抖阴社区

CHAPTER 18 - Gundah yang Tak Berarah

2.9K 191 1
                                        

Senyum menghiasi bibir Barata ketika ia mengingat lagi pertemuannya dengan Azalea di seminar kemarin. Ia menggantikan Ilham, rekannya, sebagai narasumber seminar itu. Tak disangkanya ia akan bertemu dengan Azalea lagi dan berhasil mendapat nomor ponsel gadis itu. Walaupun mungkin kemarin ia terlihat seperti sales kejar target yang ngoyo menawarkan kelas, ia tak peduli.

Kelas yang diadakan Barata itu sebenarnya adalah kelas untuk kalangan pebisnis profesional, bukan untuk orang awam atau yang baru memulai bisnis. Tapi ia memang ada rencana membuat kelas IT untuk pemula atau pegiat UMKM, hanya saja masih tertunda karena jadwal kerjanya yang padat. Tapi agar Azalea bisa masuk kelasnya, ia akan mengadakan kelas itu lebih cepat. Lagi pula, persiapan kelas itu memang sudah matang. Ia hanya tinggal meminta asistennya untuk mengatur jadwal kelas dan membantunya menyiapkan materi.

Barata menghentikan lamunannya ketika ia sudah sampai di coffee shop yang ia tuju untuk menemui seseorang. Setelah memarkirkan mobilnya, ia segera memasuki coffee shop bernuansa retro itu. Coffee shop itu tak terlalu luas sehingga ia dengan mudah menemukan seorang wanita yang telah menunggunya. Ia pun berjalan mendekati meja wanita itu setelah memesan kopi dan pancake terlebih dahulu.

"Kenapa melamun, Bu Ilona?" sapa Barata.

Ilona yang sedang merenung menatap keluar jendela kaca tersentak, kemudian tersenyum menatap Barata.

"Kamu, Bar." Ilona lalu menunjuk kursi di depan mejanya mempersilakan Barata duduk.

"Maaf lama, ya. Alasan klise, macet." Barata tertawa kecil.

Ilona balas tertawa. "It's okay. Belum lama, kok. Kamu sudah pesan?"

Barata mengangguk. Tak lama espresso dan pancake pesanannya datang. Ilona sendiri tadi memesan americano dan sudah setengah dihabiskannya.

"Kamu enggak makan?" tanya Barata sambil mengunyah pancake-nya.

Ilona menggeleng.

"Diet?"

"Nope," jawab Ilona. "Lagi enggak selera saja. Lagian sudah makan kok tadi."

Selanjutnya mereka membicarakan pekerjaan seperti tujuan utama mereka bertemu. Ilona merasa perlu penyesuaian lagi setelah dua tahun tidak berada di Indonesia dan dalam kurun waktu itu perkembangan bisnis dan IT di Indonesia sangat pesat. Ilona ingin mengetahui perkembangan itu secara detail dari Barata dibanding dua tahun lalu sebelum ia ke Sydney. Barata juga bertanya bertanya banyak tentang pengalaman Ilona di Sydney dan apakah ada yang mungkin bisa diterapkan di Luminiferous Tech.

Setelah berbicara tentang pekerjaan, obrolan mereka beralih ke hal-hal personal. Sejak tadi Ilona ingin menanyakan pendapat Barata tentang suatu hal tapi ia ragu. Namun akhirnya ia tanyakan juga.

"Bara," panggil Ilona pelan.

Barata menatap Ilona.

"Menurut kamu, salah enggak kalau saya pengen balikan sama mantan?" tanya Ilona dengan suara parau.

Barata terdiam sejenak sebelum menjawab, "Ya, kalau kalian berdua masih punya perasaan yang sama, why not?"

Ilona memandangi Barata dan berpikir kalau kira-kira pertanyaannya "Salahkah kalau ingin balikan sama mantan yang sudah menikah?", apakah jawaban Bara akan tetap sama? Tapi Ilona memutuskan untuk tak menanyakan itu. Ia membuang kembali pandangannya ke luar jendela.

Ilona yakin Barata akan menjawab bahwa tentu saja salah jika ingin kembali pada mantan yang sudah menikah. Bukankah itu jawaban semua orang? Tidak ada yang membenarkan keputusan seseorang untuk kembali pada mantan pacar yang sudah terikat dalam pernikahan, bukan? Ilona bertopang pada dagunya, terlarut dalam kegundahannya.

Senandung Azalea (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang