¶¶ÒõÉçÇø

My Fated Pair [ PDF ] ✓

By urrainingday

191K 14.3K 2.2K

Story writer by : Rain @urrainingday Main Character : Wei Wuxian × Lan Wangji Universe : Enigma, Alpha, Beta... More

Pengantar Cerita
01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Boom!!
31
32
34
35
36
37
38
39
40
41
42 🔞
43
44
45
46
47
Extra chapter 0.0
Extra Chapter 0.1
Extra chapter 0.2
Extra chapter 0.3
Extra chapter 0.4
Extra chapter 1.0
Extra Chapter 1.1
Extra Chapter 1.3
Extra Chapter 1.4
Extra Chapter 2.0
Extra Chapter 2.1
Extra Chapter 2.2
Extra Chapter 2.4
Extra Chapter 3.0
Extra Chapter 3.1
Extra Chapter 3.2
Extra Chapter 3.4
Extra Chapter 4.0
Extra Chapter 4.1
Extra Chapter 4.3
Extra Chapter 4.4
Extra Chapter 5.0
Extra Chapter 5.1 🔞
Extra Chapter 5.2 🔞
Extra Chapter 5.3
Extra Chapter 5.4
Extra Chapter 5.5 (final extra)
End of everything.
PDF

48

1.9K 142 29
By urrainingday

Tidur Wei Wuxian terusik karena adanya pergerakan dari seseorang yang berada di pelukannya. Dengan perlahan dia membuka kelopak matanya. Kemudian iris gelap itu beradu dengan iris yang lebih terang.

“Selamat pagi, istriku.” sapa Wei Wuxian pada sang istri yang tengah menatapnya.

“Selamat pagi juga, suamiku.” Wangji mencuri satu ciuman kecil dari sang suami. Wei Wuxian mengeratkan pelukannya pada sang istri, meskipun tidak terlalu erat lantaran perut buncit sang istri.

“Lan Zhan, ingin makan di aula?” itu hanyalah pertanyaan singkat, yang hanya terdiri dari 6 kata. Namun, mampu membuat Wangji kebingungan setengah mati. Bagaimana tidak? Selama kurang lebih 2 minggu belakangan ini, kaisar yang sekaligus suaminya itu hanya bisa berbaring di kasurnya saja. Dan sekarang sang kaisar mengajaknya makan di aula? Apa dia salah dengar?

“Lan Zhan, bahkan aku tidak perlu menggunakan kemampuanku untuk membaca pikiran jika untuk mengetahui apa yang sedang istriku ini pikirkan.” Wei Wuxian menyentil dahi Wangji dengan pelan.

Wei Wuxian bangun dari tidurnya, dia merenggangkan otot-ototnya yang kaku lantaran tidak digerakkan selama kurang lebih dua mingguan ini. Sesuai perkataan iblis mudanya semalam, dia tidak lagi merasakan sakit ataupun nyeri sekecil apapun. Dia merasa sudah sehat seperti sediakala, ya, meskipun dia sadar jika kekuatannya sedikit berkurang.

“Istriku, bolehkah suamimu ini memandikan istrinya seperti dulu lagi?”

Mendengar pertanyaan Wei Wuxian sontak Wangji terbangun dari lamunannya. Dia berseru cukup keras, “EHHH?? WEI YING??”

“Iya, Lan Zhan??” Tanpa menunggu jawaban, Wei Wuxian menggendong permaisurinya dan berjalan dengan santai ke kamar mandi.

“Wei Ying sudah sembuh?” Wei Wuxian menggeleng pelan. Dia mendudukkan Wangji di bak mandi dan mulai melepaskan kain yang melapisi tubuh istrinya itu helai demi helai. “Aku hanya sudah tidak lagi merasa sakit.” jelas Wei Wuxian disela-sela kegiatan menelanjangi istrinya itu.

“Benarkah?”

“Mn, aku tidak perlu lagi meminum ramuan yang dibuat oleh para tabib. Karena aku sudah meminum ramuan pahit dalam sekali tegukan.” Wei Wuxian membuka pakaiannya sendiri dan setelah pakaiannya terlepas semua, dia ikut masuk bergabung dengan sang istri ke dalam bak mandi. Dia pun membuka penutup bambu sehingga air segar mulai mengalir memenuhi bak mandi.

“Kaisar ini memiliki waktu sehari sebelum permaisuri ini melahirkan. Tanpa merasakan sakit ataupun nyeri lagi. Jadi, ayo kita lakukan semua hal yang tidak mungkin lagi kita lakukan nanti.” Wei Wuxian membasahi tubuh Wangji dengan air yang dia tampung dengan kedua tangannya.

“Mn, ayo kita lakukan semua hal tanpa terkecuali.” Wei Wuxian melemparkan senyum konyolnya seraya menganggukkan kepalanya dengan antusias. “Mn~”

Wangji memercikkan air pada Wei Wuxian yang dibalas serupa dengan Wei Wuxian. Keduanya terus bermain air hingga suara sang anak menginterupsi kegiatan mereka.

“Nampaknya, kita harus membawa beban lain, Lan Zhan.”

“Mn, nampaknya memang seperti itu, Wei Ying.” keduanya pun tertawa bersama seraya menyelesaikan acara mandi mereka.

Wei Wuxian menggendong sang istri kembali ke kasur mereka. “Ingin memakai pakaian dari Gusu, Lan Zhan?” Wangji menganggukkan kepalanya. Keduanya pun mulai memakai pakaiannya masing-masing dengan Wei Wuxian yang membantu Wangji.

Keduanya keluar dari kediaman Wei Wuxian dengan raut wajah tanpa dosa. Bahkan, kini keduanya tengah tersenyum pada sang anak yang tengah melongo dengan mulut yang terbuka lebar. Bukan hanya sang anak, namun, semua orang yang berada di depan kediamannya.

“Kalian seperti melihat hantu saja.” Wei Wuxian menunduk untuk menggendong anak sulungnya. “Selamat pagi anak nakal!”

“A-ayah?? Ini, ayah?? Ini benar-benar ayah? Ayah sudah sembuh?! Apa itu berarti ayah tidak akan meninggalkan kami?”

“Mana mungkin bodoh. Yang hilang hanya rasa sakit ayah, bukan kutukannya.” bantah Wei Wuxian dengan santai, kelewat santai bahkan.

“Kenapa ayah terlihat senang sekali?! Ayah senang meninggalkan kami? Iya?” Wei Wuxian hanya menghela nafasnya lelah. Dia hanya bergumam kecil untuk menjawab kekesalan sang anak.

“A-YING?!”

“YANG MULIA?!”

“YANG MULIA KAISAR?!”

“Hmm?? Kenapa kalian terkejut? Tenang saja, kaisar ini belum mati. Jadi yang dihadapan kalian bukan arwah atau semacamnya.” ujar Wei Wuxian dengan santai. Dia menurunkan sang anak di kursinya, dan duduk di sebelah sang permaisuri dengan tenang.

“Jadi, bisa kaisar ini bertanya? Dimana makanannya?” sontak para dayang istana berlari ke dapur untuk mengambilkan sarapan kaisar dan permaisurinya itu.

Wangji menggenggam tangan Wei Wuxian dan membuat pola acak pada punggung tangan suaminya itu. Seraya bersenandung lirih yang hanya dapat di dengar oleh sang kaisar.

Wei Wuxian mengecup bibir sang permaisuri hingga makanan mereka tersaji dengan apik di atas mejanya. Seusai makan, Wei Wuxian mengatakan apa yang terjadi semalam sehingga membuat dia terlihat seperti orang yang sudah sembuh total.

Semua yang mendengarnya seketika bersorak kegirangan. Namun, tidak dengan anggota inti kekaisaran. Yang mengetahui jika itu berarti, sang permaisuri harus memakan jantung sang kaisar dalam keadaan yang benar-benar sehat. Itu akan memengaruhi kondisi batin dari permaisuri mereka nanti.

Disaat kondisi sudah mulai kembali hening, Wei Wuxian didatangi oleh seorang Alpha, yang dimana orang itu merupakan alpha dari omega kecilnya.

“Salam Yang Mulia Kaisar, salam Yang Mulia Permaisuri. Saya Gou Jingyi, pasangan alpha dari putra mahkota Wei Sizhui.”

“Ah, jadi ini bentukan dari Alpha yang akan mengambil omega dari kaisar ini, hm?” Wei Wuxian melemparkan senyum menggoda pada sang anak yang membuat sang anak dan pasangannya ini menunduk malu.

“Yang Mulia, berhenti menggoda anak dari permaisuri ini.” Wangji mencubit pelan perut sang kaisar. “A-Yuan, apa kamu bahagia bersamanya?” Sizhui menganggukkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban dari pertanyaan sang ibu.

“Yang Mulia mendengarnya kan? Jangan mempersulit anak dari permaisuri ini.” ujar Wangji dengan menatap Wei Wuxian datar.

“Baiklah, baiklah, kaisar ini tidak akan menggoda keduanya lagi. Harap permaisuri tidak menatap kaisar ini dengan datar lagi.” Wei Wuxian meringis kecil, dia pun tertawa kecil untuk meredakan kekesalan permaisurinya.

Wei Wuxian mengisyaratkan permaisuri untuk membawa anaknya menjauh darinya. Dan dia meminta pada alpha di hadapannya itu untuk mengikutinya tanpa kata.

•••

Kedua tangan Wangji gemetar hebat saat kedua iris emasnya bertatapan dengan iris abu gelap milik sang kaisar. Mati-matian Permaisuri Wei itu menahan tangisnya. Wangji menarik nafas dan menghembuskannya perlahan secara berkali-kali.

“Permaisuri… Istriku… Lan Zhan… Jangan menangis, sayang. Jangan membuat kaisar ini merasa sedih.” Wangji memejamkan matanya rapat-rapat, dia menahan isakannya dengan menggigit tangan kanannya.

Jika kalian pikir Kaisar Wei tidak menangis, kalian salah. Karena air mata sang kaisar pun saat ini sudah membasahi kedua pipinya. Kedua matanya pun sudah memerah.

“Permaisuri, kita tidak memiliki banyak waktu lagi.” Wei Wuxian mengusap pipi basah sang permaisuri, mengusap kedua kelopak mata yang terpejam menyembunyikan keindahan iris emas sang permaisuri.

“Yang Mulia… Wei Ying aku tidak bisa. Aku tidak bisa melakukannya Wei Ying. Aku tidak bisa.” sang kaisar membawa sang permaisuri ke dalam pelukannya. Mendaratkan kecupan-kecupan ringan pada perpotongan leher sang permaisuri.

“Istriku pasti bisa melakukannya.” Wei Wuxian menangkup kedua pipi sang istri. “Lan Zhan, kita hanya punya waktu malam ini saja, karena besok sudah waktunya kamu melahirkan mereka.”

Wangji menggelengkan kepalanya dengan ribut. Kedua tangannya menggenggam hanfu Wei Wuxian dengan erat. Wei Wuxian hanya tersenyum kecil, dia mendekatkan kedua belah bibir mereka. Membawanya ke dalam ciuman manis untuk yang terakhir kalinya.

Tujuannya adalah untuk menenangkan sang istri, namun, kenyataannya sang istri menangis dalam penyatuan manis mereka.

Wei Wuxian melepaskan tautan bibir mereka. “Sayang, sudah ya. Kita sudah membicarakan hal ini sebelumnya, kan? Kita juga sudah mencapai kesepakatannya.”

“Wei Ying! Sangat mudah kamu untuk membicarakannya. Apa kamu tidak tahu seberapa sulitnya aku disini? Apa kamu tidak mengerti apa yang sedang aku rasakan? Jika itu bukan kamu, itu akan jadi lebih mudah bagiku. Tapi, tapi, saat ini aku harus membunuh suamiku sendiri. Pasangan takdirku. Orang yang aku sayangi. Itu tidak mudah, Wei Ying. Sama seperti kamu yang tidak ingin melihat aku mati, aku pun demikian. Aku tidak ingin melihat kamu terbujur kaku, Wei Ying. Aku kesakitan! Aku tidak bisa!”

Cangse Sanren, Wei Cangze, Lan Yi, Qinheng Jun, Jiang Fengmian, dan Yu Ziyuan yang berada di dalam kediaman sang kaisar tak kuasa menahan tangis mereka. Dalam diam, para orang tua itu menangis dengan membelakangi kaisar dan permaisuri Wei itu.

“Jadi, apa istriku ini lebih memilih agar kutukan ini terus berlanjut hingga ke keturunan selanjutnya? Apa istriku ini lebih memilih untuk melihat anak-anaknya mengalami nasib yang buruk? Melihat anak-anaknya mati di hadapannya hanya karena ketidakmampuannya untuk menghentikan kutukan itu? Apa kaisar ini menikahi seseorang yang tega melihat masa depan anak-anaknya hancur seperti itu?”

“Bukan seperti itu maksud—”

“Lalu bagaimana permaisuri? Katakan, jelaskan pada kaisar ini maksud dari perkataan permaisuri.”

Wangji terbungkam rapat saat didesak oleh Wei Wuxian. Dia hanya tidak mampu untuk membunuh suaminya. Namun, bukan berarti dia ingin melihat masa depan anak-anak hancur.

“Lan Zhan… Entah siapapun nanti, namun, satu hal yang pasti. Di dalam sini,” Wei Wuxian mengelus perut buncit sang istri. “Di dalam sini akan ada salah satu dari mereka yang berstatus omega. Yang dimana itu berarti kutukan ini akan turun padanya. Bayangkan jika omega kita yang sedang bahagia karena tengah mengandung buah hatinya namun harus mengetahui fakta soal kutukan mematikan ini. Apa kamu sanggup untuk melihat betapa hancurnya omega kita nanti?”

Wangji menggelengkan kepalanya dengan pelan. Wei Wuxian tersenyum. “Saat ini kita memiliki kesempatan untuk menghentikan kutukan itu. Saat ini kita memiliki kesempatan untuk tetap menjaga senyum omega kita. Meskipun itu berarti akhir untuk kita berdua bukanlah akhir yang kita inginkan, namun, selalu ada harga yang dibayar untuk sesuatu yang kita inginkan, kan?”

“Mmmm…”

“Jadi apa, istriku ini tidak keberatan untuk menjadikan kebahagiaan kita berdua untuk anak-anak kita kelak? Demi melihat senyum indah mereka, demi melihat bayi-bayi kecil lainnya? Apakah istriku ini bisa membantuku untuk membayar harga agar masa depan anak-anaknya kita tidak hancur?”

Wangji dengan ragu-ragu menganggukkan kepalanya. Wei Wuxian mencium kening sang istri dengan penuh kasih.

“Ibu, mama, dan ibu mertua kaisar ini berharap kalian membantu permaisuri untuk merawat anak-anak dari kaisar ini kelak.”

“Mmm, jangan khawatirkan itu. Kami akan merawat mereka dengan baik.” ujar Yu Ziyuan adalah satu-satunya perempuan diantara mereka yang sudah bisa meredakan tangisnya.

“Ayah, baba, dan ayah mertua, kaisar ini berharap jika kalian akan membantu permaisuri dalam mengatur kekaisaran hingga putra mahkota siap untuk duduk di tahtanya. Dan, kaisar ini berharap, kalian tidak masalah jika kaisar ini meminta untuk mendidik putra mahkota agar kelak bisa menjadi pemimpin yang bijak di masa yang akan datang.”

“Tentu, kami tidak keberatan. Tanpa diminta olehmu kami akan mendidik putra mahkota dengan baik, A-Xian.” balas sang ayah dengan suara seraknya.

“Lan Zhan, apa kamu sudah siap?” Wangji menganggukkan kepalanya dengan patah-patah. Wei Wuxian mengusap bekas air mata di ujung mata permaisurinya itu. Lalu, mengambil sedikit jarak dari sang permaisuri. Tak berselang lama, Wei Wuxian mengubah wujudnya menjadi serigala.

Wangji menenangkan dirinya pada setiap langkah serigala hitam itu yang kian mendekat padanya. Bukan karena takut, tapi, untuk menyiapkan dirinya untuk melakukan hal yang akan menyakiti dirinya.

Serigala hitam bertubuh besar itu menumpukan kedua kaki depannya pada paha Wangji. Sedangkan lidahnya tengah menjilati perut buncit Wangji dari luar hanfunya. Wangji mengelus bulu-bulu halus dari wujud serigala sang suami.

“Permaisuri, berjanjilah pada kaisar ini jika permaisuri tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan.”

Mmm…”

Serigala itu beralih menjilati wajah pasangan takdirnya itu. Membuat Wangji tertawa kecil karena merasa geli pada tingkah serigala manja itu.

“Permaisuri, berjanjilah jika permaisuri akan tersenyum ketika mengingat kaisar ini.”

Mmm…”

Serigala itu beranjak dari pangkuan Wangji dan terbaring di lantai. Wangji bangkit dari duduknya, berpindah mendekati Wei Wuxian. Tangannya mengusap-usap bulu-bulu lembut pada area perut dari serigala hitam itu.

“Permaisuri, mari kita bertemu dalam keadaan yang lebih baik lagi. Mari kita kembali bersatu di kehidupan kita selanjutnya. Mari kita mengukir kisah kita kembali dengan akhir yang kita inginkan.”

Mn. Tidak peduli seberapa lama permaisuri ini harus menunggu. Permaisuri ini akan memastikan jika entah di kehidupan manapun, permaisuri ini akan selalu menjadi milik Yang Mulia. Mari kita ukir kisah indah kita saat kita bersatu kembali nanti.”

“Maaf atas ketidakmampuan kaisar ini, permaisuri. Tolong rawat anak-anak kita, hingga mereka tidak merasa kekurangan apapun.”

“Terima kasih karena Yang Mulia sudah berpikir jika permaisuri ini kuat untuk menanggung beban yang sangat berat ini.”

“Terima kasih karena telah hadir dalam kehidupanku, Lan Zhan.”

“Aku pun demikian, Wei Ying. Terima kasih karena telah mengajarkan aku tentang apa itu cinta dan kebebasan.”

Wangji meletakkan telapak tangannya tepat di jantung Wei Wuxian. Dia menghirup nafasnya dalam sebelum akhirnya menancapkan tangannya pada dada Wei Wuxian.

“Sampai kapanpun, kaisar ini akan selalu mencintai permaisurinya.”

Wangji menggigit bibirnya kuat-kuat, dengan kekuatannya yang tersisa, Wangji menarik tangannya yang telah menggenggam jantung Wei Wuxian yang masih berdetak.

“Permaisuri ini juga akan selalu mencintai kaisarnya.”

Tangis Wangji pun pecah disaat jantung Wei Wuxian sudah berada di dalam genggamannya. Tak lagi peduli jika raungannya akan terdengar hingga luar ruangan. Wangji berteriak dengan sangat keras. Meluapkan rasa sakit pada hatinya.

Jantung yang masih berdetak itu menambah rasa sakit pada hatinya. Dengan mata yang terpejam erat, Wangji mulai memakan jantung itu sedikit demi sedikit diselingi oleh raungan kesedihan yang menyayat hati siapapun yang mendengarnya.

Setelah jantung itu habis dimakan, Wangji merengkuh jasad serigala hitam itu. Tangisannya semakin menjadi, raungannya semakin keras. Hingga mereka yang berada di luar kediaman sang kaisar pun bisa mendengarnya.

“Wangji te—”

“Lan Yi. Jika kau berada di posisinya, apa kau bisa tenang setelah memakan jantung dari suamimu?” Lan Yi terdiam ketika mendengar pertanyaan dari Yu Ziyuan. “Tidak ada satu orang pun yang bisa tetap tenang ketika dia harus menjadi alasan utama dalam kematian dari orang yang dia cintai setengah mati.” sambung sang permaisuri kerajaan Jiang dengan lirih.

“Biarkan A-Yuan masuk.” lirih Wei Cangze. “Setidaknya dia harus melihat jasad terakhir ayahnya.” sambungnya.

Jiang Fengmian mengangguk, lalu berjalan ke luar ruangan. Tepat ketika pintu kediaman kaisar itu di buka. Sizhui menerjang masuk dan langsung memeluk erat tubuh sang ibu. Dia mendengar semuanya, apa yang terjadi di dalam sana sudah Wei Wuxian ceritakan sebelumnya. Hingga saat ini, tugas dia hanya satu. Yaitu, menghibur sang ibu.

Yiling benar-benar dilanda kesedihan. Hari ini, malam ini, kaisar mereka telah pergi dan tidak akan kembali lagi. Hari ini, malam ini, Yiling Wei sedang sangat berduka. Tangisan dan raungan kesedihan terdengar dari segala penjuru. Tidak ada satupun yang tidak menangis karena kematian dari sosok yang sangat mereka cintai dan hormati itu.

Kisah sang kaisar dan permaisuri Wei telah usai disini. Ditutup dengan tangisan dan raungan yang menyayat hati. Namun, akhir buruk dari kisah kaisar dan permaisurinya itu akan berdampak positif pada masa depan keturunannya. Entah ini bisa dikatakan akhir yang menyedihkan atau justru akhir yang bahagia?


End ¶¶ÒõÉçÇø.

Catatan Penulis:
Di ujung cerita ini, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan ataupun hal yang lainnya. Maaf jika akhir cerita tidak sesuai dengan keinginan para pembaca.

Versi pdf akan diinfokan secepatnya. Diusahakan bulan ini, tapi jika ada beberapa hal yang menghalanginya awal April akan diusahakan rilis.

Sekian penulis ucapkan, terima kasih atas antusiasnya selama ini.

Continue Reading

You'll Also Like

277K 7.5K 12
Bxb, Omegavers. Pada kehidupan terdahulu, Wei Wuxian begitu percaya diri bahwa Lan Wangji mencintainya, bahwa alpha yang dikenal dunia sebagai sosok...
85K 9.8K 46
(GxG)Zhou Shiyu, werewolf yang haus balas dendam, mengincar Wang Yi. Ia membenci pemimpin kelompok Silver Moon itu karena ia bertanggung jawab atas k...
14.9K 1.4K 10
Xiao Zhan, seorang omega yang memutuskan untuk hidup tanpa mate karena trauma masa lalunya, harus berjuang hidup sambil menyembunyikan jati dirinya...