"nenek pasti sangat mencintai kakek" ucap Jinie sambil menghapus air matanya.
"tentu saja, nak aku dan Yoongi mungkin punya cerita yang berbeda, namun seperti hal nya aku dulu yang membutuhkan seseorang yang mengerti akan diriku, dia pun sama membutuhkan orang yang bisa mengerti dirinya, menemani nya melewati masa masa sulit"
"aku akan menemaninya kek, aku akan merubahnya menjadi orang yang lebih baik" ucap Jinie sambil tersenyum lembut
"jangan pernah merubahnya menjadi siapapun atau seperti apapun, cukup selalu temani dia, apa kau mengerti maksud kakek?"
"tentu kek, aku tahu rasanya di tinggalkan, aku akan menemaninya" Jinie mengeratkan pelukannya pada sang kakek.
"kau jaga diri baik baik selama disana ya!" Namdoo pun membalas pelukan hangat sang cucu tercinta.
**
Pagi itu setelah selesai sarapan Jinie dan Yoongi pun berangkat menuju Seoul, perjalanan nya cukup membosankan menurut Jinie karena Yoongi hanya fokus menyetir tanpa banyak bicara, hanya sesekali menimpali ocehan garing ala Jinie dengan kata kata lumayan pedas hingga Jinie kesal dibuatnya dan akhirnya Jinie lebih memilih tidur sepanjang perjalanan.
"mmmhhh lima menit lagi" jawab Jinie dengan mata yang masih tertutup.
"baiklah tidur yang nyenyak gadis cebol, basement memang cocok untukmu" kemudian Yoongi keluar dari mobil dan menutup pintu nya dengan kasar.
Jinie pun tersentak kaget, setelah menormalkan pandangannya ia pun bergegas mencoba keluar dari dalam mobil, namun ternyata seatbelt yang ia kenakan tak mau lepas, Jinie pun membuka pintu dengan keadaan ia masih terlilit seatbelt dan ia berteriak ke arah Yoongi.
"tuaaaann, tolong aku! Astaga ini tak mau lepas" Jinie berteriak sambil tetap berusaha membuka seatbeltnya, namun nihil, Yoongi juga tak menghiraukan Jinie sedikitpun ia tetap berjalan meninggalkan Jinie seorang diri.
"YAK MIN YOONGI SSI! LEPASKAN AKU!" Jinie berteriak kencang.
Akhirnya Yoongipun berbalik dan menghampiri Jinie, dengan wajah yang tentu saja mengesalkan.
"bodoh, belum pernah naik mobil sebelumnya hah!"
"mobilmu saja yang menyebalkan, cepat bantu aku!"
Ia pun mendekat ke arah Jinie, sedikit membungkuk untuk menjangkau seatbelt yg melilit tubuh manusia mungil tersebut, Jinie yang sedari tadi kesal karena berkutat dengan sabuk pengaman menyebalkan tiba tiba jantung nya berpacu dengan cepat, bagaimana tidak wajah Yoongi saat ini berada sejajar dengan dirinya, memang ini bukan yang pertama kali, namun yang sebelum sebelumnya Jinie hanya melihat Yoongi yang tertidur, sedangkan sekarang untuk beberapa detik Yoongi menatap matanya intens, jarak keduanya cukup dekat sampai suara nafas Yoongi terdengar, Jinie merasakan seluruh area wajah nya memanas, jantungnya pun berdetak tak karuan, mungkin kejadian ini berlangsung hanya beberapa detik namun terasa begitu lama untuk Jinie, seperti pergerakan keduanya terasa melambat dengan tambah alunan musik romantis didalam nya, macam drama drama khas Korea, agh Jinie harus menghentikan lamunan nya saat Yoongi menarik diri untuk menjauh darinya.
"lain kali jangan sampai terbalik memasang nya!"
"iya, maafkan aku tuan" Jinie hanya bisa memalingkan wajah nya, lalu kemudian turun dari mobil tersebut. Dan merekapun berjalan hampir berdampingan,
"kenapa jadi tuan lagi? Tadi kau memanggil namaku tanpa embel embel"
"tadikan aku sedang kesal"
"jadi sekarang tidak kesal?"
"tidak"
"jangan panggil aku tuan lagi"
"kenapa kau kan memang bos ku, aku anggap seperti itu"
"kan kau yang bilang kita teman"
Sungguh kali ini Yoongi begitu manis, dia mengatakan kata teman dengan senyum lembut tersungging di bibirnya, pemandangan yang tak pernah Jinie lihat sebelumnya.
Setelah sekitar enam puluh detik menaiki lift merekapun sampai di depan apartemen Yoongi, kemudian mereka masuk setelah Yoongi menggesek acces card nya di gagang pintu.
"waaahh gila, tempat ini luar biasa!" Jinie mengedarkan seluruh pandangan nya ke setiap sudut ruangan, ia begitu takjub dengan segala interior yang berada di dalam nya, tempat yang sangat luas untuk nya mungkin sekitar tiga kali lipat dari rumah nya di desa, belum lagi di tambah lantai dua, ia jadi berfikir berapa waktu yang ia perlukan untuk membereskan setiap ruangan, pasti sangat melelahkan.
"istirahatlah dulu, aku sudah memesan makanan untuk kita, aku akan ke atas untuk mandi"
"malam ini tidur di ranjang ku atau di sofa, pilihlah yang menurutmu terbaik!"
"HAH?"
Setelah mengucapkan kalimat mengejutkan Yoongipun berlalu meninggalkan Jinie yang masih terperangah tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan, sungguh mahluk ini baru saja ia membuat Jinie terbang melayang tinggi karena senyum manis nya, sekarang ia hempaskan ke dasar jurang dengan kata kata mengejutkan.
To be continued..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.