"Mereka menjadikan ku bak seorang putri yang padahal peranku adalah prajurit"
.
.
.
.
.
<•••••>
Mata yang awalnya tutup kini terpaksa dibuka karena ia merasakan beberapa serangan lembut yang menganggu tidurnya dan ternyata itu adalah kecupan dari sang kakak untuk membuatnya terbangun
"Good morning Lisa!"
Lisa berusaha membuka matanya dan menatap wajah kakaknya itu sejenak lalu mulai mendudukkan dirinya meskipun mata yang tampak masih mengantuk
"Bangun Lisa!, Kau harus pergi sekolah Sekarang, ayo!" Tangan putih kakaknya itu kini menarik Lisa untuk berdiri agar segera menuju kekamar mandi
"Iya kak rose" kakinya berjalan lunglai menuju kekamar mandi
Gadis yang bernama rose itu kini sudah siap dengan sweeter abu abu dan rok mininya, karena ia akan segera menuju kampus hari ini setelah mengantar Lisa kesekolah
Malam tadi rose dan Lisa tidur bersama setelah perjalanan yang begitu menyenangkan meskipun sedikit melelahkan ,begitupun jisoo dan Jennie yang saat ini mereka memilih berangkat duluan karena memliki urusan pagi masing-masing
Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya Lisa sudah siap dengan seragam sekolahnya dan berangkat bersama rose menggunakan mobil kakaknya itu
"Aku lupa!, Kau belum sarapan Lisa!"
Lisa menoleh kearah rose yang ada disampingnya, mengapa harus kakaknya yang ingat, dia kan sudah besar, ah menyusahkan sekali dirinya "Gapapa, nanti aku bisa makan dikantin sekolah"
"Kalau gitu, aku beliin kamu makanan dulu ya" ucap rose yang langsung ditolak oleh Lisa dengan menggeleng kepalanya namun rose dapat melihatnya meskipun matanya masih fokus menatap jalan
"Aku sudah telat kak"
"Tapi janji kamu harus makan ya?, Jangan gak makan!, Ingat!" Perintah rose lalu ia memberhentikan mobilnya didepan sekolah Lisa
"Iya kakak ku sayang" Lisa mengecup pipi rose dan rose pun mengecup kening Lisa
Setelah mobil milik rose menjauh, Lisa pun mulai berjalan seperti biasa, melewati koridor yang penuh dengan bisikan dan mungkin sedikit sorakan
Lisa mulai duduk dikursinya, ia melihat yera yang sedari tadi tidak seperti biasanya yang selalu heboh ataupun berteriak memanggil namanya saat masuk kelas
Tapi Hari ini sedikit berbeda, yera seperti sedang sibuk berkutat dengan handphone nya bahkan tak menoleh sedikitpun kearahnya saat Lisa kini tepat berada disampingnya
"Yera" panggil Lisa yang bahkan saat ini hanya deheman yang keluar dari mulut sahabat nya itu
Lisa memutar bola matanya, ia sudah tidak memanggil lagi, mungkin sebentar lagi sahabatnya itu akan kembali seperti sebelumnya atau mungkin hari ini yera kedatangan tamu dihari pertamanya, ah sudahlah!
Pagi ini murid kelas 11 A itu sedang berkumpul di lapangan karena hari ini adalah jadwal mereka olahraga
Lisa masih bingung dengan sikap yera yang sedari tadi tampak seperti menjauh darinya dan memilih berbicara pada teman teman yang lain ,ada rasa kesal di hatinya dan ingin segera menarik yera dari sekumpulan beberapa teman kelasnya
"Ada apa dengan nya?, Apa aku membuat kesalahan?" Batin Lisa
Sesuai perintah dari guru olahraga ,mereka semua memulai pemanasan dengan melakukan lari keliling lapangan sebanyak 10 kali
Seluruh murid mulai berlari dengan keringat yang sudah bercucuran, awalnya semua tampak baik baik saja sampai pada saat putaran ke 9, Lisa merasa tubuhnya mulai melemas dan memberhentikan lariannya ,yera yang sadar saat melihat sahabatnya itu hampir tumbang pun sontak berhenti juga dan menghampiri gadis itu
Tiba tiba Lisa merasakan perutnya yang sakit, ia pun memegang perutnya dengan sedikit mencengkram
"Lisa?, Kau kenapa?, Apa perutmu sakit?" Tanya yera saat melihat sahabatnya itu kesakitan sambil memegang perutnya dengan kini wajahnya sudah mulai pucat
Lisa tak dapat menjawab, penglihatannya sudah buram dan mungkin akan segera jatuh karena tubuhnya tak dapat lagi ditopang
Tangan yera langsung sigap menangkap Lisa yang hampir terjatuh dan pandangan tersebut membuat semua orang yang berlari menghampiri mereka berdua
Lelaki yang sedari tadi hanya melihat dari kejauhan pun langsung turun kelapangan dan mendekati kerumunan itu, tanpa menunggu lama ia langsung mengangkat Lisa menuju UKS ,dan kejadian itu tentu disoraki oleh hampir seluruh siswi yang melihat kejadian tersebut
Yera dengan segera berlari mengikuti lelaki itu menuju UKS , sebenarnya banyak pertanyaan yang ada dibenaknya tentang cowok populer itu yang mau membantu Lisa
.
.
.
.
.
Seorang gadis dengan wajah paniknya kini berlari melewati setiap orang yang bersorak padanya, sungguh ia tidak memperdulikan itu lagi karena saat ini yang ada dipikirannya hanyalah Lisa
Dia adalah rose si pemilik rambut blonde, gadis itu langsung menuju kesekolah Lisa saat dikabari oleh yera lewat telpon, rasa khawatir dan bersalah kini memenuhi pikirannya, seandainya ia tadi tidak lupa dengan sarapan Lisa mungkin ini tidak akan terjadi
Kini kakinya sudah melangkah masuk ke UKS dan melihat lisa tengah disuapi makan oleh yera, syukurlah gadis itu tampak baik baik saja saat ini di penglihatannya
"Kak rose?" Lisa mengernyit saat melihat kakak ketiganya itu kini datang kesekolah dengan keadaan ngos ngosan seperti habis maraton
"Apa kau baik baik saja?" Lisa mengangguk , apa kakaknya datang karena mengkhawatirkan nya?, Tapi siapa yang memberitahu?, Lisa langsung menatap yera yang saat ini tengah cengengesan karena tau apa yang di pikirkan gadis berponi itu
"Sudah kuduga" batin lisa
"Aku gapapa kok ,kak rose kenapa harus kesini?" Rose Mulai mendekati Lisa dan menggenggam tangan adiknya yang sedikit hangat
"Aku dengar kau pingsan Lisa, jadi aku panik dan langsung kemari, maaf karena aku--" Lisa langsung menempelkan telunjuknya ke bibir kakaknya itu agar tidak melanjutkan ucapannya
"Ini bukan salah kakak, seharusnya tadi aku mendengar kakak untuk makan dulu dan tidak melakukan olahraga lari seperti tadi" ucap Lisa yang membuat rose langsung memeluk adik satu-satunya itu
Yera yang melihat pemandangan itu pun terharu dengan kedekatan adik kakak tersebut, untung saja Lisa pernah memberi nomor rose kepadanya sehingga dia bisa menghubungi salah satu kakak sahabatnya itu disaat seperti ini
Tapi sepertinya dia akan mendapatkan amukan besar dari sahabatnya itu setelah ini, ah sudahlah, yang penting Lisa baik baik saja
Ia juga sudah minta maaf kepada Lisa karena telah mencuekinya tadi dan menjelaskan alasannya, sebenarnya bukan masalah besar tapi memang sudah seperti dugaan Lisa tentang kedatangan tamu hari pertamanya hari ini
"Yaudah sekarang kita pulang ya" ucap rose saat melepaskan pelukannya dan Lisa menggeleng tidak mau dengan ajakan rose
"Tidak ada bantahan Lisa, atau aku akan menyita kamera mu!" Ancam rose dan sontak langsung diangguki Lisa
"Kenapa kamera yang menjadi imbasnya?, Sama seperti papa" gumam Lisa dan langsung mendapat kecupan lembut dari rose, sungguh itu hanya ancaman dan tidak akan pernah terjadi
Lisa sontak kaget dengan perlakuan tersebut, bukan apa ,hanya saja masih ada yera diruangan itu
"Kak rose...ada yera" katanya agak sedikit membisik
"Memangnya kenapa?"tanya rose
Yera yang merasa namanya di libatkan pun hanya tersenyum kearah rose yang kini menatap nya
Lisa membuang nafasnya gusar, mungkin tidak masalah jika hanya yera dan bukan orang lain atau mungkin cowok yang membawanya ke UKS
Dan ya ,itu masih menjadi pertanyaan dalam pikirannya, mengapa lelaki bernama joref itu selalu ia jumpai akhir akhir ini? dan bahkan dia harus menemui laki laki itu nanti untuk mengucapkan terima kasih
.
.
.
.
.
Kini mobil Mclaren 600LT putih itu sudah berhenti didepan mansion ,rose menopang tubuh Lisa yang sedikit lemas dan membawanya menaiki lift agar bisa cepat langsung menuju kamar Lisa
Setelah membaringkan Lisa diatas kasur ,rose pun tidak lupa mengecil kan sedikit pendingin ruangan agar Lisa tidak merasa kedinginan nantinya ,kemudian langkahnya kembali menghampiri lisa
"Ingat!, Tidak boleh kemana kemana, tunggu kak Jen dan kak jis pulang, karena mungkin aku akan pulang sore nanti" omel rose yang membuat Lisa terpaksa harus mengiyakan nya
"Aku juga sudah menyuruh bibi son untuk menjagamu jika kau butuh sesuatu" Lisa mengangguk
Rose mengecup kening adiknya itu terlebih dahulu sebelum ia ingin beranjak pergi
" Get well soon sweetie "
senyum manisnya ia berikan kepada sang kakak sebelum rose benar benar keluar dari ruangan bernuansa kuning kecoklatan itu
Pintu sudah tertutup rapat, akhirnya Lisa hanya tinggal seorang diri di kamar itu, sungguh rasanya ia sangat bosan sekarang bahkan handphone nya mati karena kehabisan daya
Berbeda jika disekolah ,hari ini adalah jadwal ruangan favoritnya dibuka, tangannya sangat ingin melukis diatas kanvas yang sudah beberapa hari ini tidak dipegangnya bahkan ruangan yang dipenuhi dengan lukisan lukisan indah itu juga belum dilihatnya hari ini
Ah mengingat ruangan melukis , pikirannya berputar akan kejadian beberapa tahun lalu yang membuat nya sedih
Flashback on
gadis yang masih menginjak kelas 2 SMP itu sedang menikmati keahliannya dalam melukis, ia sedang mencoba melukis sesuatu yang kini menggambarkan tentang perasaan nya
Lukisan yang sangat indah itu sudah hampir selesai dan kini ia ditemani oleh ketiga kakaknya yang sedang menonton nya dalam melukis
"Wah!, Adik kakak hebat" puji gadis yang memiliki mata kucing itu
Tangannya dengan lihai masih setia melukis gambaran kebahagiaan itu sampai selesai
Ketiga gadis lainnya mulai mengecup sayang gadis bungsu cavano itu dan mengapresiasi hasil karyanya
Hingga senyum dibibir gadis bungsu itu hilang saat tiba tiba seseorang datang dengan menggobrak pintu ruangan melukis itu
"Apa apaan ini lisa!, Nilai kamu mulai menurun sekarang!" Kempat gadis terkejut saat beberapa kertas dilemparkan kearah mereka meskipun lebih tertuju pada sibungsu
"Papa memberikanmu fasilitas ruang melukis ini agar kamu bisa bersenang senang untuk sementara, tapi ini sudah kelewatan Lisa!" Pria paruh baya itu mulai mendekati anak bungsunya itu dengan tatapan marah
"Kamu sudah lalai!, Kamu sibuk melukis setiap harinya dan selalu lupa untuk belajar!"
"Enggak pa, Lisa masih tetap belajar kok setiap malam" Lisa memberanikan diri untuk menjawab
"Tapi gak mungkin nilai kamu bisa rendah seperti ini"
"Cukup pa!, Biarkan Lisa menikmati hobinya dan bisa mencapai mimpinya" ucap Jennie yang tak tahan melihat papanya yang seperti mengekang adik bungsu nya itu
"Mimpi?, Menjadi seorang pelukis?, Itu tidak akan terjadi ,karena dia akan menjadi pengusaha seperti papa,oleh karena itu dia butuh nilai yang tinggi di akademik" jelas pria itu dan tentu membuat Jennie semakin geram
"Tapi papa gak boleh maksa lisa!, Dia berhak memilih impiannya sendiri" Kini jisoo yang membela adiknya ,ia juga tidak terima jika Lisa harus membuang impiannya sedari kecil
Rose masih takut untuk melawan papanya itu ,dia memilih untuk diam dan terus mengelus punggung adik bungsunya itu agar tetap tenang
"Terserah apa kata kalian, pokoknya hari ini adalah hari terakhir dia diruangan ini, paham Lisa?" Lisa hanya mengangguk pelan dengan mata yang memanas ingin mengeluarkan cairan bening
Setelah pria itu pergi, keempatnya saling berpelukan menenangkan adik bungsunya itu, mereka sungguh sangat terluka melihat sang ayah yang memperlakukan Lisa seperti itu dengan menghancurkan mimpi gadis bungsu nya
Flashback off
Lisa merintikkan air matanya saat mengingat kejadian itu, sungguh ia sangat merindukan ruangan itu, ruangan yang selalu membuatnya bahagia dan membangun mood-nya setiap hari
Namun ia tidak boleh egois, ini keputusannya dan akan menjadi keputusan terbaik hingga ke depannya, dia tidak ingin menyesalinya sekarang atau bahkan suatu saat.
-
-
-
-
-
Jangan lupa votenya ya
Makasihhhhh