一 july, 2012.
libur musim panas, 8 tahun yang lalu.jinyoung mengipasi badannya yang sudah penuh dengan keringat. bahkan ketika ia hanya memakai kaos tipis dan celana selutut, teriknya matahari tetap membuat jinyoung berkeringat.
jinyoung tengah berdiri di tengah lapangan sekolahnya bersama ratusan siswa lainnya, dilibur musim panas ini mereka malah mendapatkan kelas belajar tambahan selama dua minggu. meskipun tidak seperti jam sekolah biasa yang masuk pagi dan pulang malam, tetap saja ini mengganggu kesejahteraan para siswa. tapi mereka bisa apa? itu sudah keputusan mutlak dari pihak sekolah.
“baiklah kalian dapat bubar dan masuk ke kelas masing-masing.” suara kepala sekolah yang keluar dari pengeras suara membuat lautan siswa itu bersegera meninggalkan lapangan. jinyoung berlari bersama beberapa siswa lainnya, tak sabar mengamankan dirinya dari terik matahari.
“jinyoung kau terlihat seperti boneka sawah.” salah seorang yang melihat jinyoung berlari melewatinya mencoba menggoda teman sekelasnya itu, namun jinyoung tak peduli dan berlari begitu saja meninggalkannya.
jinyoung mengambil posisinya, walaupun kelasnya sama mereka bebas duduk dimana saja. jadi jinyoung memilih di sudut belakang dekat jendela agar ia bisa mendapatkan angin. jinyoung menatap yonghee yang baru masuk dan memilih kursi di depan jinyoung.
jinyoung menatap punggung yonghee dan mencoba mengukurnya lalu membandingkan punggung itu dengan miliknya, “tidak beda jauh.” ucap jinyoung berusaha bangga agar menaikkan harga dirinya.
wali kelas mereka masuk dan pelajaran tambahan mereka dimulai hari itu. selama 3 jam mereka belajar meski dengan pemikiran yang berkeliling dunia, karena yang paling mereka inginkan adalah liburan tanpa belajar.
□
jinyoung memasukkan sisa es krimnya kemulut dan membuang stiknya dengan asal. ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dan bersiap untuk berlari pulang, namun suara seseorang menghentikan aksinya.
“bukankah kau harus membuangnya ketempat sampah?” yonghee menunjuk stik es krim yang berada tak jauh dari kaki jinyoung. jinyoung menatap stik es krimnya dan yonghee secara bergantian, “apa itu penting?” tanya jinyoung yang langsung ditanggapi dengan anggukan oleh yonghee.
“kita harus menjaga kebersihan sekolah.” ucap yonghee mengingatkan.
jinyoung membuka mulutnya, ingin menolak suruhan yonghee. tapi ia lebih memilih menutup mulutnya kembali dan mengambil stik es krim itu lalu membuangnya ketempat sampah.
“puas?” tanya jinyoung, yonghee tersenyum hingga matanya membentuk sabit yang sempurna dan berhasik membuat jinyoung terpukau, ditambah dengan mole dibawah mata kiri yonghee yang semakin menambah kesempurnaan senyum itu. “ternyata kau penurut.” puji yonghee pada jinyoung, pria itu berkedip dua kali. memikirkan maksud kalimat yonghee.
“apa? kau pasti mengira aku siswa bandel kan?” ucap jinyoung yang malah merasa tersinggung dengan pujian itu. yonghee tertawa kecil, “wajahmu seperti brandalan yang malas sekolah.” ucap yonghee jujur dan tanpa keraguan, tentu saja itu sukses membuat jinyoung terdiam tanpa kata. juhur saja ia tersinggung.
