Attention please!
Cuplikan berupa kalimat, dan hanya beberapa yang author ambil yang menurut author agak memoriable plus kadang sesad🗿
Kalau kalian punya pendapat tersendiri soal chapter tertentu, silahkan komen aja. Sekalian nostalgia fanfiction yang kebetulan tamat setelah 7 bulan.
Ehehehehehehehehehe :)
-(Name) = berarti dalam sudut pandangnya, kalo
nggak ada kayak beginian, berarti itu
sudut pandang authornya. Oke?
Chapter 1
Namanya (Name) Naoko, abcdefghjkllll, bisa bisanya nama kami sama?! Eh tapi aku kan marganya (Surename), inget (Surename) bukan Suriname. Umurnya 16 tahun di September mendatang, mana tanggal lahirnya sama kayak aku. Tingginya... 154 cm, WTF sama lagi?! Oke (Name) tenang, jangan keluarkan sifat bar-bar mu sekarang. -(Name).
Chapter 2
Aku tidak perlu berpindah tempat, si Fuku udah nyangkut duluan. Plis ngakak😭. Mana minta tolongnya kek gini... "Tatsukete... Help me!" Mana kakinya ke lilit akar, badannya gelantungan kek orang utan. Sayapnya udah gak guna. -(Name).
Chapter 3
"Bwahaha... Kepala plontos? Pfftttt.... Maaf maaf.." Percayalah wahai Fuku, walaupun nada bicaraku datar, aku juga kepengin ngakak. Kita satu server karena humornya ndlosor. -(Name).
Chapter 4
"TATSUKETE! ADA JAMBRET!" Anjir, mau ngakak salah, diem bae perut nggak nahan. Aku linglung, dari mana tuh suara. Aku yang baru sampai di perempatan sembari menunggu lampu merah segera melirik ke sana kemari. -(Name).
Chapter 5
Ia yang sadar aku tengah memperhatikannya, ia segera menjitak dahi ku bak Sasuke yang menempelkan kedua jarinya ke Sakura ataupun Sarada. "Heh, jangan sampai kau menyukai kakak angkatmu sendiri." Jing*n. Kita gelud lagi yok, mau gak? Nanti ku santet anda, pinjem boneka jeraminya sama Nobara dari anime sebelah.
Aku hanya memasang wajah horror dihadapan pemuda itu, ia justru tersenyum dan tertawa gila. Dari pada pake codename BlackJack, mending BlueWings aja kan bagus ya? Tapi, setiap nama hero pasti punya makna dan doa tersendiri.
Tanpa sepatah kata, aku kembali melangkah ke arah kamar. Meninggalkan Fuku yang tiba-tiba terdiam, aku mah bodoamat. Mending bersih-bersih diri, terus banyak-banyak tobat deh kayaknya. -(Name).
Chapter 6
Sesosok nomu melesat cepat menuju gedung tempat (Name) dan dua orang lainnya terdampar. Dengan mudahnya, nomu itu menghancurkan dinding dan mencekal kepala (Name) dan menubrukannya ke dinding.
Kirishima dan Bakugo segera mundur beberapa langkah, siapa pula yang gak kaget tiba-tiba ada villain muncul di depan mata. Mana cepet banget gila.
Chapter 7
"Hei hei, bocah eksperimen seperti mu tidak pantas berada di dunia luar, kau tau itu? Kalau kau tidak kembali dan membantu kami, aku tidak akan segan-segan menyeret mu dengan paksa." Shigaraki berkata agak lantang, namun gadis itu tidak bergeming ataupun menjawab. Tetap diam, hening dan hanya ada suara helaan napas kasar.
BRAK#2
Kenapa juga ada tagar-tagarnya? Emang sebelumnya udah ada yang dobrak pintu USJ? Oh iya, kan All Might. Kan gak mungkin juga, All Might masuknya kek gini. 'Samlekom, ini tempat villainnya ya?' Kan gaje njir. -(Name).
Chapter 8
"Kau bisa mulai menyerang." Ucap Aizawa-sensei yang masih berbalut perban di sekujur tubuh, masa iya aku tega ngelawan sensei yang masih belum pulih seutuhnya?
Tubuhku cuma mematung, menatap Aizawa-sensei dengan pertanyaan 'Beneran nih? Itu sensei masih pake perban lho'.
"Bukan masalah." Terserah sensei deh, guru mah bebas. Mau ngesot kek, mau molor kek, mau dikeluarkan dari kelas--- jangan gitu sensei, hidoi amat anda :( -(Name).
Chapter 9
Terpesona, aku terpesona. Memandang-mandang wajahmu yang sableng. Gobl*k. -(Name).
Chapter 10
"(Name), nanti kalau aku menang, kau harus kencan dengan ku ya!" Celetuk Kaminari, aku hanya menatapnya datar sebelum akhirnya matanya dicolok oleh earplug Jirou. -(Name).
Chapter 11
Gadis itu berdiri sembari menggebrak meja, sementara Todoroki sedikit terkejut dengan reaksi gadis di depannya ini.
"Jaga bicaramu." (Name) menunduk, rambut hitam panjang itu menutupi ekspresi wajahnya yang agak pucat. "Kalau aku... Menggunakan quirk ku melebihi batas, sama saja aku akan kembali menemui malaikat maut." Ujar (Name) dengan dingin. Aura hitam mengerubungi ruangan itu dengan pekat, seolah hendak membunuh siapapun yang berani bicara tanpa berpikir.
Chapter 12
"Aku datang untuk memberikan medali!"
Kenapa anda harus datang dari langit ketujuh sih pak? Nggak bisa gitu dateng normal sambil bilang 'samlekom' gitu? Au ah, kan dia pahlawan nomor 1.
Aku melirik ke samping, Bakugo terlihat menyeringai senang tanpa di jagal pake besi atau tali gitu. Kayaknya dia nggak bakalan ngamuk, mungkin si Todo ngelawan dia pake quirk apinya. Hmm, sabi sabi. -(Name).
Chapter 13
Kaki ku melangkah maju ke hadapan kelas, kemudian menampilkan papan milikku yang berisi nama hero yang ku pilih.
"Pahlawan Pengendali, Oxy."
"Hmm, bukankah quirkmu telekinesis? Kau menggunakan kata depan oksigen dalam bahasa Inggris, apa seperti kau bisa mengendalikan udara?" Tanya Midnight.
Aku mengangguk pelan, "Oxygen, oksigen adalah udara. Menggunakan 'Air' menurutku sedikit kuno, jadi ku ubah menjadi Oxy."
"Semacam aerokinesis?"
"Tidak juga, lagipula ini memang telekinesis. Aku tetap bisa mengendalikan benda ataupun makhluk hidup tanpa bantuan udara."
"Aku suka pemikiranmu!" Midnight mengacungkan dua jempolnya. -(Name).
Chapter 14
"Jinbei Asahiko. Salam kenal." Ia mengulurkan tangan, ekspresi wajahnya terlihat biasa saja. Dengan senyuman tipis, aku membalas uluran tangan itu. "(Name), (Name) Naoko. Salam kenal." -(Name).
Chapter 15
"Dua? Atau berapa?"
Aku menghela napas panjang, kemudian memejamkan mata. "Tidak sebanyak itu, hanya 1." -(Name).
A/N : Sebenarnya mungkin masih ada yang belum sadar, di chapter ini sebenarnya (Name) masih belum mengerti akan quirknya. Jadi mikirnya 1 yaitu random. Padahal kan 2 ketambahan quirk random jadinya tiga.
Chapter 16
Aku? (Name)#2 lah/nyengir kuda dalam hati.
Kata sensei, nilai ku cuma terpaut 1 poin sama Yaoyorozou, ku kira aku bar-bar, ternyata pintar.. -(Name).
Chapter 17
"(Name)-san, kenapa dulu tidak kau saja yang maju sebagai perwakilan ketika pembukaan Festival Olahraga? Secara kan, kau murid perekrutan." Tanya Yaoyorozou yang membuat murid lain juga menunjukkan wajah penasaran.
Mampus#5
Aku menggaruk pipi, bingung mau jawab apaan. Mana pertanyaannya menohok banget aduh. Kan berabe kalau misal League Villain tau kalau aku direkrut sama U.A, bisa bisa pas kamp pelatihan aku di culik, terus di kasihin ke AFO. Ngeri anjrot. -(Name).
Chapter 18
Suara operator seluler yang minta diisi pulsa sudah terdengar, aku cuma jalan santai sambil menunggu pabrik-pabrik mulai roboh. Jadi, yu udah know siapa teacher yang destroyer pabrik abal-abal ini? Yep, kecil-kecil cabe albino/di dupak sensei. -(Name).
Chapter 19
"Para villain menyerang! Ready? Go!"
Tangan kananku segera mengacung, dalam hitungan 3 detik, robot-robot itu hancur tanpa aku bergerak dari tempat ku.
DUAR
DUAR
"H-hebat! Kesenjangan waktu sangat terlihat! Diselesaikan dalam waktu 3 detik! Langsung menduduki peringkat pertama!" -(Name).
Chapter 20
Pengin banget rasanya aku duduk di kelas B, dengan identitas yang jelas juga, dan ya.... Nggak jadi mantan villain ataupun berkaitan dengan villain. Damai kan kelihatannya enak, walaupun harus tahan dengan Monoma yang bisa aja menjadi Mak Lampir dadakan. -(Name).
Chapter 21
"Kir, sttt..." Aku kemudian menarik Kiri agar sedikit menjauhi Bakugo, sembari merangkul pundak nya aku berbisik-bisik saking penasarannya.
"Kenapa (Name)?"
"Itu Bakugo bisa diajak? Tumbenan banget."
"Iyalah, kan aku nyogok dia."
"Pake apaan? Duid?"
"Bukan hey, aku kan jiwa misqueen. Sama kek kau."
"Nggak usah ngejek lah ya."
"Hehe...."
"Jadi di sogok apaan?"
"..... Rahasia ilahi itu mah."
"Jahad kao sama temen sendiri."
"Ya maap ya."
Perbisik-bisikan kami berdua terhenti karena teriakan Bakugo, anjir bangetlah sampe di seret gitu aku bareng Kirishima. Mana taiyaki ku langsung jatuh karena reflek. Hue, Kao utang tiga taiyaki buat gw anjir. Kan Kirishima anak baek jadi nggak aing itung.
Todoroki cuma menatap datar, sedatar jalan raya yang baru diaspal. -(Name).
Chapter 22
Peluru air?
Keknya sabi tuh, entar piu piu piu, and you isdeth. -(Name).
Chapter 23
"Panggil saja aku Mitsuki, jadi tidak akan tertukar-tukar. Atau malah... (Name) yang memanggil nama depan Katsuki saja?" Aku mengangguk lalu menggeleng cepat, entar yang ada aku di tabok sama si Bakugo Katsuki itu. Kan serem. -(Name).
Chapter 24
"M-ma-maksudku.... Kamp pelatihan!" Uraraka menarik diri dan menjauhi Midoriya, lalu gadis mochi itu menari ria tidak jelas bersama Mina dan Kaminari. Jangan lupakan Sero yang ikut-ikutan.
"Oi, kau tidak ikut dengan mereka? Bukannya kau sendiri juga begitu antusias, dasar cewek dua kepribadian."
Anj*ng banget ini orang satu, patut di sindir balik kena mental awas lu. "Idih, gak sadar kau sendiri juga bar-bar dasar gas elpiji rambut duren."
"KAU NGOMONG APA HAH? DASAR PENDEK!"
"EH SIALAN KAU DUREN! NGGAK USAH BODY SHAMING ANJIR!"
Berakhir dengan Kirishima yang menahan Bakugo, dan aku yang dicolok earplug Jirou. Jahat bener mbak, aku ini temen mu lho...
"(Name), bisa sehari saja tidak membuat ribut? Teriakan mu bahkan menyamai Bakugo." Tangan Jirou menjewer telinga kiri ku, mulutnya masih saja berceramah ria menirukan logat bapak Aijawa tercinta kita.
"HEH ENAK AJA CEWEK TELINGA ANEH! TERIAKAN KU LEBIH KERAS WOI!" Kagak terima ya? Hehe....
"DIEM ANJER NANTI DI MARAHIN AIZAWA-SENSEI!" Balas ku tak kalah ngegas.
Dan berakhir beneran dijewer sama pak Aijawa, setelahnya, ketika aku dan bom hidup satu itu sedang di ceramahi, si setan blonde malah baru muncul.
"ARERERERERERERERERERE?! KELAS A ADA YANG IKUT UJIAN TAMBAHAN? YANG BENAR SAJA?! PAD---"
BRUK
-(Name).
Author bi lek : Semoga tenang, ya. Monokampret.
Chapter 25
Percuma melemparkannya dengan tinggi kalau pada akhirnya jatuh dengan jarak yang dekat.
Dilema, aku dilema.
"1981 meter."
"HAH?"
"Yang benar?!"
Aelah aku aja sampai kaget. Tapi it's a good score. Haha.
"Pengecualian untuk (Name), perkembangannya jauh lebih baik dari kalian semua. Tapi itu tidak menutup kemungkinan kalau dia tidak akan ikut latihan hari ini." -(Name).
Chapter 26
Setelah latihan melelahkan itu, sore akhirnya datang. Membuat seluruh aktivitas melelahkan itu berakhir semuanya. Mulai dari Aoyama yang melatih kekuatan lasernya sampai-sampai perutnya mencret. Mungkin.
Terus Koda yang mati-matian teriak cuma buat manggil burung, Mina dan Jirou yang berlatih di kaki tebing. Yaoyorozou dan Sato yang balapan madang :v
Chapter 27
Kepalaku menoleh, menatap datar Hagakure dan Jirou yang sedang berkacak pinggang. "Bisa nggak sih jangan samain aku sama avatar, kan dia botak." Balasku sembari kembali mengumpulkan air, mencoba kembali konsentrasi walaupun ujung-ujungnya bakalan ngobrol.
"Tapi kan dia kuat."
"Aku nggak botak, aelah."
"Ya tinggal dibotakin."
Aku auto melotot, dan Hagakure ngakak brutal mendengar ucapan Jirou. -(Name).
Chapter 28
Urutannya tim pertama itu Tokoyami dan Shoji, mereka bakalan lumayan tersorot. Terutama Tokoyami yang akan hilang kendali akan darkshadow. Lalu tim kedua adalah sasaran utama, Bakugo dan Todoroki. Mulanya cuma Bakugo, tapi kemarin aku mendengar kalau aku dan Todoroki juga masuk ke dalam daftar.
Yang ketiga, tim Jirou dan Hagakure. Mereka yang dampaknya paling parah karena menghirup gas tidur yang cukup banyak. Lalu ada kelompok Yaoyorozou dan Aoyama. Terus Uraraka dan Tsuyu yang bakalan ketemu Toga.
Keenam Ojiro dan Mineta, ketujuh Koda dan Iida. Dan yang terakhir adalah aku dan Midoriya.
Huft...
"Midoriya, apa kita bisa tukar tempat?"
Ha?
Todo mau tukar tempat sama Mido?
Berarti nanti aku sama Todoroki dong?
"Oi kusso Deku! Tukar tempat!"
Ini lagi satu bom hidup kenapa pulak?
Au ah.
"T-tunggu dulu! Kan pasangannya sudah diundi!"
"Menurut saja dasar kutu buku sialan!"
"Berisik anjir! Kan udah diundi ya udah. Ribet amat ini dua orang." Timpal ku dengan sedikit berseru.
Dan pada akhirnya, uji nyali pun dimulai. -(Name)
Chapter 29
Pixie Bob selamat tapi aku yang sekarat. -(Name).
Chapter 30
Kalau begitu, mau bundir sekarang?
'WHUT---'
-(Name) & Naoko.
Chapter 31
'OKEEEYYYYYYY! AYO BUNDIRRRRRR!' -(Name).
Chapter 32
"(Name) (Surename)," Suaranya kek familiar...
Dan benar saja, ketika aku membalikkan badan, sosok (Name) Naoko dengan baju saat ia masih di lab AFO terlihat. Aku auto bergidik ngeri saat melihat berbagai luka sayatan, termasuk dengan sebuah pisau lipat yang menancap di lehernya.
"Jangan takut, tenang saja."
"Tenang pala kao. Ubah sedikit kek lah penampilan mu, mbak kunti sama mbak sundel bolong aja mundur." Sahutku agak keberatan. -(Name).
Chapter 33
"Aku... Adik kandungnya."
.....
Beneran?
YAUDAH KALO BEGITU ANTUM BANGUN DI DUNIA SANA, KAN KASIAN FUKUYAMA KEHILANGAN ADEKNYA! -(Name) to Nao.
Chapter 34
"Satu kelas tengah menunggu kabarmu, tidak terkecuali Bakugo dan Todoroki yang memang dalam serial digambarkan cukup cuek."
Hmmz...
Nggak bener itu.
"Bener."
Suer?
"Kewer kewer deh."
Anjir ngakak.
Tapi nggak bisa ketawa.
ARGHHHHHHH PADAHAL UDAH PINDAH DIMENSI ANJG. -(Name).
Chapter 35
BDUM
EH! LUPA PAK AIZAWA DIBELAKANG AING! ITU MENTAL KAGAK PAK?!
Alhamdulillah beliau berhasil selamat. -(Name).
Chapter 36
"Kakakmu sangat overprotektif kepadamu ya (Name)? Pasti dia sangat sayang kepadamu."
Yah.
Aku bersyukur karena aku tidak terlantar.
"Yah, walaupun begitu, terkadang aku merasa ia agak berlebihan." Balasku. -(Name).
Chapter 37
Yang pertama adalah mencoba mengaktifkannya, caranya adalah dengan bundir.
GAK WOI!
TYPO.
Caranya adalah dengan konsentrasi memikirkan ayang🥰.
Hehe :v
-(Name).
Chapter 38
"Kau mengenalnya?"
ENGGAK!
MANA MAU GW TEMENAN SAMA MANIAK DARAH!
DIA MIRIP STAINLESS TAPI LEBIH PARAH!
"Tidak."
"Tapi dia terus melambaikan tangannya." Ujar si Hartono ini lagi.
Minta digebuk pake teko memang. -(Name).
Chapter 39
Eh bentar.
Kan Shindo udah ku selamatkan.
.....
TERUS NANTI SIAPA DONG YANG GANTIIN SI MIDORIYA NYADARIN ITU DUA ANAK ILANG?!
AAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHHHH!
TAUK GITU NGAPAIN JUGA GW SELAMATIN SI SHINDO.
TAPI NANTI AING NGGAK DAPET NILAI.
TAPI JUGA ALURNYA PINDAH JAUUUUUUUHHHHHHHHHH BANGET KE PLUTO.
DAHLAH KONSEKUENSI.
GW YANG GANTIIN MASA?!
ENTAR SURUH ATAU NGGAK SI MIDO JUGA BAKALAN MAJU.
MUNGKIN.
KALAU ENGGAK?! -(Name).
Chapter 40
Lalu terjadilah cinlok. -(Name).
Chapter 41
Aku yang bertengger di atas gedung, sementara All Might yang dibawah menyaksikan pertarungan dua orang yang saling terkait oleh kehidupan masa kecil.
Aku mewek.
Dengerin curahan hati seorang Bakugo. -(Name).
Chapter 42
Tujuan kali ini bukanlah menunggu sampai semua korban di selamatkan saja, tapi bagaimana kedepannya untuk menyergap para villain.
Mana bisa ini mahhhhhhhhh!
'(Name).'
Nongol juga.
Dari mana aja?
'Bersiap diri untuk pergi.'
Ha?
Ke mana?
'Kayangan.'
Mau jadi dewi gitu?
'Yang namanya ke kayangan kan aku makhluk gaib. Jadi auto aku menetap lah dasar samsudin.'
Hehe :v
Eh, jadi mau pergi?
Gak bisa gitu dong...
Masa aku sendiri...
Jahad antum.
'Ya maaf, tapi mau bagaimana lagi. Setelah ujian ini, aku benar-benar pergi.'
Yah...
Nggak ada lagi yang bisa ku tularin biar jadi bego :v
'Astaghfirulloh...'
Baek-baek ya di sana, jangan lupain aing.
'Kau kata aku pindah dunia.'
Lah emang iya kan?
'Tapi aku masih bisa memantau mu.'
Ceritanya setan gitu?
'Au ah.'
Hayolo (Name), bikin anak orang cemberut. -Author.
Buduamat lah. -(Name) & Nao.
Chapter 43
LUNTUNG!
EH SALAH!
LONTONG!
TOLOL! KOK LONTONG ANJIR.
YANG BENAR ITU TOLONGGGGGGGGG! -(Name).
Chapter 44
"Asui-san itu katak, bukan kodok ya?"
Eh bentar...
KATAK AMA KODOK BEDANYA APA CUK?
KOK GW NGGAK TAU?!
EH LAH DALAH.
NGELAG LAGI INI OTAK. -(Name).
Chapter 45
"Rumor mengenai munculnya Iris kembali ditepis oleh Asosiasi Pahlawan, mereka mengatakan kalau belum saatnya Iris kembali. Masyarakat kembali risau, tapi saat ini hanya itu yang bisa dilakukan sekarang."
"Tapi jika terdesak, tanpa memakai lisensi tetap sekalipun, Iris tetap mendapatkan izin bertarung secara sah." Lanjut pembawa berita itu.
KALO GITU NGAPAIN GW NGIKOT UJIAN LISENSI TETAP ANJ--
MAUNYA ASOSIASI PAHLAWAN APA SIH AELAH?!
KATANYA CARI IRIS YANG BERMUTU, KENAPA PULAK KALAU TERDESAK BIARIN AJA MAIN NYEROBOT NGIKOT GELUD DIBOLEHIN?! -(Name).
Chapter 46
"Diriku sebagai Oxy, bukan Iris." -(Name).
Chapter 47
"Wawancara?" Satu kelas bertanya, kecuali aku yang berdiri di bagian paling belakang.
"Iya, ada media yang ingin mewawancarai kalian."
Pada mulai ribut.
Enak kah diwawancarai?
Dulu aku pernah.
Diwawancarai guru BK gara-gara lompat pagar sekolah. -(Name).
Chapter 48
Aku lagi sibuk.
Sibuk ngerjain tugas sama Midoriya, hermannya dia malah kagak lagi latihan. Padahal nanti kan rahasianya kebongkar.
"Pusingggggggggggggg!" Aku mengacak-acak rambut, saking stresnya mikirin jawaban tugas yang Ectoplasm kasih.
TAPI INI MASALAHNYA KAGAK NEMU JAWABANNYA ANJ--
"Ketemu jawabannya nggak, Midoriya?" Tanya ku kemudian jadi kalem.
"Maaf (Name), ini benar-benar sulit."
ARGH. GW STRES.
LAGIAN ITU KENAPA ECTOPLASM NGASIH TUGAS YANG MASIH KAMI SEKELAS BELUM NALAR!
INI BAHKAN LEBIH BURUK DARI TUGAS DI SALAH SATU SCENE YANG JAWABANNYA 107/28!
GURUNYA SESAD, PANTES MURIDNYA PADA SAKTI. -(Name).
Chapter 49
"Yah, lagipula siapa juga yang tidak akan lelah dengan hidup yang penuh tekanan batin. Mau kembali sekarang?"
Lantas, bagaimana dengan tubuh mu?
"Seperti yang dulu ku katakan, aku hanya akan tinggal nama."
Tapi nggak lucu juga tiba-tiba ada anak Yuuei mati di atap asrama. Cuma gara-gara merenungi hidup.
"Nggak bundir aja?"
NAOKO (NAME), KAU BUKANNYA KASIH JALAN KELUAR MALAH TAMBAH BIKIN ORANG PUSING. MASALAHNYA KALAU AKU GAK MATI GIMANAAAAAAAAAA?!
"Bundir berulang kali."
ASTAGHFIRULLAH.
DAH LAH.
MENDING AKU PERGI AGENSINYA IRIS.
"Kau mau ngapain?"
Bundir.
Kagak lah.
Chapter 50
Kok aku merasa, Nao dan anak itu hampir mirip ya?
Kalau Eri, dia terkungkung dan dijadikan sebagai bahan eksperimen yang kemudian produk jadinya bakalan di jual kepada pro hero ataupun villain yang kemudian bakalan menguntungkan Shie Hassakai.
Sedangkan Nao, kalau Nao itu terbelenggu karena adanya fakta kalau dia punya quirk kuat yang mungkin di masa depan akan menjadikannya pahlawan kuat. Atau mungkin kalau Nao menyerah maka AFO akan menjadikannya sebagai villain juga.
Yah, Eri beruntung dia masih bisa merasakan kehidupan masa kanak-kanak dengan baik kedepannya.
Setidaknya ia juga masih bisa terus tersenyum.
Tapi aku gak yakin kalau itu semisal adalah Nao.
Bisa aja dia sekarang masih diam.
Atau mungkin malah sengklek ketularan Kaminari n Sero.
Ataupun bisa kalem kek Yaoyorozou. -(Name).
Chapter 51
"ADEK SIALAND! WOY ITU LAUK TERAKHIR ANJ--"
Pahamlah apa yang terjadi.
Yes, i'm nyolong the chiken from my brother.
Ehe :v -(Name).
Chapter 52
EH ANJG
KENAPA ADA HAWA-HAWA BABI NGEPET INI?! TERUS ADA SI KADAL IJO SAMA CALON CALON PESULAP BUNTUNG.
YA GUSTI, AKU LUPA KALAU HAWKS ITU AGEN GANDA!!!
JADI DIA NGANCEM AING ITU SKENARIO DOANG?! -(Name).
Chapter 53
BUK
INI KENAPA MALAH AKU YANG KETABRAK ANJ--
"Ah maaf, apa kamu baik-baik saja? Ada yang sakit? Bisa berdiri?" Karena bicaranya sama anak kecil, jadi biar aku-kamu. Gepepe. -(Name).
Chapter 54
"Apa yang dikatakan temanmu itu benar, kecelakaan saat bermain bisa saja terjadi tanpa diduga, kan?" -Chisaki.
Tapi dengan sangat ingin aku memukul Midoriya ditempat sekarang juga, aku hanya mendengarkan ucapannya lagi. Mau bagaimana juga, dia tidak akan bisa diberhentikan. "Anak sekecil ini gemetaran ketakutan tanpa bersuara, aku merasa ini tidak normal." Tangan Midoriya ikut mengelus rambut Eri pelan, sementara gadis kecil itu mulai mengeluarkan air mata sembari terus meremas kostum hero ku.
"Jangan memaksakan menormalkan ke keluarga yang lain," tatapan tajam kini mengarah kepada Midoriya, di dalam hati aku agak mengutuk ucapan Midoriya yang terlalu blak-blakan.
"Sifat setiap orang berbeda," timpal Lemillion yang juga mulai panik.
Panik gak?
Panik gak?
Panik gak?
Paniklah masa enggak. -(Name).
Chapter 55
Aku heran, padahal aku yang kena tabrak si Eri, tapi kenapa Midoriya juga sekhawatir itu? Yah, mungkin karena nalurinya yang memang seperti itu.
Ah, ini merepotkan kalau sampai aku ketemu Chisaki pas penyelamatan Eri. -(Name).
Chapter 56
"Apa kau begadang soal sesuatu?" -Sero.
"Tidak, aku sama sekali tidak bisa tidur tadi malam. Dan tidurpun pagi hari menjelang berangkat sekolah. Lama-lama aku bisa kena insomnia."
"Makanya jangan kebanyakan minum kopi, idiot."
"Siapa yang kau bilang idiot?!" Aku berseru tidak terima. Itu mulut Bakugo memang kagak bisa difilter. Walaupun suaranya Nobuhiko Okamoto berdemeg, aku ndak like dengan characternya karena sifatnya yang kadang bikin orang naik darah.
Aku auto mengejar Bakugo dan hendak memukulnya, tapi langsung tertahan oleh tangannya yang menutupi wajahku. "Kau tidak akan bisa menang melawanku, dasar pendek."
Sumpeh pengin banget nabok.
"Sialan kau tidak usah bawa-bawa tinggi badan bisa kagak sih?!"
"Faktanya kau itu memang pendek, dasar idiot."
ASHYU. -(Name).
Chapter 57
"Apanya yang setara dan tidak setara?" Bakugo yang angkat bicara langsung mengambil atensi kami, "Bukankah kau dulu pernah bilang kalau kau itu adalah kuda perang yang tidak akan bergeming? Pertarungan All Might di Kamino, dia sama sekali tidak tumbang sampai akhir. Itu karena dia sangat kuat." Sambung pemuda berambut durian itu.
"Itu benar... Kalau begitu, kau juga kuat Kirishima. Tidak ada yang tidak setara di sini, kita belajar di tempat yang sama, waktu yang sama, itu semua tergantung pada diri kita sendiri bagaimana cara kita bisa maju. Mungkin memang benar kau tidak punya jurus menengah dan jarak jauh, tapi kau bisa menggunakan quirk mu sebagai tameng yang tidak akan pernah runtuh." Ucapku.
"Aku agak setuju dengan ucapan si idiot nan pendek itu."
"Berhenti memanggilku seperti itu, dasar bom hidup." -(Name).
Chapter 58
"Tuan muda mereka, Chisaki, dengan quirk overhaul. Dia bisa mengurai dan memperbaiki objek. Mengurai, menghancurkan dulu, lalu dengan quirk dipulihkan kembali."
Santet aja itu orang. Clear
Kagak ding. -(Name).
Chapter 59
Nighteye kembali membenarkan kacamatanya, "Misalnya, masa depan orang itu adalah, kematian. Bagaimana jika hanya kematian yang menunggunya?"
Eh.
Kalau misal masa depan ku adalah kematian, apa Nighteye bisa melihat masa depanku lagi jika semisal aku masih hidup.
Maksudnya gini, misal aku sekarat, terus dilihat masa depannya kalau aku mati. Lah, Nighteye bisa lihat masa depanku yang sesudah mati? Misalnya bangkit lagi gitu...
Budu ah. -(Name).
Chapter 60
Aku? Jadi duta shampo---- menyesal? Tentu iya. Hanya saja, aku ngecheat ya. Jadi tidak terlalu khawatir.
Apa perlu aku juga coba pakai quirk pengelihatan masa depan juga ya? Tapi nanti suara setan nongol lagi kan kagak lucu. Tambah gila yang ada aku tuh.
Sementara yang lain lagi pada ngobrol di ruangan lain, aku malah nangkring di atap agensi. Aku agak bingung ketika melihat ponsel dan menemukan banyaknya panggilan tidak terjawab dari nomor tidak dikenal. Sengaja aku mode senyap, kan biar nggak kena timpuk para pro hero kalau pas rapat malah ada suara telepon.
Njir, keinget pas dulu All Might nelpon Mido gegara itu anak malah gelud sama Gentle Criminal.
Nomornya siapa sih anj--
Ini malah telepon lagi. Bentar, ku lacak dulu. Eh tapi kagak ada sinyalnya di radius 1 kilometer. Berarti agak jauh ya...
Perasaan gwejh kagak enak.
"H-halo? Ini dengan siapa?"
"Ah, akhirnya---"
*piiip*
SUARANYA HAWKS ANJ--
GW TRAUMA COK.
LANGSUNG KU MATIIN ITU TELEPON SAAT INI JUGA.
PENGIN BANTING PONSEL TAPI INI PEMBERIAN IRUNA. KALAU PONSEL BIASA MAH GAMPANG MALAK ITU ABANG SATU.
INI SEKARANG KENAPA ITU ORANG MALAH NEROR GW ANJ--
AU AH.
DIA NELPON LAGI KAGAK GW ANGKAT. -(Name).
Chapter 61
"Lontong sayur dimakan kera, hati terhibur melihat mereka. Selamat pagi calon penghuni surga, neng (Name) yang cantik mau sarapan juga." Pantun terlontar dari mulut (Name) yang lumayan ngos-ngosan gegara tadi turun sambil berlari. Dan (Name) malah ngecheat, bukannya turun lewat lift, itu anak malah lompat dari balkon dan turun dengan estetok nyebur ke kolam renang di asrama kelas 1-A itu.
Yah, tapi karena ada quirk telekinesis, ia bikin bajunya kena angin biar cepet kering. Ngecheat memang.
"Cantik, iya cantik. Tapi tukang molor."
"Sembarangan ente. Tapi bener juga sih."
"Aelah." Para perempuan lain bersweatdrop ria ketika mendengar ucapan (Name). "Oh ya, yang laki-laki pada kemana?" Tanyanya.
"Udah berangkat sedari tadi, kita ciwi-ciwi nungguin kau tau!" Ujar Hagakure yang langsung memberikan sandwich dan menggandeng--- coret ---menyeret (Name). Diikuti oleh girls lainnya.
"Apa salahku~ Apa dosaku~"
"(Name) berisik. Udah bikin telat, malah nyanyi pula." Mina protes.
"Lah, giliran Jirou nyanyi kagak diprotes. Aku nyanyi salah terus, mau kau apa sih anj--"
"(Name)! Jangan toxic!" Potong Yaoyorozou.
"Iye iye, asyu. Ngaku tuh, Aku SaYang kamU. KIWWWW!"
"(NAME) GILA!" Seru Hagakure, dan juga Mina yang masih setia berlari sembari menyeret gadis itu menuju gedung utama U.A.
Yaoyorozou, Jirou, Uraraka dan Tsuyu hanya diam dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan tiga perempuan terbar-bar di kelas mereka. Tapi yang kini paling parah adalah (Name) seorang.
Udah kena seret, nyanyi nyanyi kagak jelas, bangunnya telat, bikin panik para cewe, bikin resah duo--- dahlah.
Aku sebagai author jujur bingung, gimana bisa aku berimajinasi sampai si (Name) lahir dengan kepribadian yang kagak bisa dikatakan benar-benar waras dan sehat.
Heran.
Benar-benar membuat heran.
Chapter 62
Masih di sudut pandang author ya...
Sialnya, ketika mereka sudah sampai di sekolah... Ternyata latihannya buat nanti siang, (Name) mengumpat sejadi-jadinya. Udah bikin kaget aja, gitu pikirnya.
"Aelah, kek anjg. Udah bikin heboh satu asrama malah kini kagak jadi latihan, sekarang malah jamkos. Kek bangsul memang gurunya, sialand." Gumam (Name) usai beberapa menit lalu Eraser datang dan menginformasikan hal tersebut kepada para anak didiknya.
Sekarang jamkos, (Name) mau 2ru. Tapi terganggu karena Sero, Kaminari dan Mineta memulai kegaduhan karena memancing keributan di pagi yang seharusnya damai.
"KEMARI KALIAN BERTIGA! TERUTAMA KAU CEBOL MESUM!"
"Apa salahku?! Aku hanya berkata kalau dada (Name) itu----"
BRAK
SCRASH
"Nice, Todoroki." (Name) memberikan jempolnya ketika Mineta yang hendak berlari ke arahnya segera terhempas ke tanah dan langsung tubuhnya dibekukan oleh Todoroki, kecuali kepala karena memang mereka masih punya rasa iba.
Kalau enggak?
Udah mati itu cebol.
Chapter 63
"Yaoyorozou! Bantu kami!" Teriak kaum-kaum peringkat 10 ke bawah ke Yaoyorozou yang sedang tidak ayem tentrem sambil minum teh kek biasanya, dia juga lagi bingung nyari jawaban bareng aku.
Di kamar ku.
Kata mereka kamarku itu cukup luas, padahal ku kira juga kek kamar biasanya, nggak terlalu luas kok. Luas lagi kamarnya Shoji atau kamarnya Todoroki. Dan karena aku ngurak mereka semua, jadinya mereka pindah ke lantai dasar. Satu kelas kumpul semua.
"Paling parah itu Ectoplasm-sensei, baru juga diterangin satu soal, yang dikasih buat tugas malah hampir 15 soal. Apa kagak paham kapasitas otak ini anak-anak didiknya?!" Aku mengacak rambut frustasi, baru bisa menjawab 3 soal, dan Yaoyorozou baru 5 soal. Itupun caranya panjang-panjang banget.
"DEMO! FIX KITA PERLU DEMO!" -Kaminari.
"DEMO PALA KAO! KAU MAU JUGA KENA GANTUNG DI POHON DEKET RUANG KELAS TIGA?!" Aku membalas.
"TAPI DARIPADA NGERJAIN INI TUGAS SEMUA, MENDING KENA GANTUNG!" -Kaminari, again.
Tanganku langsung mengambil bantal sofa dan menghantamkannya ke arah Kaminari, tepat di wajahnya. "GOBLOK! KAU NGGAK TAU AJA RASANYA KENA MENTAL PAS DI RUBUNGIN KELAS TIGA TERUTAMA BIG THREE ANJ--"
-(Name).
Chapter 64
Ketiganya auto kicep dan ngacir ke belakang Kirishima, sementara si abang dadakan ku itu cuma bisa geleng-geleng kepala.
"Udah woi! Sekarang ini bantu cari jawabannya kek!"
"Itukan kerjaan kau sama Yaomomo!" -Kaminari.
"FIX KAU KAMINARI KAGAK USAH DAPET CONTEKAN!"
"WOI! NGGAK ADIL KAU (NAME)!" -(Name).
Chapter 65
And in the morning,
"Midoriya, makan kau cepet nanti kita telat kau yang ku salahkan lho..." Ucapku yang mendapati Midoriya memperhatikan lauk sarapan pagi miliknya dengan sangat serius. Teman-teman lain yang ikut dalam kasus juga kebanyakan diam, cuma aku yang justru kek malah kagak ada apa-apa.
"Kiri! Kau meleng nanti ku tabok! Awas jan nabrak gw anj-- Uraraka sama Tsuyu udah duluan aelah! Woi Mido! Cepetan!" Aku koar-koar melebihi Bakugo, sampe sekelas pun pada heran. Bukan heran ke saya, tapi ke empat teman kami yang lain.
Sampai sampai, Todoroki bertanya sesaat sebelum aku menyusul keempat anak lainnya. Dia bertanya, "Apa kalian akan bertarung dengan villain? Aku agak bingung dengan keadaan Midoriya, Kirishima, Uraraka dan Asui."
"Entahlah, jangan tanya aku. Kalau soal mereka berempat, pada kurang semangat hidup. Dah, bye." And, i ngacir menyusul mereka. -(Name).
Chapter 66
"Waspada dengan quirk yang belum pernah kita lihat!" Ujar Centipeder memperingati kami, dan saat pintu terbuka lebar, nampak tiga orang lelaki keluar dengan salah satu berteriak, "Siapa kalian?!"
Centipeder bersiap, ia segera menangkap dua orang. "Bubble Girl, ku serahkan satu orang lainnya!" Ucapnya. Bubble Girl mengangguk, dan ketika lelaki dengan topeng dan juga pisau ditangannya menyerangnya, perempuan itu segera mengeluarkan gelembung yang meletus tepat di wajah si laki-laki. Aku auto njingkrak tanpa suara saat pisau yang digunakan si laki-laki malah terjatuh dan hampir menyambangi kaki ku. Langsung tuh auto ngacir di belakang Mido, sampe Kirishima pun bingung.
"Ya Gusti, Ya Gusti Nu Agung..." Aku bergumam kecil, masih bergetar karena tadi kek kena jumpscare pas liat film horor. -(Name).
Chapter 67
BRUK!
Ah, sialan. Malah kini aku jatuh ke tempat Nighteye, dan malah Midoriya nggak sengaja ketimpa gw anj-- harusnya aku bisa mengendalikan quirk penembusan kek punya Togata-senpai, cuma kurang profesionalitas aja.
"Gomen Midoriya!" Aku segera bangun dan membantu remaja itu, sempat ditanyai dari mana saja, tapi kemudian semuanya semakin panik karena Irinaka membuat dinding ruangan semakin sempit.
Alhasil aku menggunakan quirk ku lagi, dengan telekinesis, aku mengendalikan apapun yang bisa ku kendalikan. Because me is a Controller Hero, Oxy! Selagi Rock Lock menggunakan Deatbolt miliknya, aku mengambil alih dinding yang masih belum Rock Lock kunci, dan kini, Irinaka kembali kelabakan.
Hehe :v
Mido, maaf. Harusnya sekarang kau lagi beraksi. Aku juga minta maaf tadi malah nimpuk kau, nanti ku juga minta maaf ke Uraraka. Hiks, semoga nanti kagak diterbangin ke mars, aku masih mau hidup di bumi.
Hiks :v
Skip, lebay.
But, ITU KENAPA IRINAKA MASIH BISA MENYERANG ANJ-- INI AUTHORNYA MELAWAN HUKUM PERHEROAN DAN PERANIMEK'AN.
SIALAND MEMANG.
ASYU.
Akhirnya, aku dan Midoriya terus menerus melawan serangan dinding semen dari Irinaka. Tapi, INI SELESAINYA KAPAN WOI?! Aku sama Mido udah kesel banget. Nampak sekarang remaja itu mengambil ancang-ancang, "(Name)-san, jangan sampai mundur...." Ujarnya.
Tertegun aku tertegun, NGAPAIN JUGA AING MUNDUR?! KU LULUHLANTAHKAN JUGA ITU SETAN! Aku diam, menatapnya heran. "Ku tabok kau habis ini."
DUAR!
Author's POV.
Yang meledak adalah dinding yang hendak menyerang keduanya, juga dari arah berlawanan. Bisa tebak siapa pelakunya? Bukan Mido, tapi (Name). Gadis itu diam di tempat, rambut yang ia kepang agak naik seperti ekor kalajengking.
"Eh? Apa aku salah bicara?" Tanya Midoriya yang kebingungan, ia panik melihat kawannya itu seperti tidak terima dengan ucapannya tadi. Padahal (Name) kezel karena kehadiran suara Toganjing dan juga tukang niru kalau kata (Name).
'Anjrot itu suara Toganjing sama Twice malah nggibahin gw asu.' Batin (Name) yang mulai tertekan, ia mendengar suara kedua orang yang merupakan bagian dari League Villains yang tengah membicarakannya.
Chapter 68
Aku melesat dan langsung menendang dinding yang menghalangi tempatku dengan lokasi Lemillion bersama Eri yang berusaha melawan Chisaki. Nampak, Lemillion sudah terluka namun belum cukup parah. Aku segera mendekati keduanya dan membuat barrier yang menghalangi pandangan Chisaki.
Chrono dan Sakaki Nemoto atau siapa itu kagak jelas, sudah terbaring di tanah dengan keadaan tidak berdaya. Aku melompat dan menahan serangan Chisaki yang tertuju kepada Eri dan Lemillion.
"Kau malah memanggil bocah yang bahkan belum tentu lebih berguna dari mu sebagai bala bantuan. Dasar orang-orang dengan penyakit pahlawan, benar-benar menganggap diri mereka sendiri berguna."
Yeu.
KAU NGGAK SADAR KALAU KAU PULA PAKE QUIRK ATAU GIMANA SIH ANJ--
KAU MALAHAN LEBIH PARAH MENGANGGAP DIRIMU LEBIH BAIK DARI KAMI BUKAN?!
Padahal, kenyataannya orang sepertimu lebih buruk dari pada kami para pahlawan yang menyelamatkan orang lain. Sementara kau? Ingin memonopoli pasar? Atau apalagi itu tujuanmu aku bodoamat, aku kagak peduli sama sekali.
Tinggal cekek aja apa yah?
Eh, jangan ding. Tunggu dulu, tunggu.
