抖阴社区

25. Bagaimana Jika ...

11.4K 997 17
                                        

Lumayan panjang
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebenarnya, jauh sebelum tragedi berita tentang Bian yang rupanya adalah hasil sabotase tersebar luas ke publik, hubungan ketiganya bisa dibilang sangat dekat. June yang ditinggal keluarganya keluar kota, Bobby yang memutuskan meninggalkan rumah karena alasan yang cowok itu sengaja buat untuk membikin ibu tirinya murka, dan juga Bian, tak ada alasan lagi untuknya berada di rumah.

Seperti persahabatan pada umumnya, dulu ... mereka punya tempat favorit yang sering banget dikunjungi hanya bertiga.

Ada sebuah bukit yang punya pemandangan serupa Labuan Bajo di tepi utara kota yang berhadapan langsung dengan lautan. Bukan tempat rahasia sebenarnya. Karena cukup sering mereka ketahui ada beberapa pengunjung yang datang. Hanya saja ... mungkin tempat ini masih kalah bagus dengan tempat wisata lain di Indonesia.

Bian baru saja menginjakkan kakinya di atas rumput ilalang setinggi paha orang dewasa ketika mobil mereka selesai diparkirkan di tepi jalan kecil yang ada di kaki bukit. Kali ini, bukan hanya ia, Bobby dan June. Namun juga ada Linka, Jenny, Arif serta Harka yang baru saja sampai.

Cowok itu berjalan menghampiri Bobby yang sudah terlebih dahulu berjalan ke puncak bukit yang terbilang jauh lebih tinggi dibanding lokasi mobil mereka diparkirkan. Cowok itu menghela napas sambil memasukkan tangannya di saku jaket ketika sampai di samping Bobby yang tengah memejamkan mata sambil menikmati angin sore, dan pemandangan air laut.

Dari atas sini, terlihat June tengah menurunkan dua buah sepeda dari atas mobil pick up yang mereka kendarai. Sedangkan Linka serta ketiga lainnya berada di sisi lain puncak bukit yang agak landai mempersiapkan berbagai perlengkapan bakar-bakaran selayaknya hendak memulai perkemahan. Meskipun tujuan mereka hanyalah menikmati sunset sambil bernostalgia.

"Gue udah lama banget nggak ke sini." Bian tiba- berujar, membuat Bobby menoleh dengan senyum khas yang membuat kedua matanya menyipit seketika.

"Itu sih lo ya, gue mah kesini tiap sore ama June."

"Ngapain?" tanya Bian.

"Menurut lo?" Bobby belum sempat menjawab, ketika suara langkah kaki dan pedal sepeda terdengar dari belakang keduanya. Terlihat, June tengah menuntun dua buah sepeda di sisi kanan dan kiri tubuhnya mendekati mereka.

Cowok itu memberikan salah satunya pada Bobby, lalu menoleh pada Bian. "Mau ikut?"

Bian menggeleng. "Sepedanya cuma dua."

"Yaudah, lo liat nih siapa yang paling cepet bisa nurunin bukit ini ke pantai sana." Bobby menunjuk ke arah pantai yang ada di bawah mereka.

"Ck, liat aja nanti." June bersiap menaiki sepeda. Lantas Bobby pun mengikutinya dengan seringai yang mengisyaratkan bahwa cowok itu berambisi untuk memenangkan balapan kali ini.

"Ready ..."

"Go!"

Bian memperhatikan keduanya yang sama-sama langsung mengayuh pedal sepeda menuruni jalan setapak ke bawah bukit dengan begitu cepat. Bobby nampak benar-benar ingin menang melawan June. Terbukti dengan cowok itu yang tak peduli jika dirinya bisa saja jatuh terguling di atas rumput yang dapat memicu cidera atau bahkan patah tulang jika sampai terjadi.

Bian hanya bisa menahan tawa, lalu menoleh ke belakang ketika merasa hidungnya menangkap aroma jagung bakar yang khas di sana.

Bian mengangkat alisnya, lalu berjalan mendekat.

"Bakar jagung?" Bian bertanya. Membuat orang-orang di sana menjawab dengan anggukan.

Linka yang kebetulan ada di sampingnya mengambil satu buah jagung, dan menawarkannya pada Bian.

Finding Daddy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang