¶¶ÒõÉçÇø

Shadow (Devil Beside Me) Yeon...

By yjseries

5.5K 609 225

Semenjak kecelakaan tragis yang hampir merenggut nyawanya, Choi Yeonjun, seorang siswa SMA biasa, mulai menga... More

Chapt 1
Chapt 2
Chapt 3
Chapt 4
Chapt 5
Chapt 6
Chapt 7
Chapt 8
Chapt 9
Chapt 10
Chapt 11
Chapt 12
Chapt 13
Chapt 15
Chapt 16
Chapt 17
Chapt 18
Chapt 19
Chapt 20
Chapt 21
Chapt 22
Chapt 23
Chapt 24
Chapt 25
Chapt 26
Chapt 27
Chapt 28
Chapt 29
Chapt 30
Chapt 31
Chapt 32
Chapt 33
Chapt 34
Chapt 35
Chapt 36
Chapt 37
Chapt 38
Psycho Boyfriend

Chapt 14

154 17 11
By yjseries

Pagi ini, ketika Yushi membuka mata, ia dihadapkan dengan tatapan lembut dari seorang wanita. Wanita itu tersenyum dan mengelus kepalanya. Namun, dengan segera, Yushi menepis tangannya.

Ia menyibak selimut, turun dari ranjang, dan menatap wanita itu penuh kebencian.

“Sayang, kau berkeringat sekali. Ibu panggilkan dokter, ya,” ucap wanita itu seraya mendekati Yushi.

“Berhentilah berpura-pura!” Yushi bergerak menjauh.

“Yushi, Ibu sangat tulus menyayangimu. Ibu juga sangat khawatir karena tadi malam kau kambuh lagi.”

Yushi berdecak. Ia melipat tangan di dada dan tersenyum sinis. “Sayang? Kau pikir aku percaya, sementara kau membunuh putramu sendiri?”

“Keluar dari kamarku sekarang juga, wanita jalang!” Yushi membuka pintu kamarnya lebar-lebar.

Tatapan wanita yang semula lembut itu kini menajam. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

“Tak apa, aku sudah tak membutuhkan simpatimu lagi.”

Yushi melebarkan matanya. Wanita itu menunjukkan alat tes kehamilan dengan dua garis merah.

“Ka-kau...” ucapnya terbata.

Wanita itu tersenyum penuh kemenangan. “Ya, aku hamil dan akan melahirkan generasi Tokuno yang baru. Bersiaplah! Sebentar lagi kau akan tersingkir.”

Yushi mengepalkan tangannya erat. Ia tidak bisa menerima kenyataan itu. Meski begitu, ia bukanlah orang yang terbiasa menunjukkan kelemahannya, terutama setelah kakaknya meninggal.

“Baguslah!” ucapnya santai saat wanita itu hendak keluar.

Wanita itu mengernyitkan dahinya, bingung.

Yushi mendekati wanita itu dan berbisik, “Seperti Beomgyu Hyung, anak itu akan membuat ayahku semakin berkuasa, benar, kan?”

Ia menatap perut ibu tirinya yang masih terlihat datar, kemudian tersenyum menyeringai. “Buatlah anak sebanyak mungkin! Agar setelah ayahku mati, aku tak perlu repot-repot mencari sekutu.”

Wanita itu menggeram marah. Ingin sekali ia menampar anak tirinya itu. Namun, ia tak mungkin melakukannya di saat sang suami ada di rumah itu.

---

Seperti biasa, Yeonjun memarkir sepedanya di halaman sekolah. Yushi langsung menghampirinya dengan wajah ceria. Ia menggandeng tangan Yeonjun, dan mereka berjalan beriringan menuju koridor.

“Hyung, hari ini aku tidak membuatkanmu bekal. Soalnya kemarin Hyung membuangnya,” ucap Yushi dengan wajah sedih.

Yeonjun terkejut. Ia melepaskan gandengan tangan mereka. "Benar kah?"

Yushi mengangguk cepat, lalu menunjuk tempat sampah. "Hyung membuangnya ke sana."

Yeonjun menghela napas dan menatap Yushi penuh penyesalan. “Maaf, ya. Mungkin kemarin Hyung sedang pusing, jadi tidak bisa mengendalikan diri. Tapi Hyung tidak melakukan hal aneh, kan?"

"Tidak, Hyung."

Mereka kembali bergandengan, tapi tak lama Yeonjun kembali melepaskan genggamannya.

"Kenapa melaporkanku padanya?" protes Yeonjun yang kini dirasuki hantu yang selalu mengikutinya.

"Siapa suruh membuang makanan yang susah payah kubuat?" balas Yushi dengan kesal.

"Jadi kau membuatnya sendiri? Memangnya kau bisa memasak?"

"Tentu. Aku berbakat dalam segala hal, tak seperti hyung-ku yang sudah mati," sahut Yushi sambil menyilangkan tangan di dada.

"Kau punya hyung? Ck, hyung-mu pasti lebih baik dalam segala hal."

"Tahu apa kau soal dia?" Yushi berbalik, berjalan cepat meninggalkan hantu itu yang makin kesal.

Yeonjun menghela napas dan mengikuti Yushi. "Menyebalkan. Pantas saja aku ingin membunuhnya," gumamnya.

Yushi menoleh sebentar ke belakang, melihat Yeonjun masih mengikutinya, lalu tersenyum kecil.

Saat tiba di depan kelas, Yushi berhenti dan berbalik menghadap Yeonjun.

"Ada apa? Kenapa melihatku begitu?" tanya Yeonjun yang masih dirasuki.

Cup!

Sebuah kecupan kilat mendarat di pipi Yeonjun.

"Kenapa kau menciumku?

"Aku mencium Yeonjun Hyung, bukan kau," jawab Yushi ketus. Ia masuk ke kelasnya, meninggalkan Yeonjun yang terdiam di koridor.

Di dalam kelas, Yushi duduk dan diam-diam mengeluarkan pisau lipat dari dalam tasnya.

Ia menatap benda itu lekat-lekat. Sebuah pisau lipat dengan nama yang terukir di gagangnya, mengingatkannya akan kenangan masa lalu.

Flashback

Yushi, anak baru yang baru pindah ke Korea, selalu pulang dengan wajah lebam. Ia sering dipukuli karena tak paham bahasa mereka.

Di ayunan sekolah, ia duduk menangis sendirian. Ayahnya tak pernah peduli. Malah menyebutnya lemah.

“Yushi!”

Yushi mengangkat wajahnya ketika seseorang memanggilnya. Sang kakak datang dengan senyuman yang ceria, ia duduk di sebelah Yushi kemudian mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

Yushi menerima benda itu, sebuah pisau lipat dengan namanya yang terukir di gagangnya. Ia menatap sang kakak tak mengerti.

"Untuk apa, Kak?"

"Kalau ada yang menjahatimu lagi, ancam saja dengan pisau itu! Tapi jangan sakiti mereka, kau hanya perlu membuat mereka takut," tutur Beomgyu dalam bahasa jepang. Ia sengaja mempelajari bahasa sang adik agar bisa lebih dekat dengannya.

"Terima kasih." Senyum Yushi kembali, ia mencium kilat pipi Beomgyu kemudian memeluknya erat.

Flashback Off

“Hyung... apa aku juga salah satu dari mereka?” gumamnya.

Ia membuka buku catatan dan mulai menulis satu per satu nama orang yang ada di malam itu. Malam kematian Choi Beomgyu.

---

Di tempat lain, Sungchan dan Jeno membolos sekolah. Mereka datang ke area sekitar gedung SMP tempat kejadian tempo dulu. Menyelidiki toko-toko dan bangunan sekitar, mencari rekaman CCTV.

Namun hasilnya nihil. Semua rekaman rusak, hilang, atau sudah terhapus.

Sungchan keluar dari sebuah toko dan menghampiri Jeno. “Kau dapat sesuatu?”

Jeno menggeleng. “Kau?”

“Tidak. Semuanya sama.”

Keduanya menatap gedung sekolah di depan mereka.

“Aneh. Rasanya ini bukan kecelakaan biasa,” gumam Jeno.

Sungchan mengangguk. Matanya menangkap box telepon jadul di sudut gedung. Ada kamera CCTV di sana.

“Untuk setiap kejahatan, pasti ada bukti yang tertinggal.” Ia bergegas ke sana.

“Jeno! CCTV-nya masih nyala!”

Namun baru saja ia menoleh, matanya melebar. Tiga pria bertopeng membekap Jeno, lalu menyeretnya ke mobil.

“YAKK! Lepaskan temanku!!” teriak Sungchan sambil berlari.

Mobil itu melaju. Sungchan mengeluarkan ponsel, ingin menelpon polisi.

“Percuma,” ucap suara dari belakang.

Ia berbalik. Seorang pria berjaket hitam berdiri di sana.

“Siapa kau?”

“Polisi tunduk pada keluarga Tokuno. Jika kau campur tangan, kau hanya akan mati,” jawab pria itu, lalu membalikkan badan.

“Ikut aku!”

Sungchan ragu, tapi mengikuti pria itu. Mereka melewati gang-gang sepi hingga tiba di sebuah rumah tua.

Di dalamnya, tergantung foto-foto Beomgyu dan keluarga Yushi.

“Aku sudah lama menyelidiki kematian Beomgyu. Tapi petunjuk yang kudapat sangat sedikit,” ucap pria itu. Ia mempersilakan Sungchan untuk duduk di kursi kayu.

"Apa hubungan paman dengan mereka? Kenapa paman menyelidiki kematian Beomgyu?"

“Aku hanya pria miskin yang menyesal membiarkan anakku ikut ibunya saat bercerai.”

Sungchan tercengang. “Paman... ayah kandung Beomgyu?”

Pria itu mengangguk. “Ibunya terobsesi menjadi orang kaya. Dia meninggalkanku, menggoda atasannya. Kupikir anakku akan bahagia. Nyatanya tidak.”

“Apa saja petunjuk yang paman temukan?”

“Semua rekaman CCTV sudah terhapus, termasuk di box telepon. Tapi aku bertemu gelandangan yang bilang, mobil yang menabrak Beomgyu sebelumnya terparkir di persimpangan dekat sekolah. Namun si pengemudi melajukannya dengan cepat saat Beomgyu berada di tengah jalan."

"Itu artinya...pembunuhan terencana?"

Pria itu mengangguk, lalu mengeluarkan majalah. “Sebulan setelah anakku meninggal, keluarga Tokuno mulai pembangunan besar-besaran. Mereka mendirikan rumah sakit di beberapa wilayah."

"Dan keempat investor pembangunan itu adalah Choi Soobin, direktur perusahan farmasi. Park Hansuk, pemilik perhotelan mewah. Han ilsung, direktur pariwisata dan Kang Yujoong, pemilik departement store di beberapa negara. Dan kau tahu, apa kesamaan mereka?"

“Apa?”

“Mereka semua... punya ketertarikan pada sesama jenis.”

Sungchan membeku, tak sanggup berkata. Ia membayangkan betapa sakitnya Beomgyu.

“Anakku... dijadikan tumbal,” lirih pria itu.

---

Seperti biasa, waktu istirahat akan Yeonjun habiskan di perpustakaan bersama sang kekasih. Keduanya tampak membaca buku cerita.

"Yushi."

"Ya, Hyung?"

"Kapan kau membeli kamera itu?"

"Sehari setelah kita bertemu di pameran fotografi. Em, Hyung... maaf karena aku tak jujur padamu."

"Soal apa?"

"Sebenarnya, aku punya teman di sekolah yang sama dengan Hyung. Setelah aku membeli kamera itu, aku meminta temanku untuk memotretmu diam-diam di sekolah," tutur Yushi.

"Seperti apa temanmu?"

Yushi mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto seseorang.

"Hyung kenal?"

"Tidak, tapi Hyung bertemu dengannya beberapa kali di kantin." Yeonjun tersenyum lega. Ia menghilangkan berbagai pemikiran buruk tentang Yushi yang mungkin berkaitan dengan hantu yang selalu mengikutinya.

---

Saat bel pulang berbunyi, Sungchan berjalan cepat memasuki gedung SMA Yushi. Ia berjalan tergesa mencari keberadaan orang itu.

Langkahnya semakin cepat dan matanya menatap tajam ketika melihat Yushi bergandengan tangan dengan Yeonjun.

"Kita harus bicara," ucapnya sembari menarik tangan Yushi.

"Hyung! Lepas! Sakit," keluh Yushi, namun Sungchan enggan mendengarkannya.

"Siapa kau! Lepaskan dia!" titah Yeonjun sembari mengikuti langkah cepat Sungchan.

Sungchan membawa Yushi ke tempat yang sepi, kemudian melepas genggaman tangannya.

"Beritahu aku, ke mana orang-orangmu menculik Jeno?" tanya Sungchan penuh penekanan.

"Apa maksud, Hyung? Aku tak mengerti."

"Jangan berpura-pura bodoh! Aku tahu kau yang melakukannya. Kau menculik Jeno karena kami menyelidiki kecelakaan yang menimpa Beomgyu."

"Kalian melakukannya? Kalian tak mempercayaiku?"

"Ya." Sungchan beralih menatap Yeonjun.

"Choi Yeonjun, kau harus tahu! Beomgyu, penggemar rahasiamu di SMP, adalah kakak Yushi. Tapi Yushi menipumu." Tatapannya tajam, jelas ia ingin mengungkap semua yang telah Yushi lakukan pada Beomgyu.

"Bukan dia yang kau temui di pameran fotografi, tapi Beomgyu. Beomgyu juga mengalami kecelakaan dan lumpuh karenanya. Itu sebabnya dia tak pernah datang ke taman." Sungchan menarik napas, sementara Yushi tampak seperti ingin menangis.

"Hyung..." lirih Yushi sembari menggenggam erat tangan Sungchan. Tatapannya memohon. Tapi Sungchan segera menepis tangannya.

"Dan foto-foto yang kau maksud, semuanya diambil oleh Beomgyu. Aku dan temanku yang membelikan dia kamera itu," tutur Sungchan pelan. Ia tahu benar, Yeonjun adalah kelemahan Yushi. Jadi ia ingin mengacaukan Yushi terlebih dulu.

"Lalu, memangnya kenapa?" tanya Yeonjun, yang membuat Sungchan terkejut.

"Sadarlah! Dia sudah menipumu. Dia tak mencintaimu. Dia hanya ingin balas dendam pada Beomgyu dengan cara merebutmu." Sungchan menyentuh kedua bahu Yeonjun, berusaha meyakinkannya.

Yeonjun tersenyum sinis, kemudian melepas paksa tangan Sungchan. "Aku tak peduli. Beomgyu atau siapa pun itu. Aku hanya tahu, aku mencintai Yushi."

"Ayo!" Ia meraih tangan Yushi dan segera membawanya pergi.

"Arghh! Sial!" Sungchan mengacak rambutnya, frustrasi.

---

Di tempat lain, Jeno dipaksa masuk ke sebuah ruangan. Ia didudukkan di kursi dengan kedua tangan dan kaki diikat, serta dipakaikan kain hitam yang menutupi seluruh kepalanya.

Seseorang mendekat dan membuka penutup kepalanya. Jeno mengerjap, matanya melebar melihat sosok di hadapannya.

"Kau... masih hidup?" ucapnya dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

96K 14.8K 33
Ketika Yeonjun mencari siapa sosok pembunuh yang berkeliaran di kampusnya, tanpa tau bahwa teman sekelasnya sendirilah yang melakukannya. ©2021
51.1K 2.9K 30
Pernah gak dibully disekolah hanya karena kamu pintar? Ya itulah yang dirasakan oleh Choi Beomgyu, Ayahnya telah tiada sejak ia berada di SMP membuat...
36.3K 1.7K 25
Yeonjun adalah seorang maha siswa biasa yang tidak sengaja bertemu dengan Soobin, yang mungkin akan jadi pendamping hidupnya. Tetapi diantara kedeka...
1.2K 96 8
"Kalo sekarang gimana? Udah mulai suka sama kakak?" Ini tentang Choi Yeonjun yang sekarang lagi gencar banget ngejar adek kelas nya yang mirip banget...