抖阴社区

39. Denial

7.7K 1.1K 131
                                        

"Dasar GILA!" Ucap Krystal memukuli lengan Lisa berkali-kali.

Mereka baru saja sampai kembali ke Barak setelah melakukan penggeledahan di pesisir hutan. Mengingat akan ada beberapa Dokter relawan yang datang besok, para Pasukan itu mulai menyusuri hutan untuk mengamankan satu-satunya akses Bandara menuju Barak.

Siapa yang menyangka jika beberapa orang menyerang mereka, Krystal sudah menyuruh pasukan lain untuk mundur tapi Lisa justru maju seorang diri hanya dibekali senjata dengan peluru yang tersisah.

"Memangnya kau fikir nyawa mu ada berapa? 9 seperti kucing, huh?!" Pekik Krystal lagi kembali memukul lengan Adik sepupunya itu.

Sebenarnya Krystal tak benar-benar marah, tapi di satu sisi ia tak bisa meluapkan rasa khawatirnya pada Lisa yang memiliki sifat dingin dan menyebalkan.

"Ck, tak usah berlebihan!" Protes Lisa dengan kedua tangan menahan Kakak sepupunya itu agar berhenti memukulinya.

"Kau mau mati mudah? Lelah hidup, iya?"

Lisa yang awalnya hendak meninggalkan Krystal justru berbalik membalas tatapan tajam itu "Jika iya, kenapa?"

Bungsu Jin Goo itu terdiam, sedikt terkejut dengan jawaban yang Lisa berikan kepadanya "Jika aku ingin mati, lalu kenapa?"

"Kau tau? Orang yang ingin sekali mati justru akan mati paling belakangan." Tutur Krystal tiba-tiba.

"Aku pernah membaca kutipan seperti itu. Kebanyakan orang yang ingin sekali mati justru hanya ingin lari dari masalahnya di dunia."

"Itu benar." Lisa menjawab dalam hati. Katakan dia pengecut karena ingin lari dari masalahnya. Ia ingin pergi jauh dari keluarganya yang kini semakin terasa mencekiknya, membelitkan rantai itu pada kaki dan tangannya agar tak melalukan apapun.

Terus di kontrol dan di pantau layaknya boneka kayu dengan Joongki sebagai sang pengendali benang. Lisa muak dengan hidupnya, bahkan kini dengan begitu egoisnya Jennie ingin menyusulnya ke Afganistan dan berniat menjaganya.

"Aku tidak sabar ingin bertemu Irene Eonni besok. Walau ku akui kami sering bertengkar, tapi dia adalah orang yang paling ku rindukan saat jauh dari Rumah."

Rumah, ya? Bahkan sampai detik ini pun rasanya Lisa masih belum menemukan siapa yang pantas ia panggil sebagai Rumah baginya, atau memang hanyalah Tuhan Rumahnya?

"Cepat masuk sebelum ku seret Song Lisa!" Teriak Krystal yang langsung dituruti oleh gadis berponi itu.

****

Keluarga kecil Song itu telah sampai di Bandara pada pukul 6 pagi, menemani Jennie yang beberapa saat lagi hendak pergi menuju Afganistan.

Jennie melirik ke arah Jisoo yang selama 2 hari ini sama sekali tidak menegurnya dan selalu menghindar.

"Kau yakin ingin tetap pergi sayang?" Tanya Hyekyo menatap Jennie prihatin.

"Nde, Eomma. Aku juga ingin mencari pengalaman di sana. Doakan aku, ya?" Wanita Song itu mengangguk cepat dan menggenggam tangan putrinya itu erat.

"Eonni~ aku juga ingin ikut. Aku tau kau dan Lisa pasti sudah merencanakan sesuatu kan? Kalian pasti akan menghabiskan waktu bersama di sana, kan?"

Jennie tersenyum manis, tangannya terangkat mengusap surai Rosé yang nampak terisak "Aniyo, aku berencana membawanya pulang."

Joongki mendongak menatap putri keduanya itu dengan perasaan tak menentu "Aku janji. Kita akan kumpul bersama lagi nanti."

Live In Uniform ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang