抖阴社区

Chapter 10

403 51 1
                                        

Menggodanya? Menyenangkan!

***

Aku mungkin belum mencintainya, tapi aku tetap menerimanya. Walaupun diawali dengan hal yang menegangkan dan menakutkan, pada akhirnya semuanya bisa tersenyum melihat pernikahan ini terjadi. Aku menerimanya, aku akan belajar mencintainya, aku memang tertarik padanya. Apa ini efek karena jiwaku terhubung dengan tubuh Dyah Pitaloka yang diceritakan sejarah?

Kami telah melaksanakan pernikahan dan aku sudah tinggal di istana Majapahit. Aku akan diresmikan menjadi permaisuri lima hari lagi. Aku harus tetap menunggu.

"Paduka."

Aku masih belum terbiasa dengan panggilan itu. Dalam lima tahun aku dipanggil dengan sebutan Tuan Putri kemudian Nyai Putri, sehingga belum terbiasa dengan panggilan baruku. Aku di duniaku asli Bandung jadi tidak terbiasa.

"Ya?"

"Pagi ini sarapan bersama keluarga besar. Baginda akan menjemput Paduka."

Dayangku di sini bernama Astutiningtyas, umurnya 4 tahun lebih tua dariku. Ia juga berbaik hati seperti Damayanti. Ah, sayang sekali aku tidak bisa membawa Damayanti ke sini. Aku harus mengirim surat untuknya.

Tok, tok, tok.

"Ini aku," ucap seseorang. Pasti Hayam Wuruk.

Aku bangkit dari dudukku. Astuti terkejut karena aku tiba-tiba berdiri. Aku memegangi bagian dada kiri atasku. Jantungku memompa dengan cepat. Astuti menampakkan wajah paniknya. Aku tidak dapat berbicara.

"Paduka, ada apa?" tanyanya penuh khawatir.

"Adinda," panggil Hayam Wuruk.

Anjir.

Jantung gue deg-degan. Gimana ini?

Eh, gue kenapa sih? Kayak salting gitu deh.

Ini gamau berhenti terus.

Bentar, kalo berhenti gue mati dong.

Nggak, bukan itu maksud gue!

AAAAAAAH! KENAPA GUE MALU BANGET KETEMU DIA SIH?!

BRAK!

"Ada apa ini?" tanya Hayam Wuruk penuh cemas.

Aku menatap kedatangan Hayam Wuruk. Jantungku semakin berdebar. Astuti kebingungan dengan tingkahku yang tiba-tiba membuatnya khawatir. Hayam Wuruk menarik bahuku dan mensejajarkan wajahku dengannya.

"Jangan membuatku takut, Adinda," ucapnya.

Aku masih memegangi jantungku. Tidak bisa berkata!

Saling bet gue.

Eh gue bisa juga salting gini ya. Gue kan jomblo sejak lahir.

"Kau sakit? Mau aku panggilkan tabib?" tanyanya khawatir. "Jawab aku! Kenapa hanya diam saja."

"Jantungku ...," jawabku sambil menunjuknya.

Change The History [Revision] ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang