!" Yoongi belum sepenuhnya tidur, ia hanya memejamkan matanya dan merasakan sensasi sejuk semilir angin yang menerpa tubuh nya.

"kali ini kau salah, aku tidak terlalu suka sendirian di tempat sepi, aku hanya pernah beberapa kali kesini dengan Soobin untuk memancing dan selalu berujung tertidur disini karena bosan menunggu umpan kami tak kunjung dimakan oleh ikan!"

"kau menyuruhku tidur disini?" tanya Yoongi sambil sedikit membuka mata sipit nya.

"iya, istirahatlah, aku akan menunggu sambil menikmati pemandangan" Jinie melempar senyum ke arah Yoongi kemudian mengarahkan pandangan nya kembali ke danau.

"aku tak tau jelas apa masalahmu, dan aku takan bertanya jika itu hanya akan membuatmu tidak nyaman, tapi jika kau butuh seseorang aku ada disini bersamamu, ku kira sekarang kita sudah menjadi teman"

**

To be continued..

Mr. Agust D ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang