Haechan terlihat sedang menonton dengan jisung yang hanya menatap bingung pada layar televisi hingga Haechan mengalihkan perhatiannya pada ponselnya yang berbunyi dan tertera nama jeno.
"Iya jeno?"
"Aku akan segera pulang sekarang."
"Kenapa jeno? Apa terjadi sesuatu?" Cemas Haechan.
"Tidak, hanya saja ada yang ingin aku katakan padamu sekarang juga " Ucap jeno.
"Aaa, baiklah."
"Aku akan segera sampai. Aku matikan dulu." Ucap jeno lalu panggilan pun terhenti begitu saja.
Haechan bingung sebenarnya dengan jeno, tapi dia hanya mengiyakan saja dari pada urusannya semakin panjang. Lagian, dia yakin jeno pasti ingin mendengarkan apa yang terjadi tadi malam sampai dia mabuk begitu. Mereka harus jujur mau bagaimanapun karena sekarang mereka adalah orangtua dari jisung, walaupun semua keadaan ini sangat tiba-tiba sekali. Bahkan Haechan masih tau kalau sampai detik ini jeno masih berkencan dengan siyeon.
Beberapa menit kemudian, Haechan mendengar password pintu apartemen yang di tekan lalu pintu terbuka dan diapun melihat jeno yang pulang dengan wajah lelah padahal hari baru saja selesai makan siang, membuatnya cukup bingung dengan jeno.
"Jeno? Ada apa?" Ucap Haechan cemas pada jeno.
"Tidak ada." Ucap jeno lalu diapun mengecup pipi jisung dan duduk disebelah. Haechan hanya menatap jeno dan menunggu jeno menceritakan apa yang akan dia katakan.
"Aku mengetahui sesuatu tentang siyeon."
"Sesuatu?"
"Aku mengetahui kalau siyeon berselingkuh selama ini dibelakang ku." Ucap jeno dan haechan tidak bisa untuk tidak menahan ekspresi nya saat ini.
"Sabar jeno. Aku tau kau kuat." Ucap Haechan.
"Tapi aku bingung soal satu hal Haechan." Ucap jeno memegang tangan Haechan.
"Apa?"
"Kenapa aku tidak merasakan sakit hati sama sekali? Apa mungkin perasaanku untuknya sudah lama hilang?" Ucap jeno menatap haechan yang mendadak membuat Haechan berdebar bahkan memerah.
"Mungkin." Lirih Haechan tapi tetap bisa di dengar oleh jeno.
"Tapi yasudahlah. Setidaknya aku sudah tidak perlu berhubungan lagi dengannya." Ucap jeno.
"Hmm." Angguk Haechan.
"Lalu? Kenapa kau tadi malam mabuk seperti itu? Apa kau bertengkar dengan Mark Hyung?" Ucap jeno yang memang sebenarnya ingin Haechan bicara sendiri tapi dia sangat penasaran makanya dia memutuskan untuk bertanya, persetan dengan renjun dan jaemin yang akan menceramahinya nanti, dia tidak perduli.
"Bukan, dia hanya ingin bertemu denganku karena dia ingin mengatakan kalau dia di jodohkan oleh orang lain, bahkan dia meminta maaf padaku, dan memperkenalkan pria itu padaku. Jujur rasanya sangat sakit jeno hikss..." Ucap Haechan mulai menangis membuat jeno langsung membawa Haechan kedalam pelukannya.
"Tidak masalah Haechan. Menangislah sampai kau merasa tenang, aku akan memelukmu." Ucap jeno dan Haechan hanya mengangguk lalu menumpahkan semuanya dalam pelukan nyaman jeno.
At. Na corp.
Jaemin masih memeluk renjun di dalam toilet itu, hingga renjun melepaskan pelukan mereka dan menghapus airmatanya secara kasar.
"Jaemin, aku butuh waktu untuk sendiri. Tolong jaga lele, aku pulang." Ucap renjun lalu diapun pergi begitu saja. Bahkan jaemin tidak bisa menghentikannya karena dia tau bagaimana terlukanya renjun atas perkataan semua karyawannya itu. Jaemin akhirnya meminta Jake untuk mengikuti renjun, setidaknya dia harus tau kemana renjun pergi dan keselamatannya. Lalu diapun langsung pergi kembali keruangannya.
Ceklek.
Chenle menatap bingung ayahnya itu karena tidak kembali juga bersama sang ayah.
"Papa? Dimana Mama?" Bingung chenle sedangkan sungchan hanya menyaksikan kedua orang itu.
"Mama ada keperluan mendadak. Jadi, lele akan sama papa dulu. Tidak masalah bukan?" Ucap jaemin sembari berjongkok dihadapan anaknya membuat sungchan membulatkan matanya melihat sifat hyung sepupunya itu yang sangat berbeda jauh.
"Ne. Tapi, apa mama lama pelgi nya pa?"
"Tidak, sebentar kok. Oke?"
"Ne" angguk chenle sembari tersenyum lalu jaeminpun kembali berdiri dan menatap tajam adik sepupunya itu.
"Jangan beritahukan hal ini pada mommy dan daddyku. Karena aku sendiri yang akan mengatakannya. Kau mengertikan Jung Sungchan!" Datar jaemin.
"N—ne Hyung." Ucap sungchan gugup pasalnya aura yang keluar dari sang kakak sepupu sangat gelap sekali. Sungguh sangat menakutkan.
Kembali lagi ke apartemen, sekarang Haechan dan jeno asyik dengan jisung setelah acara menangis Haechan selesai. Bahkan sih kecil itu sangat bahagia sekali juga tertawa hanya karena celotehan orangtuanya itu.
Ceklek.
Nohyuck melihat kearah pintu dan keduanya kaget karena renjun datang dalam keadaan yang bisa dibilang tidak baik-baik saja, bahkan tanpa chenle.
"Ren? Dimana lele? Apa yang terjadi padamu?" Ucap Haechan mendekat
"Dia bersama dengan jaemin, aku sangat lelah aku masuk duluan " Ucap renjun lalu berjalan menuju tangga.
"Kau sudah makan?" Ucap jeno sedikit meninggikan suaranya tapi tidak dijawab oleh renjun yang terus saja memutuskan ke kamarnya dan jaemin.
"Sepertinya renjun ada masalah. Kita biarkan dulu dia sendiri jen " Ucap Haechan.
"Hmm." Angguk jeno lalu bermain lagi dengan jisung sedangkan Haechan hanya memandang renjun yang telah menghilang dari pandangannya.
Di kamar jaemren...
Renjun langsung berlari menuju tempat tidur dan menyembunyikan wajahnya pada bantal karena jujur saja dia masih terngiang-ngiang dengan ucapan para karyawan di kantor jaemin tadi. Sungguh hatinya benar-benar sangat sakit sekali mendengarnya. Bahkan airmatanya tidak bisa berhenti keluar, dia hanya menangis dalam diam hingga akhirnya jatuh tertidur begitu saja.
😇😇😇