Chapter 69
Chisaki melancarkan serangannya, (Name) yang terkejut dan tidak bisa menahan serangan dengan baik, langsung jatuh dengan posisi punggung yang hampir mendapatkan luka robek kalau bajunya tidak setebal itu. Bahkan kini sudah nampak baju abu-abu yang berada di balik jaket hitam-biru miliknya.
'Chisaki sialan...'
(Name) segera bangkit dan membantu Midoriya melawan Chisaki, hingga (Name) sendiri tak sadar kala sebuah barrier dari duri-duri tajam datang dan menyerbunya.
CRASH
KRETEK
"(Name)!"
Tangan kirinya,
putus.
Sementara kaki kanannya dari mata kaki ke bawah, patah.
'Masa depan dengan seseorang yang tak pernah diramalkan ada.' -(Name).
Sesaat sesudah Midoriya maju dan menghancurkan duri-duri itu, nampak Chisaki sudah bergabung dengan Nemoto Sakaki. (Name) yang masih sadar segera meminta Nighteye membawa Lemillion dan Eri keluar dari sana.
Gadis itu mencoba kembali bangkit dan melawan, tapi ia mulai kesulitan karena kestabilannya yang bertumpu pada kaki mulai goyah. Ia berusaha, melawan dengan monster yang tadi sempat melindungi Nighteye dan yang lainnya.
Author saranin kalian baca lagi fullnya. TwT
Chapter 70
"Jangan pikir kau bisa lolos!" Teriakan Midoriya melebihi suara Chisaki yang semakin geram dengan keadaan, sementara di sisi Nighteye dan Lemillion yang kaget dengan Eri yang tiba-tiba berada di dekat Chisaki pun mulai melakukan evakuasi ke bagian permukaan tanah. Tentunya dibantu Ryukyu.
Lalu (Name)?
Dia mulai muntah darah, potongan tangan kirinya perlahan berpendar dan menghilang dengan sendirinya. (Name) sendiri heran dengan keadaan tersebut, tentunya ia juga tidak peduli dengan keadaannya sekarang. Malahan ia dibingungkan dengan kejadian yang sebelum-sebelumnya.
'Aku masih bisa mikir jauh soal sekolah, aku seakan gak peduli dengan keadaan ku sekarang. Tanganku putus, kakiku patah, kok aku B aja? Aku nahan sakit ya kayak gitu doang, kagak nangis, padahal kehilangan anggota tubuh. Tadi malah kalau nggak salah kena peluru merah milik Chisaki hasil dari penelitian menggunakan quirk Eri, terus kenapa aku masih bisa pakai quirk? Apa jangan-jangan aku ini beneran jadi dedemit? Eh, apa justru malah quirk random melindungi ku? Tapi ya... Kalau quirk Eri kan bisa aja membuatku kehilangan quirk random untuk selamanya. Au ah, budu. Prinsip ku cuma satu, mati tanam, kagak mati syukur alhamdulilah.'
Mata (Name) melihat Eri yang meraih potongan dari jubah merah milik Lemillion, dan di saat yang bersamaan, quirk Eri aktif sehingga membuat Chisaki yang memegangnya menjadi terpisah dengan tubuh Nemoto. Dari bawah, Midoriya sudah bersiap mengulurkan tangannya, Eri bangkit dan terjun ke arah Midoriya.
'Tangan yang hangat, sebuah pelukan, arti keluarga yang sebenarnya. Astaga, aku sampai lupa dengan semua itu, padahal aku sendiri pernah mengalami semuanya.' (Name) menghela napasnya, ia kemudian menoleh saat Ryukyu datang usai membantu Nighteye dan Lemillion naik kembali ke permukaan tanah. Uravity dan Froppy juga ikut di sana, mereka berdua sangat panik, berbanding terbalik dengan (Name) yang menjadi korban namun wajahnya B aja tanpa ekspresi panik.
Padahal di hati udah panik takut nggak dibolehin sekolah.
"(N-name)... Bagaimana ini?"
"Bagaimana apanya? Orang tanganku putus ya sudah, mau diapakan juga tetap begini. Yang penting aku gak mati, dan kalaupun aku mati ya tinggal tanam." Tutur (Name) dengan santainya, ia dibantu kedua rekannya naik ke punggung Ryukyu yang kemudian membawa mereka naik ke permukaan tanah.
Chapter 71
KAU SIAPA?!
"(Name), (Name) (Surename). Masa kau lupa dengan raga mu sendiri?"
MASALAHNYA AING ITU JIWA KAU, TERUS KENAPA--- OH, SHIT GW LUPA KALAU KITA TERBELAH JADI DUA. FIX, JANGAN-JANGAN GW KOID BENERAN LAGI.
"Kagak, kagak ada yang koid. Aku baik-baik saja."
Terus? Ngapain kau di sini? Bertengger pula di pintu ambulans, mana aku masih penasaran dengan pertarungannya Midoriya versus Chisaki lagi. Ini juga apa aing mati kalau jiwa aing naik buat ngobrol?
"Ovt aja kau mau diamputasi."
GOBLOKNYA JIWA KU INI, tangan gw dah putus sayang, mana bisa diamputasi? Geram gw sumpah pengin nonjok diri gw sendiri.
"Ya salah kau punya sifat kek gini, ngerasain kan gimana rasanya pas Kai sama Ray gelud plus debat dengan kau."
Ye.
To the point no bacot bacot, kau ngapain sampai pindah ke lintas dunia? Eh, maksudnya dimensi pergepengan dan perbumian? Apa jangan-jangan gw koma lagi?
"Sudah dibilang aku baik, cuma masalahnya, tau kan kakel yang cantik paripurna tapi gobloknya minta amvun itu? Kelas 11, tau kan? Masih inget kan? Otak kau terjaga kan?"
Sumpah beneran minta ditonjok ini raga sendiri.
Ye, gw tau. Kenapa?
"Dia biang keroknya, gegara aku yang cuma menjalankan perintah paman buat manggil Ray beberapa hari yang lalu pas dia sama si kakel genit itu ada rapat OSIS. Dianya kagak terima soalnya lagi berduaan diganggu. Nah, kemarin Ray pergi untuk ikut seminar di sekolah lain, Kai sendiri lagi kena hukum guru BK karena gelud sama anak kelas sebelah, eh aku malah di seret sama si kakel sampe di jedotin ke pintu atap sekolah yang dari besi itu. Tau kan?"
Yaudah deh syukur nggak mati. Besok gw mau balas dendam.
"Gak usah, udah aing tonjok balik itu orang. Sampe pas guru datang aku di seret ke BK ketemu Kai, eh malah pingsan deh, padahal belum enak bikin masalah."
Eh, udah berapa kali masuk BK? Secara kan, aku sudah nggak bisa liat lagi keadaan ku di sana.
"Ada kayaknya 8 kali, eh, 12 kali! Gegara kebanyakan anak sebelah yang cari masalah! Kai aja sampai turun tangan, tau nggak kalau Ray juga masuk BK gara-gara gelud sama murid sekolah lain pas ada yang ngelecehin aing. Geram gw sampai ikutan nonjok sampai orangnya pingsan."
Nice.
Diselamatkan sama kepsek lagi atau sama siapa?
"WOY LAH! AYAH SAMPE TURUN TANGANNNNNN😭 KENA CERAMAH PANJANG SEMALAM SUNTUK SAMPE AYAH KENA TIMPUK IBU! NGABRUT WOEY!"
ANDAI GW DI SANA😭
MOMEN EPIC NAN LANGKA AYAH DIMARAHIN IBU😭
"Oh ya, mengenai pertanyaan mu sebelumnya. Yang menyelamatkan ku adalah kepsek, soalnya minggu kemarin aku berhasil mengharumkan nama sekolah menggunakan pewangi-- maksudnya prestasi juara nasional pencak silat dong."
Ray sama Kai join nggak?
"Enggak, Ray ikut Olimpiade Sains, kalau Kai harus gantiin sementara jabatan ketua OSIS."
Lah? Ketos sebelumnya?
"Pindah ke Australia ikut orang tuanya."
Chapter 72
Di rumah sakit terdekat.
Waktu berlalu cukup cepat, diantara para pahlawan yang terluka, hanya (Name) seorang yang masih belum sadarkan diri. Eraser, Midoriya, Uraraka dan Asui datang menjenguk (Name). Eraser juga meminta pihak rumah sakit memanggil seorang dokter yang sebelumnya pernah merawat (Name) saat di Tartarus, tak lupa guru itu juga memberi kabar kepada Fukuyama.
"Sepertinya akan sulit. Dari informasi yang diberikan kalau Naoko tertembak peluru yang diduga adalah peluru penghancur quirk, memang sepertinya benar. Penyembuhan menggunakan quirk berjalan lambat, tidak ada perubahan signifikan terhadap keadaan lukanya." Ucap dokter tersebut sembari ia terus mencoba menyembuhkan (Name) dengan quirk penyembuhan miliknya.
Empat orang lainnya menunggu dengan was-was, takut jika keadaan gadis itu semakin memburuk. Hingga, seorang pemuda datang dan menghampiri Eraser dengan tergesa-gesa.
"E-eraser, dimana... Adikku?" Tanya pemuda itu dengan terengah-engah, Midoriya dkk auto kaget dengan keberadaan pahlawan nomor 5 itu.
"Dia ada di dalam, tapi belum bisa dijenguk lagi sampai sang dokter keluar selesai menyembuhkannya. Uraraka bilang kalau (Name) tertembak peluru penghancur quirk, dampaknya membuat penyembuhannya sulit." Jelas Eraser berusaha menenangkan Fuku.
"Apa benar dia kehilangan tangan kirinya?"
"Benar, aku minta maaf tidak bisa menjaganya dengan baik."
Chapter 73
"Queen bean!" Seru seorang gadis kecil dengan rambut terkuncir, ia menembakkan semacam laser? Entahlah sih, tapi ini momen epic bagi para perempuan yang memasukkan Todoroki ke list husbu mereka. Aku mungkin termasuk, tapi karena aku sudah jadi temannya, aku merasa B aja.
"Hei, hei. Aku ingin melihat wajah imutmu."
PFTT...
NGAKAK OI SUMPAH.
GW NGGAK BAPER TAPI GW NGAKAK ANJRIT.
SUMPAH NANTI KALAU BAKUGO JUGA, NGAKAK SETENGAH MATI BIAR AKU FOTO TAK SALIN PAKE QUIRK IRIS TAK KASIH MEREKA BERDUA.
MAMPUS GW PUNYA AIB KALIAN.
"Maaf, ini hanya ilusi..." Camie tetiba muncul dan membuat harapan indah dari si gadis kecil langsung hilang.
Ilusi.
Aku nggak bilang, tapi sebelum (Name) (Surename) alias aku si rambut pendek pergi mengatakan kalau bagi Nao, kehidupan ku adalah ilusi agar ia tidak merasakan kelamnya hidup di masa lalu. Tapi ya... Aku masih bisa begini karena ingatan itu. Walaupun aku tak bisa mengingatnya dengan baik sebuah keharmonisan keluarga itu.
"Aku ingin melihat wajah imutmu."
AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!
ANJIR YAKIN ITU BAKUGO BRO?
ASTAGA NAGA GW NGAKAK SAMPE PERLU NGILANG BENTAR BIAR NGGAK DIKIRA ANEH.
ANJAY NGAKAK COK.
CEKREK PERLU DI CEKREK!
FIX INI AIB TERLANGKA YANG PERNAH ADA!
LENGAN GW SEPADAN SAMA BAGONGNYA KELAKUAN MEREKA. BENERAN INI GW TERHIBUR SAMPE LUPA KALAU TANGAN GW TINGGAL SATU.
HAHAHAHAHAHAHANJIR. KALAU GW LAGI DALAM RAGA, DAH DIPASTIKAN BAKALAN NGOMPOL MELULU! PLIS NGGAK KUAD! -(Name).
Chapter 74
"A-apa yang terjadi dengan mu?" Aku menolehkan kepala ke belakang, Todoroki dengan pakaian santainya terlihat terkejut. Aku hanya bisa tersenyum simpul, sembari mengatakan, "Duh, ketahuan."
Aku tidak bisa mengatakannya di depan Rei, jadi aku pamit permisi masuk ke ruangan ku dan meninggalkan anak dan ibunya itu. Mampus, aku benar-benar mampus.
Sekitar 10 menit kemudian, aku mendengar seseorang mengetukkan pintu. Saat ku persilahkan masuk surai nasionalis Todoroki nampak mencolok bagiku yang walaupun sudah sering melihatnya. Ia duduk di sampingku, matanya terfokus kepada lengan kiri ku.
"Weh, kau mesum kek Mineta tak tabok itu muka."
"Apa yang terjadi sebenarnya, (Name)?"
Ku tundukkan kepalaku, menatap lantai ruangan dengan lesu. Benar-benar ku anggap sebuah kesialan aku bertemu Todoroki di sini.
"Hanya luka ke---"
"Pantas saja Aizawa-sensei, Midoriya, Kirishima, Uraraka bahkan Asui merahasiakannya. Kau justru akan membuat yang lain semakin khawatir jika kau tidak jujur begitu,"
Ketahuilah, aku hanya ingin menstabilkan tubuhku kembali dan mencoba membentuk tangan baru agar tidak ada yang curiga mengenai hal ini. Kebanyakan orang beranggapan kalau seseorang yang kehilangan anggota tubuh akan kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari, tapi tidak selamanya begitu.
Aku sedang labil, emosi ku juga tidaklah stabil.
"Kau tidak mengerti tekanan yang datang menghampiri," aku menghela napas, mendongak dan menatap mata heterocomia miliknya. "Aku seperti ini karena memang sebuah konsekuensi dari apa yang ku lakukan. Salahkah jika aku ingin melindungi orang lain? Salahkah aku ingin mengubah masa depan seseorang? Kehilangan anggota tubuh adalah konsekuensi yang ku dapat, ini lebih baik dari pada berulang kali mati hingga hampir mencapai batas ku. Aku tidak peduli dengan kekhawatiran kalian mengenai ku, selagi aku masih bisa bernapas dan bergerak, tak peduli apapun yang terjadi denganku, aku tetaplah aku."
"Yang jelas aku seperti ini karena ulahku sendiri," lanjutku.
"Aku tidak terlalu paham dengan ucapanmu itu, tapi setidaknya jangan membuat kami sekelas kembali khawatir dengan mu. Bahkan sekarang sampai seperti ini."
"Gepepe, yang penting tinggi badan ku nambah."
"Benarkah? Ku pikir sama saja."
Aku menabok pelan bahunya, "155, lumayan itu kau malah ngejek banget sih," momen langka, aku tak sengaja melihatnya tersenyum kecil.
"Nee, Todoroki. Burung mu, ada lima ya? Pftt."
.
..
...
"Matte, apa yang kau bicarakan?"
"Pftt, muka mu udah merah plus terkaget-kaget. Padahal alat keselamatan juga pertolongan pertama, duh."
"(Name), katakan kau tau dari mana?"
"Jadi beneran tho?"
"Tidak, sama sekali tidak."
"Pftt, ah masa?" -(Name).
Chapter 75
"(Name), kau pacaran dengan Todoroki, ya?"
"Heh, kau punya mulut bisa dibungkem kagak? Mana ada aku pacaran dengan anak itu," aku membalas dan hampir menaboknya di tengah perjalanan pulang ke rumah. Aing heran, apa cuma dijenguk doang, itupun kagak sengaja ketemu bisa dikatakan pacaran gitu? Apa kata emak kalau tau anaknya pacaran sama anaknya Endeavor yang secara penampilan is perfect?
"Ya memangnya kenapa? Ku lihat kalian cocok, daripada kau menjomblo terus, mendingan bareng Todoroki aja. Atau malah kau sudah punya seseorang? Katakan,"
Ini abang satu malah ngelunjak sih anj--
"Fuku-nii, kalau kau terus mengoceh soal hal itu, ku turun di sini dan ku pulang aja sendiri pakai kereta."
Dia kicep, tau adeknya serius kalau udah ngomong apapun itu. Akhirnya ia hampir ngebut untuk segera sampai ke rumah, aku cuma bisa elus dada sambil terus beristighfar. -(Name).
Chapter 76
"Terima ini!" Gadis pink mutan itu berseru, ia melemparkan asamnya sembarang untuk menyerang ku. Untunglah hanya aku dan Mina, yang lain berada agak jauh agar tidak terluka atau asam Mina mengenai orang lain.
Aku hanya menghindar dan menyimpan asam-asam itu agar tidak mengenai ku. Sedikit demi sedikit, aku membuat monster asam dan menambahkan sedikit darahku agar monster itu mau bergerak sejalan dengan pikiranku. Juga, karena keberadaan darahku itu mampu menetralisir asam milik Mina agar tidak terlalu berbahaya. Sebagai gantinya, monster itu menciptakan senjata berupa busur dan anak panahnya. Mina yang melihat itu mencoba melawan, tapi karena sama-sama asam, serangan Mina tidak berguna sama sekali.
Akhirnya gadis itu lari dengan monster asam yang masih terus mengejarnya. Aku cuma bisa tutup telinga kala ia terus meneriakkan namaku dan menyalahkan diriku.
Salah siapa yang dilawan itu (Name). -(Name).
Chapter 77
Tepuk tangan kecil-kecilan terdengar dari beberapa anak perempuan, beberapa anak laki-laki seperti Sero justru berujar, "Kalau dulu (Name) tidak terluka, mungkin saja yang juara satu Festival Olahraga itu kau. Bukan Bakugo."
Ini anak secara tidak langsung masuk ke kandang singa njrit.
"APA KAU BILANG MUKA DATAR?!"
Duh, baru juga diomongin. -(Name).
Chapter 78
"Rapat yang sangat tidak masuk akal. Tentukan sampai besok pagi, kalau belum ditentukan, maka akan diadakan kelas terbuka." Ancaman Aizawa-sensei terus terang membuat sekelas auto bergidik sendiri, belum sampai disitu, Aizawa-sensei memanggil namaku. "(Name), pergi ke ruang guru untuk menemui Ectoplasm. Tim magang yang lain setelah ini pergi ke ruang belajar dekat ruang guru. Sekian."
Astaga naga, ada apa lagi ini ya Tuhan. Salahku apa? Kalau latihan sih nggak apa-apa, tapi ini masalahnya guru matematika. Fix habis ini gw harus tobat tujuh hari sembilan puluh malam. Daripada dimarahin, aku langsung ngacir sehabis membereskan mejaku yang tadi sempat ada beberapa buku coretan kecil.
Sesampainya di ruang guru, aku malah diajak langsung oleh Ectoplasm ke salah satu lapangan yang besar. Katanya ia sudah mendengar perintah dari Kocho-sensei untuk menaikkan porsi latihan ku menjadi lebih berat. Tapi yah, gitu deh.
"Menurutku aneh jika menekan quirk untuk menutupi quirk, tapi ya sudahlah."
Katanya cuma Ectoplasm, ini kenapa malah Cementos-sensei ikut-ikutan masuk ke lapangan woy?!
Ini guru mau bunuh murid apa gimana?
Eh, lupa gw OP.
Anjay. -(Name).
Chapter 79
"Band dan tarian? Wah, kedengarannya menarik." Komentarku saat mendengar Yaoyorozou mengatakan kandidat acara yang akhirnya terpilih untuk dipentaskan saat festival budaya bulan depan. Kebanyakan dari mereka antusias dan mulai menerka-nerka apa saja yang akan dibutuhkan, siapa saja yang naik ke panggung dan sebagainya.
Jirou tiba-tiba memanggilku menggunakan isyarat tangan, aku mengangguk dan permisi mendekatinya.
"Naon?"
"Begini, karena acaranya adalah band dan tarian, kau yang menjadi vokalisnya, ya?" Ucapnya lirih, aku auto terkaget-kaget namun masih berbicara bisik-bisik.
"Jangan oy, suaraku fals."
"Ayolah, aku yang jadi gitaris."
"Mending aku jadi yang lain asal jangan di panggung."
Dia tepuk jidat, frustasi kayaknya. Lagian, mana mau aku jadi vokalisnya, mana itu lagu Hero Too ada nada tingginya mana kuat aku tuh. Pokoknya, aku bakalan menolak kalau disuruh naik panggung.
"Maaf, beneran maaf. Aku nggak mau, aku nggak pede."
"Ya kalau kau aja nggak pede gimana aku?"
"Heh, secara kau itukan pandai nyanyi, tunjukkan bakat mu. Tunjukkan kepada murid U.A lain kalau prodi hero juga punya musisi berbakat seperti mu."
"Dari mana kau tau aku ini musisi?" Mampus anjg salah ngomong. Lupa lupa lupa ini kepala malah kagak bisa diajak kompromi.
"Etto, kalau punya banyak alat musik plus pintar nyanyi apa itu bukan tidak bisa dikatakan sebagai musisi?"
"...."
"Bye, aku mau mandi. Bau wedhus."
"Matte.."
-(Name).
Chapter 80
Fix gw frustasi sama abang yang kagak ada akhlaknya sama sekali. Lebih parah daripada Hawks. Hampir saja aku benar-benar membanting hp ku kalau itu bukan pemberian Iruna.
Usai itu, aku kembali ke dalam asrama. Iye, sedari tadi aku nelpon di luar asrama. Kalau enggak, sekelas bisa aja nguping pembicaraan kami berdua yang lumayan keras gegara Fuku yang cari ribut duluan.
Anjy, Sato udah habis 3 mangkok.
"Doushita? Siapa yang mabuk?" Tanya Uraraka.
Aku menghela napas sembari menarik kursi dan duduk, "Abang ku, kumat. Sumpah pengin ku tenggelamkan di kawah Gunung Fuji sekarang juga."
"Apa maksudnya?" -Kaminari.
"Au ah susah jelasinnya, pokoknya udah gila."
Aku mengambil sumpit, mengabaikan ucapan Sero.
"Woy jan dimakan itu Bakugo---"
"Nuangin bubuk cabe sewadah kecil...."
"ASYU! WOY AER MANA AER! JANCOK ITU BOM SATU MANA DIA?! HUUUHAAAAAA! PEDES ANJG!"
"Keluar dah tuh toxic-nya."
Bodoamat kagak peduli gw itu ucapan Kaminari, ini AIR MANA AIR?!
Author's POV
(Name) panik sejadi-jadinya, sembari mengibasi mulutnya, ia berlari tak beraturan mencari air minum. Sampai akhirnya ia dengan susah payah menyeduh susu hangat dan meminumnya dengan keadaan hampir tersedak.
Setelah kepedasan reda,
"WOY SHARELOCK ITU BOM DUREN KEMANA ANJG?!"
"(Name) kalem woy,"
"MANA BISA KALEM HOY?! INI MASALAH! MULUT GW BAKALAN MATI RASA! EH ANCRIT... Perut aing..."
Deg!
"(Name)?!" Sekelas auto ribut dengan keadaan (Name) yang tiba-tiba memegangi perut kiri bawahnya sembari agak merengkuh. Terutama Kirishima yang langsung naik memanggil Bakugo yang sudah naik duluan sedari tadi.
'Sialan, gara-gara makan pedes doang sampe kumat nih?!'
"Hei kau tidak sedang bercanda kan?"
"Kaminari bego, udah tau lagi sakit kek gitu malah ditanyain lagi!" Balas Jirou sembari menyolok Kaminari.
Mereka bertanya kepada (Name) apa mau dibawa ke Recovery Girl, tapi gadis itu auto menolak kala suara lift memasuki pendengarannya.
"Bakugo, tanggung jawab. Kasihan (Name)!" Tegur Hagakure saat Bakugo datang ke kerumunan murid-murid itu.
"Oi baka?! Kau benar-benar memakannya?!"
"SIAPA SURUH KAU MASUKIN BUBUK CABE SEWADAH KECIL KATA SERO, ANJG?! Argh, ini malah ke ginjal anj--"
Kebanyakan bacot itu anak.
Saat Bakugo hendak menggendong (Name) ke punggungnya, gadis itu dengan pipi yang menggembung kemudian membuat Bakugo kicep dengan mengunci pergerakan si bom hidup kalau kata (Name).
"Ceh, mana mau aing digendong kau."
"Oi kau beneran sakit apa kagak sih?!"
"Sakit lah tulul, malah ditanyain lagi. Gw kagak keberatan sebenarnya kalau makan pedes, tapi kira-kira lah itu. Masalahnya bukan perut ataupun mulut, ini ke ginjal gw. Percuma kehilangan ginjal kalau kagak dijual. Mahal itu satunya!"
"Shineeeeee!"
"SINI GELUD ANJ--"
Sekelas cuma bisa sweatdrop dengan pertarungan keduanya, bahkan Iida sendiri sampai nggak bisa maju gara-gara yang bakal dibikin kalem malah udah bikin nyali ciut duluan. Akhirnya, ketua kelas itupun mundur menyerah sebelum berperang.
Yang turun tangan malah Mineta, jadinya malah tambah parah.
"WOY CEBOL LEPASIN INI! AKU NGGAK MAU TEMPELAN SAMA SETAN BLONDE BOM DUREN!"
"AELAH MANA ADA JUGA YANG MAU KETEMPELAN SETAN KUNTI KEK DIA!"
"OH GITU?! DAHLAH GW MAU LEAVE DARI KELAS INI!"
"(NAME) KAU KAGAK SERIUS KAN?!"
"BANTUIN GW DULU LEPAS DARI INI MONYET."
"APA KAU BILANG HAH SETAN?!"
"NGACA KAU BOM DUREN!"
"Kapan selesainya ini?" Yaoyorozou menghela napas, ia mulai berpikir untuk menciptakan bazoka untuk ditembakkan ke kedua makhluk berbeda gender itu. Masih di keadaan dimana Bakugo dan (Name) menempel satu sama lain, Todoroki berujar, "Panggil Aizawa-sensei saja, atau asrama akan kacau balau."
"Sip, tapi enggak deh. Itu dua orang udah kicep duluan." Tukas Sero.
"Ya iyalah, orang Kirishima yang akhirnya sampai menjewer keduanya." Kaminari dan Sero akhirnya cekikikan kecil ketika melihat Bakugo dan (Name) yang kena jewer Kirishima yang mulai terus mengoceh ria.
"Aku masih sabar, kalau tidak besok ku laporkan ke Aizawa-sensei."
"Ampun Kiri, dia yang mulai."
"Cih, gomen."
(Name) segera menoleh, "Kau bilang apa?"
"Siapa yang ngomong pula?! Telinga kau kagak dipasang bener-bener ya?!"
"Au ah!"
Chapter 81
"Shinso Hitoshi, dari kelas C. Yoroshiku onegai shimasu." Setelah ia mengatakan itu, tali-tali yang melingkar di lehernya mulai naik. Kuda-kuda kokoh sudah mulai ia persiapkan.
"Yoroshiku---"
Eh anj--
Dia pakai quirknya!
NGGAK BISA GERAK! LONTONG SAYUR! HUWEEEE, SENSEI INI MURID KAU SESAD!
Chapter 82
"Ada yang bisa bermain bas dan drum?"
Hening... Kagaklah, kecuali Bakugo yang memang harus dipancing sama Sero dulu baru beraksi itu anak, walaupun kagak berakhlak. Entah dimana itu nyungsepnya akhlaknya Bakugo. Bener-bener dah.
"Sudah ku duga,"
KALAU KAU SUDAH MENDUGANYA KENAPA MALAH BERTANYA WAHAI MBAK JIROU... AELAH LAMA-LAMA KU COLOK BALIK ITU TELINGA KAU.
-(Name).
Chapter 83
"Haaaaaciiuuuu!" (Name) bersin saat ia baru hendak memasuki lapangan Gamma, sementara robot yang menjadi pemandunya terus berceloteh.
"Manusia lemah, dasar manusia tidak mempunyai imunitas tubuh yang tinggi."
CRACK
"Ngomong apa kau robot cebol?" Tatapan gadis itu berubah menjadi tatapan membunuh saat ia mengambil sebuah ranting dan mematahkannya tepat di depan robot itu.
Chapter 84
"Memang benar sih, tapi sepertinya usahaku sia-sia." Aku bergumam pelan, memandangi telapak tangan kanan ku yang agak bergetar. "Oh ya, kau sedang latihan soal apa?"
"A-aaaa, ini, Shoot Style yang ku gunakan di kaki akan ku coba diadaptasikan ke tangan." Midoriya mengambil ancang-ancang, tangannya mulai mengarah ke salah satu pohon dan menyentilkan tangannya. Pohon itu auto tumbang, lagi. Tapi Midoriya langsung agak kaku.
Aku mencoba melakukan apa yang tadi Midoriya praktekkan, namun posisi jari telunjuk dan jari manis ku buat lebih sempit. Sehingga saat aku menggunakan quirk dan angin sebagai pelurunya, pohon yang menjadi sasaran ku tidak tumbang, melainkan berlubang.
"Su-sugoi!"
"Seperti yang All Might bilang saat kau mencoba pertama kali, anggota tubuh yang paling mudah digerakkan adalah hari tanganmu. Maka coba berlatihlah tanpa quirk dan mungkin kau akan terbiasa. Tapi itu hanya saran ku sih, soalnya tubuhmu masih kaku untuk menangani 20%."
All Might memberikan jempolnya, aku menunggu Midoriya selesai latihan. Kemudian kembali bersama untuk latihan festival budaya di asrama bersama teman-teman yang lainnya.
"Tapi, jika begitu, bagaimana dengan bunkasai besok?"
"Ya ngapain lagi, paksakan quirkku. Atau semuanya akan kacau balau sebelum bunkasai, juga kita tidak mau mengecewakan Eri yang akan datang menonton bukan?" -(Name).
Chapter 85
"Hado Nejire."
Saat kami memasuki sebuah ruangan, nampak Hado-senpai tengah melayang dengan baju biru yang lumayan terbuka, Midoriya auto merah-merah itu muka.
"Nee, nee. Eri-chan ada di sini? Wah, (Name)-chan juga."
Senpai, please. Do not call me with -chan -chan desu, watashi shy shy tulul.
Gak njir. -(Name).
Chapter 86
"Hoverboard? Yang bisa terbang? Hmm, mungkin aku bisa membuatnya, tapi sepertinya akan sedikit lama karena aku belum punya gambaran tentang benda itu." Balas Hatsume yang ku ajak berbicara bersama.
Yeah, untuk antisipasi, aku meminta Hatsume membuatkan ku hoverboard. Tapi karena Hatsume bingung tentang gambaran benda tersebut, akupun meminta kertas dan pensil untuk menggambar.
"Mungkin seperti ini." Aku menunjukkan sketsa gambar hoverboard yang ku maksud, "Bagian bawahnya terdapat baling-baling yang memungkinkan ku untuk bisa menyerang tanpa perlu mengarahkan tanganku ke bawah. Juga aku akan membantu membuat semacam portal kecil di bagian samping atas, jika memungkinkan, akan dibuat alat kecil yang mirip seperti ini dan mampu menampung berat satu orang."
"Sepertinya akan sulit jika aku mengerjakannya sendiri," ujarnya.
"Karena itu, aku akan membantumu."
Ia memasang wajah bingung, "Tapi bukankah jadwal latihan prodi hero cukup ketat?"
Aku menggelengkan kepalaku, "Setidaknya aku punya banyak waktu luang ketika malam hari, kita bisa begadang bersama mengerjakan tugas ini. Bagaimana?"
"Baiklah, aku tidak mau mengecewakan klien ku." -(Name).
Chapter 87
"Sudah pukul 9! Siswa hanya boleh memakai gedung olahraga sampai pukul 9!" Eh anjg, ini Haund Dog kumat apa sih anjg. Eh, dia kan memang anjg. Astaghfirullah, ya gusti bagaimana cara tobatnya aku ini? -(Name).
Chapter 88
"Para penonton, selanjutnya akan dimulai romansa petualangan," romansa romansa apa sih anj-- gelud hayuk aing kuat kalau memang di luar alur. Si aki-aki melepas penyamarannya, saat itu juga, walau sekilas aku melihat ia membuat udara di hadapannya menjadi elastis. Kalau kayak gini, nanti harusnya aku cegah dulu Mido biar nggak asal maju, kasian itu muka gantengnya malah turun pamor gegara aki-aki. Nanti kalau Uraraka sama sekelas tau, yang ada malah ngabrut.
"Jangan berkedip dan lihatlah sampai akhir, aku adalah pencuri berbudi dan lembut. Gentle Criminal," bacot kau aki-aki. Mana ada pencuri berbudi dan lembut, kalau memang berbudi dan lembut, KAGAK USAH NYURI ANJG. AING TAU MASALAH KAU YANG GAGAL TERUS JADI PAHLAWAN, TAPI MASA IYAKAH JADI SESAD BIN BANGSAD BEGINI HAH?!
MAJU NGENEH ASU AKU RA WEDI BABARBLAS ARING KAKI-KAKI KAYAK KOE.
(Trans with (Name) language : MAJU SINI ANJG AKI NGGAK TAKUT SAMA SEKALI SAMA AKI-AKI KEK KAU.)
Astaghfirullah...
"Ada perubahan rencana. Sekarang aku terjebak kesulitan seperti biasa." Bodoamat emang aku peduli? "Singkatnya, kali ini, aku akan mencoba menyelundup ke U.A!"
MALAH BERGAYA ANJ--
ITU ORANG WARAS KAGAK SIH?! -(Name).
Chapter 89
"Masih belum berakhir,"
Kakean camgkem koe kaki-kaki bangsad. (Kebanyakan mulut kau aki-aki bangsad).
Aku mengarahkan tanganku ke punggung si aki-aki, darah pelumpuh. Anjay, nice. Cuma ya... Hmm, gimana ya. Ada aja tercetus jurus pamungkas, tapi kenapa selalu pas aku lagi kepepet? Tapi ah sudahlah, itu tandanya otak saya masih bisa bekerja walaupun kudu ngebut dulu baru nyendak ini kepala.
SYUTTT
"Cih,"
Rasain.
Ku buat badan kau kaku sulit gerak,
EH ITU KENAPA MALAH DIA MASIH BISA NYOPOT MUR DARI BESI ANJG?!
APA QUIRK AING MELEMAH CUK?!
JANCOK!
ARGH SIALAN!
Tapi gapapa sih asal Mido masih bisa melawan.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA.
Chapter 90
What am I to be?~
What is my calling?~
I gave up giving up, I'm ready to go~
The future's left unseen~
It all depends on me~
Put it on the line to follow my dream~
Yeah~
Tried all my life, I've tried to find~
Something that makes me hold on and never let go~
Oh~
Hero too, I am a hero too~
My heart is set (my heart is set) and I won't back down~
Hero too, strength doesn't make a hero~
True heroes (true heroes) stand up for what they believe~
So wait and see~
So wait and see~
Di saat itu, aku langsung menggunakan quirk yang ku paksakan agar laser Aoyama yang ditembakkan memiliki warna yang berbeda-beda, agar tidak terlalu monoton.
What do they think of me?~
Who do they think I'll be?~
I could not care less, I don't wanna know~
Am I doing right?~
Am I satisfied?~
I wanna live my life like it's meant to be~
Yeah~
Tried all my life, I've tried to find~
Something that makes me hold on and never let go~
Oh~
Hero too, I am a hero too~
My heart is set (my heart is set) and I won't back down~
Hero too, strength doesn't make a hero~
True heroes (true heroes) stand up for what they believe~
So wait and see~
People will judge for no reason at all~
Yeah they might try~
To say your dream's dumb, don't listen~
They may look down on me and count me out~
I'm going my own way~
They may look down on me and count me out~
I'm a hero, I've got music~
Hero too, I am a hero too~
My heart is set and I won't back down~
Hero too, strength doesn't make a hero~
True heroes stand up for what they believe~
Yeah I'll be~
Hero too, I am a hero too~
My heart is set and I won't back down~
Hero too, strength doesn't make a hero~
True heroes stand up for what they believe~
So wait and see~
I have met so many heroes in my life~
Gave me the strength and courage to survive~
Gave me the power to smile everyday~
Now it's my turn to be the one to make you smile~
Chapter 91
Bakugo yang tidak sengaja ditabrak oleh (Name) pun protes, begitu pula dengan (Name) yang justru tidak mau kalah. Untungnya mereka beradu pendapat di dalam gedung, kalau di luar udah jadi hot news.
Eri dan Togata yang datang auto kebingungan, Midoriya berkata kalau sebaiknya jangan ganggu keduanya. Tapi Eri penasaran apakah (Name) hendak ikut mereka bertiga atau tidak.
"Ano, (Name)-san tidak ikut?"
Yo jelas atensi (Name) beralih ke Eri yang menarik-narik kaos seragamnya. Ia menghela nafasnya, Bakugo pun berhenti dan paham apa yang berada di dekat (Name).
Seorang anak kecil,
Masih polos,
Kagak boleh diracuni,
Atau ayang-- (Name) bakalan ngamok.
"Maaf banget ya Eri, aku tidak bisa ikut. Walaupun orang-orang tau dengan keadaan ku, tapi ini bunkasai. Jangan ada yang namanya kesedihan, jadi kamu, Lemillion dan Deku pergi tanpa aku yaa?"
"Tapi, bukankah (Name)-san merasa sedih kalau tidak bisa ikut?"
JLEB.
"Anjir kena ulti," batin (Name).
"Tidak apa-apa, ada yang harus kulakukan juga. Nikmati saja, jangan lupa tersenyum lagi." Ujar (Name) seraya ia memasang senyumannya, hingga senyuman itu pun menular kepada Eri.
"Ha'i!" Sahut Eri kemudian pergi bersama Midoriya dan Togata.
Sementara, duo maut yang nggak sengaja liat... Auto ngeblush ngeblush agak gimana gitu... Sero, Kaminari dan Kirishima yang sadar akan hal tersebut cuma pada cekikikan kecil.
"APE LU PADA KETAWA KETIWI?!"
"Kayak emak sama anak, pft--" Ucap Kaminari mencari alasan.
"Eh, tapi bapaknya siapa?" -Sero.
"Kalau dari mata sih... Kayak Bakugo nggak sih? Tapi kalau rambut, kek punya Todoroki yang bagian putih, kan kalau campur sama (Name) jadi agak abu-abu." Balas Kirishima.
"Tapi cocok sama Midoriya, gak sih?"
"Cocok dari mananya woy? Kalau si Midoriya kan rambutnya, matanya ijo semua tuh."
"APASI GAJE KALIAN BERTIGA!" Teriak (Name). "Punya otak kok dipake buat konspirasi kagak guna," lanjutnya dengan nada bicara yang biasa, ia lalu kemudian pergi pulang ke asrama.
Apasi (Name), kagak ngaca.
Meanwhile Bakugo and Todoroki yang denger...
"Pengin ngamok tapi nanti ketauan," -Bakugo.
"Nggak tau kenapa kok agak marah ya," -Todoroki.
Chapter 92
"(Name)! Ini kau buat sendiri kahhhhhh?!"
NJIR ITU HAGAKURE DAPAT DARI MANA CUY?!
"Eh? Itu bonekanya mirip (Name), kau menemukannya di mana, Tooru-chan?" Tanya Uraraka sembari mendekati si gadis invisible.
Aku auto mencoba mengambil paksa boneka kesayangan ku itu, walaupun baru beberapa jam doang sih. "Ini barang pribadi, ngapain kau main masuk ke kamar ku dan ambil barang orang lain hah?"
Eh, sialannya, malah Todoroki maen serobot itu boneka.
Harteko Hartodo yang disiram teko, mau kau apaan dah njeng?! Sehari aja kagak bikin aing panik gegara melakukan kau yang kadang random kagak terduga.
"Jelek, seperti orangnya."
WOY ITU KENAPA BOM NUKLIR IKUT KOMEN SEH ANJENG?!
"KAU KAGAK USAH KOMEN NGAPA SEH! HARGAIN KEK KARYA ORANG! SEKALI AJA KAGAK BIKIN MASALAH BISA KAGAK SEH DASAR BOCAH NUKLIR."
"NGEMENG APA KAU?!"
"BACOT,"
GREB
"Sorry Todoroki, ini boneka aing." Ucap ku sembari memeluk erat boneka miniatur dadi diriku sendiri, walaupun aku sendiri tidak seimut boneka buatan ku yang memakai seragam U.A itu.
"Kalau begitu, apa boleh aku meminjamnya?"
Wait,
SEJAK KAPAN TODO SUKA SAMA BONEKA ANJER?!
Sontak, aku menatapnya dengan raut wajah keheranan. Sejak kapan, yang namanya Todoroki Shoto yang mukanya sedatar triplek itu berubah. Dari senyum-senyum sendiri, plus sekarang malah mau minjam boneka ku. Apa yang merasuki anak ini njer?
"Todoroki, kau nggak benar-benar jadi rada-rada, bukan?"
"Maksudmu?"
Dahlah njer. -(Name).
Chapter 93
Sumpeh, kenapa ngantuk banget dah, bujubuset. Padahal tadi malam aku dah tidur cepet, bangun juga agak telat karena hari libur, memang membagongkan. Belum lagi kalau sekarang aku kudu cepat-cepat nyusul Midoriya dan Kirishima plus Uraraka yang sudah di bawah untuk menemui Eri di asrama guru.
"Tsuyu, apakah sudah selesai?" Tanyaku kepada gadis berambut hijau gelap yang sedang di belakang ku sembari mengepang rambut ku yang lumayan agak acak-acakan. Tentu sambil berjalan ke luar asrama.
"Belum, kero. Tunggu sebentar lagi," sahutnya.
"Ohayou, (Name), Tsuyu-chan!" Sapa Uraraka.
"Ohayou, Ochako/Uraraka." Jawab kami berdua.
Kami berlima pun berjalan ke asrama guru, Uraraka dengan iseng mengambil beberapa bunga dan merangkainya menjadi mahkota, lalu diletakkannya di atas kepalaku.
"Silahkan jalan duluan, yang mulia."
"Apasi? Kau kumat apaan dah?"
"Seperti di film-film fantasi," komentar Midoriya.
"Cantik sih, tapi sayang kelakuannya kayak setan."
"Kirikanjing, seenggaknya komentar yang benar dikit dong." Balasku.
"Lah, kan memang kenyataannya."
"Wuasyu,"
Chapter 94
A/N : Karena aku bingung dengan Yoroi Musha yang entah nomor berapa, jadilah begini. Mohon maaf banget kalau ada perubahan. Yang juga bingung boleh rembug sama aing.
"Aku mulai ya," ku hela napas dalam-dalam. "Nomor 1, bisa ditebak adalah Endeavor. Nomor 2, Hawks. Nomor 3, Black Jack. Nomor 4, Beast Jeanist. Nomor 5, Edgeshot. Nomor 6, Mirko. Nomor 7, Shinrin Kamui. Nomor 8, Wash. Nomor 9, Yoroi Musha. Dan nomor 10 adalah Ryukyu.
Tak lama kemudian, pengumuman pun diumumkan. Dan yaa, aku benar 100%
"ASEK! MINUMAN KALENG 20 KALENG! AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Mina auto lesu.
"Gak kok, canda. Puding susu buat sekelas!"
"HOREEEEEEEE!"
Chapter 95
Mendingan baca aja sampe selesai :)
Cukup meng-gaje ya, jadi kalau kalian yang belum baca secara lengkap bisa cek buku pertama.
Happy Reading!
2 Februari 2023 :)