Kehidupan seorang gadis bernama Aurel berubah setelah dirinya kembali bersekolah di Jakarta. Sejak dia tinggal di Jakarta banyak sekali peristiwa yang membuat dirinya ketakutan, dimulai dari banyaknya siswa dibunuh serta terror yang menghantuinya se...
Jika ada penulisan kata yang salah mohon maaf. Jika ada yang membuat kalian bingung atau tak mengerti silahkan tanya di kolom komentar.
Maaf bila ada banyak kesalahan dalam penulisan.
HAPPY READING!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▪︎▪︎▪︎
Clara dan Geraldi baru sampai di kantor polisi, keduanya berjalan bersebelahan. Dari ujung lorong sana pintu terbuka menampilkan sosok Ferdi yang berlari kecil membawa flashdisk dilengannya. "Bu Clara, saya sudah memeriksa CCTV," katanya setelah menghampiri Clara.
Mereka masuk kedalam ruang kerja, Geraldi menyiapkan laptopnya serta memutar rekaman CCTV. Ketiganya menonton rekaman tersebut dengan seksama. Rekaman itu menampilkan saat petugas penjaga gerbang diserang.
"Geraldi, tolong bandingkan rekaman ini dengan rekaman di rumah sakit saat Fajar melakukan aksinya." Pria itu menuruti perkataan atasannya. "Setelah diperhatikan lebih baik lagi, keduanya memang orang yang berbeda. Dari pakaian dan tinggi badan yang membuat keduanya terlihat jelas bukan orang yang sama."
"Yang ada dipikiran saya sekarang, apa mereka bekerja sama untuk membunuh Devan? Tapi kalau iya, kenapa Fajar dibunuh olehnya? Karena orang itu beranggapan bahwa Fajar bisa menyebarkan informasi tentang dirinya," tambah Clara.
"Tapi kita belum punya bukti yang menjelaskan bahwa mereka benar-benar bekerja sama," ujar Ferdi.
Tok tok tok
Seorang polisi berseragam masuk kedalam ruangan membuat mereka menengok. "Pak Ferdi, saya sudah memeriksa ponsel tersebut. Tak banyak yang begitu dicurigakan kecuali salah satu pesan, semua data-datanya sudah saya kumpulkan disini." Polisi tersebut memberikan berlembar-lembar kertas pada Ferdi. "Yang saya maksudkan tadi, saya taruh di lembar paling atas. Saya permisi."
"Terima kasih," ucap Ferdi. Ketiganya langsung membaca tulisan-tulisan di kertas tersebut.
+62812738982xx
Kamar tulip no. 6, lantai 3, Rumah Sakit Cempaka, Jakarta.
Itu adalah tempat dimana Devan dirawat. Ini kesempatan bagus buat lo untuk balas dendam.
Maksudnya? Lo siapa?
Lo gak perlu tau siapa gua, yang jelas gua tau kalau lo punya perasaan benci sama Devan, sekarang giliran lo untuk menghabisinya.
Giliran gua? Berarti sebelumnya giliran lo, jangan-jangan lo yang udah bikin dia sekarat? Dan gimana lo bisa tau kalau gua benci sama dia? Lo kenal gua?
Gak usah banyak tanya. Lo harus hati-hati, karena kemungkinan besar disana bakal ada beberapa petugas. Cari waktu yang bagus, jangan asal-asalan.