jinyoung menatap punggung yonghee yang ada didepannya. pikirannya sejak kemarin tidak bisa tenang, namun pria didepannya itu sepertinya terlihat tidak peduli. punggungnya terlihat sangat santai hari ini. jinyoung memajukan bibirnya saat merasa hanya dia yang terlihat memikirkan segala kejadian kemarin.
tak ada kejadian lain selain kecupan dadakan yang diberikan yonghee padanya kemarin. ia hanya diantar sampai rumah dalam keheningan, yonghee hanya berkali-kali tersenyum padanya saat jinyoung berkali-kali menanyakan maksud perbuatannya, lalu pergi begitu saja tanpa memberi jawaban apapun.
jinyoung menidurkan kepalanya dimeja, ia mengabaikan guru yang sibuk menjelaskan teori gravitasi yang memusingkan didepan sana. jinyoung memejamkan matanya menikmati semilir angin yang masuk dari jendela kelasnya dan menyentuh wajahnya sejuk. cuaca hari ini masih panas, namun angin yang datang sangat sejuk membuat jinyoung merasa nyaman. tanpa sadar ia jatuh kedalam alam mimpinya secepat angin yang berhembus menerpa wajahnya.
“young.... jinyoung... bae jinyoung...” jinyoung samar-samar mendengar sebuah suara yang sangat lembut memanggil namanya. jinyoung membuka matanya sedikit, namun kembali memejamkannya. ia enggan untuk bangun.
cup.
satu kecupan yang jinyoung rasakan mendarat dipipinya membuatnya langsung membuka mata dan duduk dengan tegak.
kim yongheenpelakunya. pria itu berdiri dengan senyum manisnya tanpa raut bersalah sedikit pun disamping meja jinyoung.
“kau tidur sepanjang pelajaran?” tanya yonghee pada jinyoung. jinyoung menggaruk kepalanya dan melirik jam kelasnya. sudah sejam sejak kelas berakhir, ternyata dia tidur lama sekali.
“aku berusaha membangunkanmu sejak tadi tapi sangat susah melakukannya. kau terus bergumam tidak mau.” jinyoung berkedip mendengar penjelasan yonghee, dan ia kembali menidurkan kepalanya dibalik lipatan tangannya.
memalukan.
itu jelas terdengar sangat memalukan, jinyoung bahkan tak mau membayangkannya. ah, kenapa juga jinyoung harus tertidur dan yonghee yang harus membangunkannya?
“kau harus tidur dirumah atau kau akan dikunci disini.” yonghee berbisik ditelinga jinyoung membuat jinyoung kembali duduk tegak. yonghee terkekeh kecil melihat tingkah jinyoung yang menurutnya menggemaskan.
braak!
jinyoung memukul mejanya, membuat yonghee kaget.
“kau menciumku lagi.” jinyoung menatap yonghee datar yang menatapnya dengan kedua alisnya naik.
“kenapa?” tanya jinyoung yang malah dihadiahi senyuman lagi oleh yonghee. yonghee mendekatkan tubuhnya pada jinyoung, tangannya ia letakkan diatas tangan jinyoung yang masih berada di meja. yonghee mensejajarkan wajah keduanya.
“kau tidak suka?” tanya yonghee pada jinyoung yang berhasil membuat pria manis itu berkedip berkali-kali dan matanya bergerak liar mencoba menghindari tatapan dalam yonghee.
“bukan. hanya saja. hm. kau.” jinyoung berucap terbata seperti robot, ia kemudian bingung sendiri harus mengatakan apa.
tunggu, kenapa ia harus bingung? kenapa ia berkata bukan tadi? ia menyukainya? ia menyukai ciuman yang diberikan yonghee? astaga, jinyoung merasa dirinya sudah tidak waras saat ini. harusnya ia dengan tegas marah pada yonghee karena sudah sembarangan menciumnya tanpa izin jinyoung.
jinyoung menautkan alisnya dan kembali menatap mata yonghee dengan serius. namun belum beberapa detik jinyoung sudah ciut dan matanya kembali sibuk bergerak kesana kemari menghindari kontak dengan yonghee.
“kau tidak membencinya, apa mungkin kau menyukainya?” tanya yonghee, jinyoung diam, sibuk berfikir. ia tidak bisa asal menjawab pertanyaan yonghee seperti tadi. namun mendadak pikirannya terasa kosong, apalagi saat jinyoung bisa merasakan deru nafas yonghee yang menerpa wajahnya. jarak keduanya semakin tipis, yonghee yang mengikis jarak mereka.
“kalau begitu, aku boleh menciummu lagi.” itu lebih terdengar sebagai pernyataan dan bukan pertanyaan yang diajukan oleh yonghee. jinyoung membuka mulutnya, hendak mengeluarkan kalimatnya namun tak sempat karena yonghee sudah mempertemukan bibir mereka.
itu kecupan seperti kemarin, hanya bibir keduanya yang saling menempel namun yonghee mengecup jinyoung cukup lama dan jinyoung sama sekali tak menghindar. ia hanya berdiam dengan posisinya. yonghee menjauhkan wajahnya setelah mengecup jinyoung dan ia bisa melihat wajah jinyoung yang bersirat merah.
“kau ingin mengetahuinya?” tanya yonghee yang berhasil menyadarkan jinyoung.
“eh?” jinyoung malah bertanya bingung. yonghee tersenyum, posisinya masih sejajar sengan wajah jinyoung.
“itu karena aku m-”
bugh!
yonghee mundur beberapa langkah dan terduduk di meja disebelah meja jinyoung. jinyoung berdiri tiba-tiba dan membuat dahi keduanya berbenturan cukup keras. yonghee tak bisa menjaga keseimbangannya dengan dahi yang berdenyut sakit, akhirnya terduduk dimeja.
jinyoung merasakan dahinya berdenyut, namun ia berdiri tegak seakan tidak merasakan sakit sama sekali.
“ah! aku harus pulang. makan malam sebentar lagi.” ucap jinyoung dengan nada gugup yang terdengar seperti anak kecil tengah mencoba untuk serius. yonghee masih memegang dahinya dan menatap jinyoung bingung. jinyoung melirik yonghee sekilas namun kemudian langsung memalingkan wajahnya saat sadar pria itu menatapnya.
“hahaha pulang hahaha...” jinyoung berjalan gugup, karena terlalu gugupnya ia bahkan melangkahkan kaki kanannya sembari mengayunkan tangan kanannya dan begitu seterusnya. saat jinyoung sudah berada dipintu kelas ia diam sejenak, membuat yonghee penasaran. ia mengira jinyoung akan berbalik dan mengucapkan sesuatu padanya, namun jinyoung malah berlari sepanjang koridor sekolahnya.
“AAAAaaaaaaa aaa a...” yonghee bisa mendengar teriakan jinyoung yang menggema di seluruh penjuru sekolah yang sudah sepi.
“pfft...buhahahahaha” yonghee tak bisa menahan tawanya melihat tingkah jinyoung yang terlihat aneh sejak tadi.
“agh..” namun yonghee berhenti tertawa saat dahinya kembali berdenyut, ia mengelus dahinya yang tadi berbenturan dengan jinyoung pelan dan yonghee melirik kearah kursi jinyoung yang sudah kosong.
seketika ingatannya pada kejadian tadi kembali, saat yonghee mengecup bibir jinyoung untuk yang kedua kalinya setelah kemarin ia merebut ciuman pertama jinyoung begitu saja. tangan kanan yonghee turun dari dahinya menuju bibirnya. jemari yonghee menyentuh pelan bibirnya, membuat pria itu teringat pada bibir hangat milik jinyoung.
yonghee menutup mulutnya, telinganya terasa panas dan ia yakin telinganya sudah sangat merah saat ini. yonghee menutup wajahnya dengan telapak tangan, mengusapnya sampai ketelinga. namun telinganya masih terasa panas.
yonghee menutup wajahnya dengan siku, menatap kembali kursi jinyoung.
“sial, dia menggemaskan sekali.” ucap yonghee yang kemudian berjongkok dilantai, menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan. yonghee bahkan sangat sulit untuk mengontrol dirinya agar tidak mencium jinyoung begitu saja karena jinyoung sangat menggemaskan.
“ah, padahal tadi aku hampir bisa mengungkapkan perasaanku..” yonghee mengaruk kepalanya dan kemudian berdiri. ia berjalan keluar kelas sembari sesekali menendang udara. merasa kesal karena ia melewatkan begitu saja kesempatan untuk segera mendapatkan bae jinyoung.
□
nikmati momen uwu dulu sebelum badai menerpa ya.
ㅂ.squirraledeep.

KAMU SEDANG MEMBACA
runaway | yongbae
Fanfiction"aku berharap bisa kembali kemasa itu, masa dimana hanya kita yang tau." - bae jinyoung. a yongbae'a story from squirraledeep.