抖阴社区

The Fight

122 13 0
                                    

Pulang sekolah

Baru jam 16.00 atap sekolah udh ramai sama anak² penonton Suara Hati. Eh salah server maap.

"Jangjun, apa kamu yakin akan melawan Yibo?"

"Pasti. Kenapa? G percaya seorang Lee Jangjun bisa ngalahin Wang Yibo?"

"Bu-bukan. Aku cuman khawatir." Jangjun terkekeh melihat tingkah laku Sungyoon.

"It's alright, i'll win for you."

•••

Jam 16.30


Atap sekolah semakin ramai dan sumpek membentuk lingkaran yg ditengahnya terdapat Jangjun dan Yibo.

"Siap² ya Jang panggil ambulans."

"Buat apa? Buat lo?"

"Anjir... bisanya menggonggong doang. Liat aja ntar kalau lu kalah." Yibo melirik ke Y dan menjilat bibirnya sensual.

"G ush banyak bacot anjing."

Jangjun melayangkan pukulan ke hidung Yibo yg membuatnya langsung mimisan.

"Sialan, gw belum siap bangsat." pukulan dan tangkisan mereka layangkan hingga kedua empu terlihat babak belur.

Yibo menindih Jangjun dan memukul wajahnya bertubi-tubi sebelum Jangjun membalikkan badannya dan balik memukul wajah Yibo.

"APA²AN INI?! SEMUANYA BUBAR! KALIAN, IKUT BAPAK KE KANTOR!"



Di kantor kepsek

"... Wang Yibo, anda boleh keluar."
Sebelum keluar ia memberikan smirk ke arah Jangjun yg membuat darah Jangjun mendidih nahan biar g nonjok muka gantengnya Yibo.

"Choi Sungyoon."

"Iya pak."

"Bapak sangat kecewa melihatmu di lokasi kejadian. Bapak harap ini adalah pertama dan terakhir kali bapak memberi kamu peringatan."

"Terima kasih pak, saya akan pastikan bahwa hal ini tidak akan terulang kembali."

"Bapak harap pun begitu, tetapi, bukan kamu akar permasalahanya." Pak Woohyun melirik ke Jangjun.

"Lee Jangjun, apabila kamu terlibat masalah lagi, kamu akan di drop out."

Mata Jangjun sempat bergetar sebelum ia menjawab "Ba-baik pak..."

•••

"Maaf." Jangjun melihat Y yg menundukkan kepalanya.

"Kenapa kamu minta maaf?"

"Kau kena masalah karena membelaku. Aku juga seharusnya mencegahmu untuk berkelahi dengan Yibo di kantin tadi..."

"Daripada meminta maaf, mending siapin tenaga buat nanti kita belajar pulsek ok." Jangjun pun berjalan menjauh meninggalkan Y.

•••

"...bagaimana, sudah mengerti atau ada yg masih bingung?"

"Di sini, kok tiba² bisa jadi minus?"

"Ini jadi minus karena..." selagi Y menjelaskan, Jangjun tidak sadar menatap wajah Y dari samping, hidungnya yg mancung, bulu mata yg lentik, serta bibir pink nya membuat Jangjun salfok.

"Cantik..."

"Lee Jangjun, LEE JANGJUN!"

"Eoh, ada apa?"


Y mendesah pelan "Ya udh, kita istirahat dulu aja. Kayaknya kamu capek banget sampai g fokus. Tapi apa luka kamu baik² aja? Sama ini aku ada permen, mau g?"

"Hmmm, g makasih aku g suka permen, sama kamu g perlu khawatir ini udh biasa kok." Walaupun Y yg nanya kabar Jangjun, Jangjun sempat khawatir karna dilihat-lihat lagi, ternyata muka Y kelihatan pucat. Apa jangan² dia sakit lagi?

Serrrrr

Y yg lagi fokus nulis materi ga sadar kalau hidungnya mimisan.

"Y, kamu yakin udh sarapan tadi pa- ASTAGA Y!" Jangjun sibuk nyari kain dan akhirnya dia lari ke lobi buat ngambil tisu.

"YA AMPUN Y SEFOKUS APA SIH NULIS MATERI INI LIAT DARAHNYA SAMPE MENGGENANG DI BUKU ITU IDUNG UDH KAYAK AIR TERJUN NIAGARA TAU GAK!"

"Aish... bukunya jadi kotor..." Jangjun langsung terkejut.

"BUKUNYA KOTOR? INI IDUNG LU GIMANA OI!" Jangjun yg daritadi berusaha nyumpel sama ngusap darah dari idung Y mulai kesel karna yg daritadi Y lakuin malah ngebersihin buku sama meja yg terkena darah.

"Jangjun, minta tisunya lagi dong. Sampai ke lantai darahnya harus buru² di lap kalau gak nanti darahnya keburu kering."

•••

"Maaf ya pak." Jangjun dan Y keluar setelah meminta maaf ke penjaga perpus.

"Y mimisan tapi yg pertama dia pentingin malah buku sama lantai yg kena noda darah dia. Ni anak kebaikan apa gimana sih?"

"Jangjun, maaf ya. Aku ngerepotin kamu lagi..."


"Hmm gpp. Tapi tadi kamu udh makan belum? Kayaknya kamu lemes banget sampai mimisan begitu."

"Belum..."

"Sarapan?"

"Belum..."

"ASTAGA CHOI SUNGYOON, NIKMAT APA LAGI YG KAU DUSTAKAN. Itu roti pizza 8.000 di kantin kau kira buat apa hei! Lu kira kantin itu museum isinya cmn buat pajangan?" Sungyoon terkekeh melihat reaksi Jangjun.

"Ya udh, kamu tunggu di sini ya." Jangjun langsung lari ninggalin Sunyoon sendirian di koridor. Y menunggu dan di koridor sepi tersebut, terlihat Wang Yibo yg tersenyum licik di ujung koridor. Y hanya bisa menelan ludah, badannya tidak bisa bergerak.

"Ngapain bintang sekolah kita sendirian disini hmm?" Yibo mengelus pipi Y yg langsung dihempas.

"Jangan pegang²."

"Wahhh... shombong amat woi. Mentang² bintang sekolah langsung sikapnya kayak DIVA." Yibo semakin maju membuat punggung Y menabrak dinding.

"Ngapain lo deket² pacar gw?" Jangjun memberikan death glare ke Yibo.

"Wowowow, santuy men. Lu inget kan kita tadi perkelahian kita belum selesai? Berarti sekarang gw masih bisa ngelakuin apapun yg gw mau. Iya g cantik?" Y yg mendengar itu dari mulut Yibo sambil menatapnya langsung merinding.

Jangjun mendecak dan menyeret tangan Y menjauh dari Yibo.

•••

"Y, kamu gpp kan? Tadi Yibo g ngapa²in kamu kan?"

"Enggak." Jangjun yg lega mengambil tangan Y dan menaruh roti pizza dan susu di telapak tangannya.

"Ini, lain kali jangan lupa makan. Dan kalau Yibo ngapa²in kamu, langsung bilang ke aku ok?" Y hanya mengedip-ngedipkan matanya.

"Ok gak?"


"O-ok." Jangjun langsung tersenyum lebar sambil mengacak-acak rambut Y, "Gitu dong."


"Ganteng..."


"Baiklah, kalau begitu aku duluan ya!" Jangjun pergi meninggalkan Y yg ngeblush karena melihat senyuman Jangjun...


To be continued...

Scared ?|JangYoon|?Where stories live. Discover now