“tapi aku salah mengiramu seperti itu, ternyata kau cukup baik. ini pasti karena kita baru berbicara sekarang.” tambah yonghee mengalihkan pandangannya ke lapangan sekolah, “panas sekali.” gumam yonghee. jinyoung mengabaikannya, ia melipat tangannya dan memikirkan perkataan pria itu.
benar juga, jika dipikir-pikir sejak mereka sekelas, mereka belum pernah berbicara sedikit pun. mereka memang tak sedekat itu, hanya sebatas teman sekelas. paling berbicara saat mengumpulkan tugas. jika berkelompok pun mereka tidak pernah berada dikelompok yang sama.
“mau pulang bersama? rumahmu arah mana?”
“eh?” jinyoung tersadar dari keterdiamannya dengan pertanyaan yonghee yang mengagetkan. “sana..” namun jinyoung tanpa ragu malah menunjuk arah menuju rumahnya. yonghee mengangguk, “ayo.” ajaknya yang berjalan lebih dulu dari jinyoung. jinyoung entah bagaimana malah menuruti perkataan pria itu dan menyusul berjalan disisi yonghee.
keduanya berjalan berdampingan dalam diam. jinyoung memasukkan tangannya ke saku celana dan memikirkan tentang kebetulan yang terjadi ini, kenapa yonghee mendadak mengajaknya pulang bersama?
“kau percaya takdir?” tanya yonghee yang kembali menyadarkan jinyoung dari keterdiamannya. jinyoung berhenti berjalan,
“HAH?” tanyanya bingung, yonghee ini memang aneh atau dia memang manusia random yang suka mengacak topik pembicaraan?
yonghee ikut berhenti beberapa langkah di depan jinyoung, menatap jinyoung bingung yang tengah menatapnya tak kalah bingung.
“kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu? kau sakit?” jinyoung menyusul yonghee dan menempelkan dahinya pada dahi yonghee. jinyoung memejamkan matanya, mencoba merasakan suhu tubuh yonghee.
“kau tida-,” ucapan jinyoung terhenti saat ia membuka matanya dan menatap netra yonghee yang menatap miliknya lekat. jinyoung dengan cepat menjauhkan wajahnya dengan gugup.
“aku mengira kau demam karena cuacanya panas sekali makanya kau berbicara kemana-mana.” ucap jinyoung berusaha meredam kegugupannya, yonghee memalingkan wajahnya sejenak, menatap langit yang jauh diatas mereka. jinyoung menatap yonghee dengan gugup, entah kenapa ia merasa takut dengan kalimat yang dikeluarkan yonghee selanjutnya. bagaimana jika yonghee menganggapnya tidak normal?
“tali sepatumu...” jinyoung mengikuti arah pandang yonghee setelah mendengar kalimat itu. ia mengira tali sepatunya lepas- tunggu, tapi dia tidak pakai sepatu bertali hari ini.
“apa maksu-,”
cup,
satu kecupan dibibir jinyoung dari yonghee memotong kalimat jinyoung, membuatnya menganga tidak paham dengan kondisi yang terjadi padanya.
apa maksud yonghee? kenapa dia mengecup bibir jinyoung?
“aku percaya takdir karena aku bisa berbicara padamu hari ini.” ucap yonghee dengan senyum malaikatnya.
“hah?” jinyoung masih terpaku, kehilangan akalnya. ia sama sekali tak memahami apapun. “ayo.” yonghee kembali mengajaknya berjalan, tapi jinyoung sama sekali bergeming dan membiarkan yonghee berjalan lebih dulu.
“HAH?!” teriak jinyoung saat yonghee sudah berada cukup jauh darinya.
jinyoung baru menyadari, itu ciuman pertamanya dan yonghee merebutnya diusia mereka yang ke tujuh belas.
yonghee yang tidak normal, bukan jinyoung.
□
ini kayanya alurnya maju mundur deh? atau mundur terus ya, belum tau deh. ㅂ.squirraledeep

KAMU SEDANG MEMBACA
runaway | yongbae
Fanfiction"aku berharap bisa kembali kemasa itu, masa dimana hanya kita yang tau." - bae jinyoung. a yongbae'a story from squirraledeep.