抖阴社区

25. Bagaimana Jika ...

Mulai dari awal
                                        

Bian menerimanya, lalu tersenyum. "Makasih." Dan langsung menggigit salah satu sisinya tanpa banyak bicara.

Bian melirik Linka yang memperhatikannya, lalu cowok itu mengusap bibirnya yang terasa berminyak akibat lelehan mentega. "Duduk sana yuk?"

Linka sempat terdiam untuk beberapa saat, sampai cewek itu tak sengaja bertatapan dengan Harka yang menyunggingkan senyum jail di samping Jenny yang juga tak kalah membuatnya salah tingkah.

"O--oke."

Bian mempersilahkan Linka berjalan mendahuluinya, cewek itu duduk di atas rerumputan sambil menekuk kedua kaki. Bian mengikutinya, lantas keduanya masih sama-sama terdiam sambil menikmati sisa jagung bakar di tangan masing-masing.

Sampai ketika keduanya melempar bonggol jagung secara bersamaan, lalu saling bertatapan. Tanpa aba-aba, Linka tertawa, membuat Bian yang melihatnya juga ikut tertawa.

"Kok bisa barengan sih?" Linka bertanya entah pada siapa disela tawanya yang mulai mereda.

"Mungkin, karena jagungnya habisnya barengan?"

Benar, tapi Linka jadi sedikit kesal mendengarnya.

Linka menghela napas, memilih mengambil alih percakapan selagi Bian masih terdiam dalam pikirannya.

"Lo bertahun-tahun ini ... hidup sama siapa?"

Bian tersenyum simpul, membiarkan angin senja menerbangkan anak-anak rambutnya. Linka tak bohong jika mengatakan bahwa Bian adalah orang yang sempurna, cewek itu bisa saja jatuh cinta bahkan sejak pertama kali mereka bertemu.

Bian dengan senyumnya yang khas dan suaranya yang lembut serta enak didengar. Hani benar-benar beruntung pernah dicintai oleh makhluk sepertinya.

"Awalnya sendiri, tapi gue punya satu teman yang ... berkat dia gue masih hidup sampe sekarang."

"Takdir Tuhan emang nggak pernah salah ya."

"Kalian masih mau nerima gue."

Linka meletakkan kedua tangannya di belakang punggung sebagai penyangga ketika cewek itu hendak menselonjorkan kakinya.

"Kenapa enggak? Kita tau kalo lo nggak salah apa-apa."

Tanpa menoleh Bian memejamkan matanya. "Makasih."

Linka tersenyum, menatap Bian dari samping tanpa cowok itu sadari.

"Berduaan gini ... gue jadi kepikiran mantan."

Bian menoleh dengan wajah terkejut. "Lo punya mantan?"

"Punya lah!"

Cowok itu terkekeh, merasa senang ketika melihat reaksi Linka barusan. "Kenapa sampe putus, siapa yang mutusin?"

"Dia, gue diselingkuhin. Tapi dia nggak mau keliatan salah. Padahal ya ... dengan ngelak pake berbagai alasan pun tetep kelihatan brengseknya." Linka menghela napas, terlihat sedih ketika menceritakan kisah masa lalunya.

Lantas cewek itu menggeleng, berusaha menghilangkan pikiran-pikiran yang terus-menerus dibayangi oleh masa lalu. "Tapi ya mau gimana, udah masa lalu juga."

Kini beralih Bian yang menatap Linka dari samping, cewek itu tampak manis dengan rambut pendeknya yang dikepang menjadi dua. Dari dulu Linka memang secantik itu, hanya saja Tuhan justru mempertemukan Hani terlebih dahulu dalam hidup Bian.

"Linka," panggil Bian.

"Hm?"

"Kalo lo dikasih kesempatan buat jatuh cinta lagi selain ke mantan lo, lo mau jatuh cinta ke siapa?"

Finding Daddy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang